Efek Blog

Friday 30 May 2014

Pengobatan Alternatif Kehamilan Lewat Waktu (Pregnancy Late Delivery)

Kelahiran Terlambat - Kehamilan Serotinus - Prolonged Pregnancy 
  1.  Suatu kondisi di mana perempuan hamil melebihi 42 minggu sejak saat terjadinya pembuahan di dalam rahimnya. Usia kehamilan dianggap normal jika persalinan terjadi dalam usia kehamilan 38-42 minggu. Jika lebih, maka kehamilan dianggap melewati waktu dan dapat membahayakan baik ibu maupun janin.
  2. Kehamilan yang melewati 294 hari atau 42 minggu lengkap dihitung dari hari pertama haid terakhir menurut rumus Neagle dengan siklus haid rata-rata 28 hari dan belum terjadi persalinan. Kehamilan lewat waktu merupakan salah satu kehamilan yang beresiko tinggi, di mana dapat terjadi komplikasi pada ibu dan janin. Diagnosis usia kehamilan lebih dari 42 minggu didapatkan dari perhitungan usia kehamilan, seperti rumus Neagle atau dengan tinggi fundus uteri serial.
  • Seronitus/postterm adalah kehamilan lebih dari 42 minggu dengan berdasarkan perhitungan kehamilan dengan HPHT dan belum terjadi persalinan.
  • Aterm adalah kehamilan 38-42 minggu (periode persalina normal).
  • Postmatur adalah penggambaran janin yang memperlihatkan adanya kelainan akibat kehamilan yang berlangsung lebih dari yang seharusnya (seronitus)
Insidensi Kelahiran Terlambat

Angka kejadian kehamilan lewat waktu kira-kira 10%, bervariasi antara 3,5-145. Data statistic menunjukkan, angka kematian dalam kehamilan lewat waktu lebih tinggi ketimbang dalam kehamilan cukup bulan, di mana angka kematian kehamilan lewat waktu

Penyebab Kelahiran Lewat Waktu

Etiologi belum diketahui secara pasti namun faktor yang dikemukaan adalah hormonal, yaitu kadar progesterone tidak cepat turun walaupun kehamilan telah cukup bulan sehingga kepekaan uterus terhadap oksitosin berkurang. Factor lain seperti herediter, karena postmaturitas sering dijumpai pada suatu keluarga tertentu.

Menjelang persalinan terdapat penurunan progesterone, peningkatan oksitosin tubuh dan reseptor terhadap oksitosin sehingga otot rahim semakin sensitive terhadap rangsangan. Pada kehamilan lewat waktu terjadi sebaliknya, otot rahim tidak sensitive terhadap rangsangan, karena ketegangan psikologis atau kelainan pada rahim.
Factor hormonal yaitu kadar progesterone tidak cepat turun walaupun kehamilan telah cukup bulan, sehingga kepekaan uterus terhadap oksitosin berkurang. Factor lain adalah hereditas, karena post matur sering dijumpai pada suatu keluarga tertentu.
Fungsi plasenta memuncak pada usia kehamilan 38-42 minggu, kemudain menurun setelah 42 minggu, terlihat dari menurunnya kadar estrogen dan laktogen plasenta. Terjadi juga spasma arteri spiralis plasenta. Akibatnya dapat terjadi gangguan suplai oksigen dan nutrisi untuk hidup dan tumbuh kembang janinintrauterin. Sirkulasi uteroplasenta berkurang sampai 50%. Volume air ketuban juga berkurang karena mulai terjadi absorpsi. Keadaan-keadaan ini merupakan kondisi ini merupakan kondisi yang tidak baik untuk janin. Risiko kematian perinatal pada bayi postmatur cukup tinggi, yaitu 30% prepartum, 55% intrapartum, dan 15% postpartum.

Beberapa faktor penyebab kehamilan lewat waktu adalah sebagai berikut :
  • Kesalahan dalam penanggalan, merupakan penyebab yang paling sering.
  • Tidak diketahui.
  • Primigravida (ibu hamil yang pertama kali) dan riwayat kehamilan lewat bulan.
  • Defisiensi sulfatase plasenta atau anensefalus (cacat bawaan : tidak ada kubah tengkorak kepala bayi), merupakan penyebab yang jarang terjadi.
  • Jenis kelamin janin laki-laki juga merupakan predisposisi.
  • Faktor genetik juga dapat memainkan peran. 
Sebab Terjadinya Kehamilan Post Term : 
 
Seperti halnya teori bagaimana terjadinya persalinan, sampai saat ini sebab terjadinya kehamilan postterm sebagai akibat gangguan terhadap timbulnya persalinan. Beberapa teori diajukan antara lain sebagai berikut :
  1. Pengaruh Hormon Progesteron - Penurunan hormon progesteron dalam kehamilan dipercaya merupakan kejadian perubahan endokrin yang penting dalam memacu proses biomolekuler pada persalinan dan meningkatkan sensitivitas uterus terhadap oksitosin, sehingga beberapa penulis menduga bahwa terjadinya postterm adalah karena masih berlangsungnya pengaruh progesterone.
  2. Teori Oxitocyn - Pemakaian oksitosin untuk induksi persalinan pada kehamilan postterm member kesan atau dipercaya bahwa oksitosin secara fsikologis memegang peranan penting dalam menimbulkan persalinan dan pelepasan oksitosin dari neurohipofisis ibu hamil yang kurang pada usia kehamilan lanjut diduga sebagai salah satu faktor penyebab kehamilan possterm.
  3. Teori Kortisol/ ACTH Janin - Dalam teori ini diajukan bahwa “pemberi tanda” untuk dimulainya persalinan adalah janin, diduga akibat peningkatan tiba-tiba kadar kortisol plasma janin. Kortisol janin akan mempengaruhi plasenta sehingga produksi progesterone berkurang dan memperbesar sekresi estrogen, selanjutnya berpengaruh terhadap meningkatnya produksi prostaglandin. Pada cacat bawaan janin seperti anensefalus, hipoplasia adrenal janin, dan tidak adanyakelenjar hipofisis pada janin akan menyebabkan kortisol janin tidak diproduksi dengan baik sehingga kehamilan dapat berlangsung lewat bulan.
  4. Syaraf Uterus (Rahim) - Tekanan pada ganglion servikalis pada pleksus Frankenhauser akan membangkitkan kontraksi uterus. Pada keadaan di mana tidak ada tekanan pada pleksus ini, seperti pada kelainan letak, tali pusat pendek dan bagian bawah masih tinggi kesemuanya diduga sebagai penyebab terjadinya kehamilan postterm.
  5. Herediter (Riwayat Keturunan) - Beberapa penulis menyatakan bahwa seorang ibu yang mengalami kehamilan postterm mempunyai kecendrungan untuk melahirkan lewat bulan pada kehamilan berikutnya. Bilamana seorang ibu mengalami kehamilan postterm saat melahirkan anak perempuan, maka besar kemungkinan anak perempuannya akan mengalami kehamilan postterm.
Resiko Kehamilan Post Term

Kehamilan posterm mempunyai resiko lebih tinggi daripada kehamilan aterm, terutama terhadap kematian perinatal (antepartum, intrapartum, dan post partum) berkaitan dengan aspirasi mekonium dan asfiksia.

Resiko kehamilan lewat waktu antara lain adalah gangguan pertumbuhan janin, gawat janin, sampai kematian janin dalam rahim. Resiko gawat janin dapat terjadi 3 kali dari pada kehamilan aterm. Kulit janin akan menjadi keriput, lemak di bawah kulit menipis bahkan sampai hilang, lama-lama kulit janin dapat mengelupas dan mongering seperti kertas perkamen. Rambut dan kuku memanjang dan cairan ketuban berkurang sampai habis. Akibat kekurangan oksigen akan terjadi gawat janin yang menyebabkan janin buang air besar dalam rahim yang akan mewarnai cairan ketuban menjadi hijau pekat.

Pada saat janin lahirdapat terjadi aspirasi (cairan terisap ke dalam saluran napas) air ketuban yang dapat menimbulkan kumpulan gejala MAS (Meconeum Aspiration Syndrome). Keadaan ini dapat menyebabkan kematian janin. Komplikasi yang dapat mungkin terjadi pada bayi ialah suhu yang tidak stabil, hipoglikemia, polisitemia, dan kelainan neurologic. Oleh karena itu kehamilan posterm pada bayi mempunyai hubungan erat dengan :
  • Mortalitas.
  • Morbiditas perinatal.
  • Makrosomia.
Kehamilan lewat bulan dapat juga menyebabkan resiko pada ibu, antara lain distosia karena aksi uterus tidak terkoordinir, janin besar, dan moulding (moulage) kepala kurang. Sehingga sering dijumpai partus lama, kesalahan letak, inersia uteri, distosia bahu, dan pendarahan postpartum. Akibat kondisi tersebut mengakibatkan peningkaan tindakan obstetric seperti sectio caesaria (operasi).
Berbeda dengan angka kematian ibu yang cenderung menurun, kematian perinatal tampaknya masih menunjukkan angka yang cukup tingi, sehingga pemahaman dan penatalaksanaan yang tepat terhadap kehamilan postterm akan memberikan sumbangan besar dalam upaya menurunkan angka kematian, terutama kematian perinatal

Gejala Kehamilan Lewat Waktu (Manifestasi Klinis)
  1. Keadaan klinis yang dapat ditemukan ialah gerakan janin yang jarang, yaitu secara subyektif kurang dari 7kali/20 menit atau secara obyektif dengan KTG kurang dari 10 kali/20 menit.
  2. Air ketuban berkurang dengan atau tanpa pengapuran (klasifikasi) plasenta diketahui dengan pemeriksaan USG.
  3. Pada bayi akan ditemukan tanda-tanda lewat waktu yang terbagi menjadi :
    • Stadium I : Kulit kehilangan verniks kaseosa dan terjadi maserasi sehingga kulit kering, rapuh, dan mudah mengelupas.
    • Stadium II : Seperti stadium I disertai pewarnaan meconium (kehijauan) di kulit.
    • Stadium III : Seperti stadium I disertai pewarnaan kekuningan pada kuku, kulit dan tali pusat.
Diagnosis Kehamilan Post Term

Tidak jarang seorang dokter mengalami kesulitan dalam menentukan diagnosis kehamilan postterm karena diagnosis ini ditegakkan berdasarkan umur kehamilan, bukan terhadap kondisi kehamilan. Beberapa kasus yang dinyatakan sebagai kehamilan postterm merupakan kesalahan dalam menentukan umur kehamilan. Kasus kehamilan postterm tidak dapat ditegakkan secara pasti diperkirakan sebesar 22%

Diagnosis kehamilan lewat waktu biasanya dari perhitungan rumus Naegele setelah mempertimbangkan siklus haid dan keadaan klinis. Bila ada keraguan, maka pengukuran tinggi fundus uterus serial dengan sentimeter akan memberikan informasi mengenai usia gestasi lebih tepat. Keadaan klinis yang mungkin ditemukan ialah air ketuban yang berkurang dan gerakan janin yang jarang.

Dalam menentukan diagnosis kehamilan postterm di samping riwayat haid, sebaiknya dilihat pula hasil pemeriksaan antenatal. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam mendiagnosis kehamilan lewat waktu, antara lain :
  • HPHT jelas.
  • Dirasakan gerakan janin pada umur kehamilan 16-18 minggu.
  • Terdengar denyut jantung janin (normal 10-12 minggu dengan Doppler, dan 19-20 minggu dengan fetoskop).
  • Umur kehamilan yang sudah ditetapkan dengan USG pada umur kehamilan kurang dari atau sama dengan 20 minggu.
  • Tes kehamilan (urin) sudah positif dalam 6 minggu pertama telat haid.
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yaitu USG untuk menilai usia kehamilan, oligohidramnion, derajat maturitas plasenta. KTG untuk menilai ada atau tidaknya gawat janin. Pemeriksaan ini sangat penting dilakukan, seperti pemeriksaan berat badan ibu, diikuti kapan berkurangnya berat badan, lingkaran perut dan jumlahair ketuban. Pemeriksaan yang dilakukan seperti :
  1. Bila wanita hamil tidak tahu atau lupa dengan haid terakhir setelah persalinan yang lalu, dan ibu menjadi hamil maka ibu harus memeriksakan kehamilannya dengan teratur, dapat diikuti fundus uteri, mulainya gerakan janin dan besarnya janin dapat membantu diagnosis.
  2. Pemeriksaan Ultrasonografi dilakukan untuk memeriksa ukuran diameter biparietal, gerakan janin dan jumlah air ketuban. Bila telah dilakukan pemeriksaan USG serial terutama sejak trimester pertama, maka hamper dapat dipastikan usia kehamilan. Sebaliknya pemeriksaan yang sesaat setelah trimester III sukar untuk memastikan usia kehamilan. Pemeriksaan Ultrasonografi pada kehamilan postterm tidak akurat untuk menentukan umur kehamilan. Tetapi untuk menentukan volume cairan amnion (AFI), ukuran janin, malformasi janin dan tingkat kematangan plasenta.
  3. Pemeriksaan berat badan ibu, dengan memantau kenaikan berat badan setiap kali periksa, terjadi penurunan atau kenaikan berat badan ibu.
  4. Pemeriksaan Amnioskopi dilakukan untuk melihat derajat kekeruhan air ketuban menurut warnanya yaitu bila keruh dan kehitaman berarti air ketuban bercampur meconium dan mengakibatkan gawat janin.
Kematangan serviks tidak bias dipakai untuk menentukan usia kehamilan.

Yang penting dalam menngani kehamilan lewat waktu yaitu menentukan keadaan janin, karena setiap keterlambatan akan menimbulkan seriko kegawatan. Penentuan keadaan janin yang dilakukan :
  • Tes Tekanan (Non Stress Test) - Bila memperoleh hasil non reaktif maka dilanjutkandengan tes tekanan oksitosin. Bila diperoleh hasil reaktif maka nilai spesifitas 98,8% menunjukkan kemungkinan besar janin baik.
  • Gerakan Janin - Gerakan janin dapat ditentukan secara subjektif \9normal rata-rata 7 kali/20 menit) atau secara objektif dengan tokografi (normal rata-rata 10 kali/20 menit), dapat juga ditentukan dengan USG. Penilaian banyaknya air ketuban secara kualitatif dengan USG (normal > 1cm/bidang) memberikan gambaran banyaknya air ketuban, bila ternyata oligohidramnion, maka kemungkinan telah terjadi kehamilan lewat waktu.
  • Amnioskopi - Bila ditemukan air ketuban yang banyak dan jernih mungkin keadaan masih baik. Sebaliknya air ketuban sedikit dan mengandung meconium akan mengalami resiko 33% asfiksia.
Tata Laksana Obstetrik (Medis)

Perlu kita sadari bahwa persalinan adalah saat paling berbahaya bagi janin postterm sehingga setiap persalinan kehamilan posterm harus dilakukan pengamatan ketat dan sebaiknya dilaksanakan di rumah sakit dengan pelayanan operatif dan perawatan neonatal yang memadai.

Prinsip dari tata laksana kehamilan lewat waktu ialah merencanakan pengakhiran keahmilan. Cara pengakhiran kehamilan tergantung dari hasil pemeriksaan kesejahteraan janin dan penilaian skor pelvik (pelvic score). Ada bebarapa cara untuk pengakhiran kehamilan, antara lain :
  • Induksi Partus dengan Mesoprostol.
  • Induksi Partus dengan Oxytocin.
  • Sectio Caesaria
The American College of Obstetricians and Gynecologist mempertimbangkan bahwa kehamilan postterm (42 minggu) adalah indikasi induksi persalinan. Penelitian menyarankan induksi persalinan antara umur kehamilan 41-42 minggu menurunkan angka kematian janin dan biaya monitoring janin lebih rendah.

Dalam mengakhiri kehamilan dengan induksi oksitosin, pasien harus memenuhi beberapa syarat, antara lain kehamilan aterm, ada kemunduran his, ukuran punggung normal, tidak ada disproporsi sefalopelvik, janin presentasi kepala, serviks sudah matang (porsio teraba lunak, mulai mendatar, dan mulai membuka). Selain itu, pengukuran pelvik juga harus dilakukan sebelumnya.

Tatalaksana yang biasa dilakukan ialah induksi denganOksitosin 5 IU. Sebelum dilakukan induksi, pasien dinilai terlebih dahulu kesejahteraan janinnya dengan alat KTG, serta diukur skor pelvisnya. Jika keadaan janin baik dan skor pelvis >5, maka induksi persalinan dapat dilakukan. Induksi persalinan dilakukan dengan Oksitosin 5 IU dalam infus Dextrose 5%. Tetesan infus dimulai dengan 8 tetes/menit, lalu dinaikkan tiap 30 menit sebanyak 4 tetes/menit hingga timbul his yang adekuat. Selama pemberian infus kesejahteraan janin tetap diperhatikan karena dikhawatirkan dapat timbul gawat janin. Setelah timbul his adekuat, tetesan infus dipertahankan hingga persalinan. Namun, jika infus pertama habis dan his adekuat belum muncul, dapat diberikan infus drip Oksitosin 5 IU ulangan. Jika his adekuat yang diharapkan tidak muncul, dapat dipertimbangkan terminasi dengan seksio sesaria.

Tindakan operasi seksio sesarea dapat dipertimbangkan pada :
  • Insufisiensi placenta dengan keadaan cervix belum matang.
  • Pembukaan yang belum lengkap, persalinan lama dan gawat janin.
  • Pada primigravida tua, kematian janin dalam kandungan (KJDK), pre- eklampsia, hypertensi kronis, anak berharga (riwayat infertilitas), dan kesalahan letak janin
Pada kehamilan yang telah melewati 40 minggu dan belum menunjukkan tanda-tanda inpartu, biasanya langsung segera diterminasi agar resiko kehamilan dapat diminimalis.

Komplikasi Yang Terjadi Selama Kehamilan Serotinus 
 
- Komplikasi Pada Placenta :
  • Kalsifikasi placenta (pengapuran ari- ari) : pengapuran pada plasenta merupakan tanda menuanya plasenta yang bisa dilihat saat pemeriksaan USG. Akan tampak seperti bintik putih yang tersebar dari dasar plasenta hingga permukaannya. Pengapuran plasenta sebenarnya deposit kalsium, akibat pecahnya pembuluh darah kecil yang pecah sehingga terjadi penimbunan kalsium. Bila terjadi pada trimester ketiga usia kehamilan, pengapuran plasenta masih dianggap normal. Dapat berbahaya jika terjadi pengapuran pada awal kehamilan. Deposit ini bisa menyebabkan jaringan plasenta yang ditempatinya menjadi jaringan ikat. Deposit ini juga bisa menyumbat pembuluh darah di plasenta. Bukan tidak mungkin, malfungsi plasenta ke janin menjadi buruk. Asupan nutrisi dan oksigen yang seharusnya diterima janin menjadi terhambat.
  • Selaput vaskulosinsisial menebal dan jumlahnya berkurang.
  • Degenerasi jaringan plasenta.
  • Perubahan biokimia
- Komplikasi Pada Ibu :
  • Komplikasi yang terjadi pada ibu dapat menyebabkan partus lama, inersia uteri, atonia uteri dan perdarahan postpartum.
- Komplikasi Pada Janin
  • Komplikasi yang terjadi pada bayi seperti gawat janin, gerakan janin berkurang, kematian janin, asfiksia neonaturum dan kelainan letak, sindroma aspirasi meconium, gawat janin dalam persalinan, bayi besar (makrosomia) atau pertumbuhan janin terlambat, kelainan jangka panjang pada bayi.
Obat Alternatif Pada Kehamilan Post Term Aman Dan Alami

  • Meningkatkan dan merevitalisasi sistem kerja tubuh (self healing), bekerja melindungi, memperbaiki, mengaktifkan, meremajakan dan meregenerasi sel secara optimal.
  • Memberikan efek manfaat yang optimal serta aman dikonsumsi baik oleh wanita hamil, menyusui, bayi, anak-anak hinggak orang dewasa, yang mencakup segala kondisi kesehatan.
Dr. Neil Solomon

Noni juice berasal dari makanan alami yang telah dilaporkan 100% aman. Ribuan orang di seluruh dunia telah menggunakannya selama ribuan tahun. Saya tidak pemah melihat adanya laporan negatif yang didokumentasikan karena menggunakan noni juice dari Tahiti baik pada ibu hamil serta menyusui, anak-anak dan lanjut usia.
Beberapa orang melaporkan adanya alergi, hiper sensitif dan beberapa masalah kecil. Seperti dinyatakan sebelumnya, periksalah terlebih dahulu dengan profesional medis. Bagi mereka yang perlu mengawasi asupan potasium secara ketat, noni juice memiliki kurang dari setengah tingkat potasium yang ditemukan dalam 30 cc jus jeruk atau jus tomat, seperti yang didokumentasikan oleh Department of Agriculture Nutrient Data Laboratory Amerika Serikat.

Banyak manfaat kesehatan noni yang dihubungkan dengan kemampuannya dalam meningkatkan nitriks oksida dan juga kandungan-kandungan dalam noni seperti scopoletin, anti oksidan, dan juga campuran. Berbagai nutra setikal dalam noni yang unik. Teori Enzim Perbaikan-DNA saya juga dapat menjelaskan mengapa noni sepertinya membantu berbagai masalah kesehatan. Kerusakan DNA dapat mengarah pada ketidak normalan gen yang memiliki kontribusi pada kondisi kesehatan bagi keseluruhan sistem dalam tubuh kita. Saya percaya campuran nutra setikal yang ampuh dalam noni mampu meningkatkan fungsi dari enzim perbaikan DNA, dan memungkinkan memutar balikkan kerusakan yang terjadi pada DNA dan mencegah timbulnya ketidak normalan gen

Treatment Tahitian Noni Juice yang BERHUBUNGAN dengan KEHAMILAN

TNBB dapat meningkatkan imunitas tubuh karena TNBB banyak mengandung polisakarida sebagai sumber energy sel dan banyak mengandung 18 asam amino esensial, terutama:melatonin yang dapat menginduksi sellimfositT untuk system pertahanan tubuh. TNBB merupakan super anti oksidan karena mengandung Selenium, Ferrum, Magnesium dan kaya akan vitamin C, E dan A.

TNBB kaya akan zat bioaktif sebagai anti mikroba (anti bakteri) karena TNBB mengandung iridoid, etanol, metanol, etilasetat, antraquinon, terpenoid dan asam ursolic yang dapat mengatasi Sifilis dan Gonnorrhea yang ditimbulkan oleh bakteri. TNBB juga menstimulasi hormon Nitric Oxide (NO) yang dapat memperlancar sirkulasi aliran darah sehingga penyembuhan luka dapat berangsur-angsur membaik.

Berdasarkan pengalaman tim terhadap pasien dengan kehamilan lewat waktu dengan kalsifikasi (pengapuran) placenta dan tidak kontraksi rahim.

Tim melakukan loading TAHITIAN NONI BIOACTIVE BEVERAGE 50 ml x 4 sehari, Hari ke-4 terjadi kontraksi rahim, hari ke- 5 pembukaan cerviks 2 cm...5 jam kemudian bukaan serviks menjadi 9 cm dan pada hari ke- 5 itu terjadi persalinan pervaginam.



  

  

http://khasiattahitiannonijuice.blogspot.com/search/label/Join%20Bisnis%20And%20Member

0 Comments
Komentar

No comments:

Post a Comment