Efek Blog

Friday 30 May 2014

Obat Herbal Alami Atasi Mual Muntah Berlebihan Selama Hamil (Hyperemesis Gravidarum)

Komplikasi Kehamilan ( Hyperemesis Gravidarum)
Mual dan muntah merupakan hal yang umum dalam kehamilan. Sekitar 50%-90% kehamilan disertai dengan mual dan muntah yang dikenal sebagaiemesis gravidarum (Niebyl, 2010). Wanita yang mengalami emesis gravidaru atau morning sickness 2% mengalami mual di pagi hari dan 80% mual sepanjanghari. Kondisi ini biasanya ringan, dapat hilang sendiri dan puncak keluhan padasekitar 9 minggu kehamilan. Usia kehamilan 20 minggu biasanya gejala berhentinamun pada 13% kehamilan, mual dan muntah dapat bertahan hingga 20 minggukehamilan (Mylonas, 2007, Sheehan, 2007).
  • Emesis gravidarum adalah gejala yang wajar atau sering terdapat pada kehamilan trimester pertama. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi ada yang timbul setiap saat dan malam hari.
  • Hyperemesis Gravidarum adalah mual muntah yang berlebihan selama masa kehamilan karena intensitasnya melebihi muntah yang normal dan berlangsung selama kehamilan trimester I (0- 3 bulan) (Varney, 2006).
Dikatakan berlebihan apabila :
  1. Frekwensi muntah lebih 10 kali/ sehari.
  2. Waktu : sepanjang trimester I bahkan ada yang melebihi.
  3. Mengganggu aktivitas dan mempengaruhi kondisi kesehatan
Pada umumnya hiperemesis gravidarum terjadi pada minggu ke 6-12 masa kehamilan, yang dapat berlanjut sampai minggu ke 16-20 masa kehamilan.

Insidensi Mual Muntah Saat Hamil

Insidensi hiperemesis gravidarum bervariasi antara 0,3 – 1,5% kelahiran hidup.

Patofisiologi Hyperemesis Gravidarum

Patofisiologi hyperemesis gravidarum dapat disebabkan karena peningkatan Hormone Chorionic Gonodhotropin (HCG) dapat menjadi factor mual dan muntah. Peningkatan kadar hormone progesterone menyebabkn otot polos pada sistim gastro intestinal mengalami relaksasi sehingga motilitas menurun dan lambung menjadi kosong.
Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi ibu hamil muda bila terjadi terus menerus dapat mengakibatkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit serta dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi (Winkjosastro, 2007).

Pada beberapa kasus berat, perubahan yang terjadi berhubungan dengan malnutrisi dan dehidrasi yang menyebabkan terdapatnya non protein nitrogen, asam urat, dan penurunan klorida dalam darah, kekurangan vitamin B1, B6, B12, dapat mengakibatkan terjadinya anemia (Mitayani, 2009 hal 56).

Penyebab Mual Muntah Selama Hamil 
Etiologi hyperemesis gravidarum belum diketahui dengan pasti. Dulu penyakit ini dikelompokkan kedalam penyakit toksemia gravidarum karena diduga adanya semacam “racun” yang berasal dari janin atau kehamilan. Penyakit ini juga digolongkan ke dalam gestosis bersama pre-eklampsi dan eklampsi. Nama gestosis dini diberikan untuk hiperemesis gravidarum dan gestosis lanjut untuk hipertensi (pre-eklampsi dan eklampsi) dalam kehamilan (Runiari, 2010). Runiari (2010) dan Guyton (2004) menjelaskan beberapa teori penyebab terjadinya hiperemesis gravidarum namun tidak ada satupun yang dapat menjelaskan proses terjadinya secara tepat. Teori tersebut antara lain adalah (Runiari, 2010).

- Teori Endokrin
  • Teori endokrin menyatakan bahwa peningkatan kadar progesteron, estrogen, dan Human Chorionic Gonadotropin (HCG) dapat menjadi faktor pencetus mual muntah. Peningkatan hormone progesteron menyebabkan otot polos pada sistem gastrointestinal mengalami relaksasi, hal itu mengakibatkan penurunan motilitas lambung sehingga pengosongan lambung melambat. Refleks esofagus, penurunan motilitas lambung dan penurunan sekresi dari asam hidroklorid juga berkontribusi terhadap terjadinya mual dan muntah.

    Selain itu HCG juga menstimulasi kelenjar tiroid yang dapat mengakibatkan mual dan muntah. Hormon progesteron ini dihasilkan oleh korpus luteum pada masa awal kehamilan dan mempunyai fungsi menenangkan tubuh ibu hamil selama kehamilan, termasuk saraf ibu hamil sehingga perasaan ibu hamil menjadi tenang. Hormon ini berfungsi untuk membangun lapisan di dinding rahim untuk menyangga plasenta di dalam rahim. Hormon ini juga dapat berfungsi untuk mencegah gerakan kontraksi atau pengerutan otot-otot rahim. Hormon ini dapat "mengembangkan" pembuluh darah sehingga menurunkan tekanan darah, itu penyebab mengapa Ibu sering pusing saat hamil. Hormon ini juga membuat sistem pencernaan jadi lambat, perut menjadi kembung atau sembelit. Hormon ini juga mempengaruhi perasaan dan suasana hati ibu meningkatkan suhu tubuh, meningkatkan pernafasan, mual, dan menurunnya gairah berhubungan intim selama hamil. Seseorang dalam kondisi stress akan meningkatkan aktifitas saraf simpatis, untuk melepaskan hormon stress berupa adrenalin dan kortisol (Guyton, 2004 hal 46).

    Sistem imun merupakan komponen penting dan responden adaptif stress secara fisiologis. Stress menggunakan adrenalin dalam tubuh untuk meningkatkan kepekaan, prestasi dan tenaga. Peningkatan adrenalin akan memperkecil kontraksi otot empedu, menyempitkan pembuluh darah perifer, meluaskan pembuluh darah koroner, meningkatkan tekanan darah terial dan menambah volume darah ke jantung dan jumlah detak jantung. Adrenalin juga menambah pembentukan kolesterol dari lemak protein berkepadatan rendah (Guyton, 2004). Tekanan darah yang tinggi dan peningkatan denyut jantung akan dapat meningkatkan HCG. HCG (Human Chorionic Gonadotrophin) adalah hormone yang dihasilkan selama kehamilan, yang dapat dideteksi dari darah atau air seni wanita hamil sesudah kurang lebih 10 hari sesudah pembuahan. HCG ini dapat menstimulasi terjadinya mual dan muntah pada ibu hamil (Guyton, 2004).
- Teori Metabolik
  • Teori metabolik menyatakan bahwa kekurangan vitamin B6 dapat mengakibatkan mual dan muntah pada kehamilan.
- Teori Alergi
  • Adanya histamin sebagai pemicu dari mual dan muntah mendukung ditegakkannya teori alergi sebagai etiologi hiperemesis gravidarum. Mual dan muntah berlebihan juga dapat terjadi pada ibu hamil yang sangat sensitif terhadap sekresi dari korpus luteum.
- Teori Infeksi
  • Hasil penelitian menemukan adanya hubungan antara infeksi Helicobacter pylori dengan terjadinya hiperemesis gravidarum, sehingga dijadikan dasar dikemukakannya teori infeksi sebagai penyebab hiperemesis gravidarum.
- Teori Psikomatik
  • Menurut teori psikomatik, hiperemesis gravidarummerupakan keadaan gangguan psikologis yang dirubah dalam bentuk gejala fisik. Kehamilan yang tidak direncanakan dan tidak diinginkan serta tekanan pekerjaan dan pendapatan menyebabkan terjadinya perasaan berduka, ambivalen, serta konflik dan hal tersebut dapat menjadi faktor psikologis penyebab hiperemesis gravidarum.
Gejala mual dan muntah dapat juga disebabkan oleh gangguan traktus digestif seperti pada penderita diabetes mellitus (gastroparesis diabeticorum). Hal ini disebabkan oleh gangguan motilitas usus atau keadaan pasca operasi vagotomi. Selain merupakan reflesi gangguan intrinsik dari lambung, gejala mual dan muntah dapat disebabkan oleh gangguan yang bersifat sentral pada pusat muntah (chemoreceptor trigger zone). Perubahan metabolisme hati juga dapat menjadi penyebab penyakit ini, oleh karena itu pada kasus yang berat harus dipikirkan kemungkinan akibat gangguan fungsi hati, kantung empedu, pankreatitis, atau ulkus peptikum (Runiari, 2010).

Mitayani (2009 hal 57) menyebutkan beberapa faktor yang berpengaruh terhadap kejadian hiperemesis gravidarum meliputi :
  1. Faktor predisposisi terdiri dari primigravida, molahidatidosa dan kehamilan ganda.
  2. Faktor organik seperti alergi masuknya vilikohirialis sirkulasi, perubahan metabolik akibat kehamilan dan resistensi ibu yang menurun. 
  3. Faktor psikologis, meliputi pengetahuan, sikap, umur, paritas, pekerjaan, stress, peningkatan hormon progesteron, estrogen dan HCG, alergi, infeksi dan diabetes melitus
Gejala Mual Muntah Pada Kehamilan
Hyperemesis gravidarum, menurut berat ringannya gejala dapat dibagi dalam 3 (tiga) tingkatan yaitu :
  • Tingkat I - Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan nyeri pada epigastrium. Nadi meningkat sekitar 100 kali per menit, tekanan darah sistol menurun turgor kulit berkurang, lidah mengering dan mata cekung.
  • Tingkat II - Penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit lebih berkurang, lidah mengering dan nampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik dan mata sedikit ikterus. Berat badan menurun dan mata menjadi cekung, tensi rendah, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi.
  • Tingkat III - Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dan somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat, suhu badan meningkat dan tensi menurun. Komplikasi fatal dapat terjadi pada susunan saraf yang dikenal sebagai ensefalopati Wernicke, dengan gejala : nistagmus dan diplopia. Keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B kompleks. Timbulnya ikterus adalah tanda adanya payah hati.
Penanganan

Pencegahan terhadap Hiperemesis gravidarum perlu dilaksanakan dengan jalan memberikan pcnerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan gejala yang flsiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan, mengajurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil tetapi lebih sering. Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat. Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan. Makanan dan minuman sebaiknya disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin.
  • Obat- obatan - Sedativa yang sering digunakan adalah Phenobarbital. Vitamin yang dianjurkan Vitamin B1 dan B6. Keadaan yang lebih berat diberikan antiemetik seperti Disiklomin hidrokhloride atau Khlorpromasin. Anti histamin ini juga dianjurkan seperti Dramamin, Avomin.
  • Isolasi - Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang tetapi cerah dan peredaran udara yang baik. Tidak diberikan makan/minuman setama 24 -28 jam. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejaia-gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.
  • Terapi Psikologik - Perlu diyakinkan pada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan yang serta menghilangkan masalah dan konflik, yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
  • Cairan Parenteral - Berikan cairan- parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan dan protein dengan Glukosa 5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter perhari. Bila perlu dapat ditambah Kalium dan vitamin, khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C. Bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino secara intra vena.
  • Terminasi Kehamilan - Pada sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatri bila keadaan memburuk. Delirium, kebutaan, tachycardi, ikterus anuria dan perdarahan merupakan manifestasi komplikasi organik. Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk melakukan abortus terapeutik sering sulit diambil, oleh karena di satu pihak tidak boleh dilakukan terlalu cepat, tetapi dilain pihak tak boleh menunggu sampai terjadi gejala ireversibel pada organ vital.
  • Diet : Ciri khas diet hiperemesis adalah penekanan karbohidrat kompleks terutama pada pagi hari, serta menghindari makanan yang berlemak dan goreng-gorengan untuk menekan rasa mual dan muntah, sebaiknya diberi jarak dalam pemberian makan dan minum. Diet pada hiperemesis bertujuan untuk mengganti persediaan glikogen tubuh dan mengontrol asidosis secara berangsur memberikan makanan berenergi dan zat gizi yang cukup. Diet hiperemesis gravidarum memiliki beberapa syarat, diantaranya adalah karbohidrat tinggi, yaitu 75-80% dari kebutuhan energi total, lemak rendah, yaitu <10 10-15="" 7-10="" bentuk="" berangsur="" bila="" cairan="" dalam="" dan="" dari="" dengan="" di="" diberikan="" dicerna="" dioptimalkan="" diterima="" energi="" gelas="" gizi="" hari="" keadaan="" kebutuhan="" kecil="" kering="" makan="" makanan="" malam="" merangsang="" mudah="" nilai="" pada="" pagi="" pasien="" pemberian="" pencernaan="" per="" porsi="" protein="" saluran="" secara="" sedang="" selingan="" sering="" sesuai="" sesuaikan="" span="" sulit="" tidak="" tingkatkan="" total="" yaitu="">.
    • Diet hiperemesis I - Diberikan pada hiperemesis tingkat III. Makanan hanya berupa roti kering dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi 1 — 2 jam sesudahnya. Makanan ini kurang dalam semua zat – zat gizi, kecuali vitamin C, karena itu hanya diberikan selama beberapa hari.
    • Diet hiperemesis II - Diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang. Secara berangsur mulai diberikan makanan yang bernilai gizi linggi. Minuman tidak diberikan bersama makanan . Makanan ini rendah dalam semua zat-zal gizi kecuali vitamin A dan D.
    • Diet hiperemesis III - Diberikan kepada penderita dengan hiperemesis ringan. Menurut kesanggupan penderita minuman boleh diberikan bersama makanan. Makanan ini cukup dalam semua zat gizi kecuali Kalsium.
Hyperemesis Gravidarum dan Puasa Ramadhan
Sarita Bajaj dkk dalam Indian Journal of Endocrinology & Metabolism yang di-release pada 1 Juli 2012, dalam artikelnya yang berjudul:  “South Asian Consensus Statement on Women’s Health and Ramadhan” menyampaikan resume dari banyak penelitian. Mereka menyarankan agar wanita hamil dan menyusui untuk tidak berpuasa, terutama apabila puasa menyebabkan mereka dalam kondisi yang berbahaya bagi mereka dan terutama bagi janinnya. Beberapa efek puasa dalam penelitian yang disitir oleh mereka adalah: meningkatnya resiko hiperemesis gravidarum (muntah berlebihan pada kehamilan) terutama pada kehamilan trimester pertama, meningkatnya prevalensi infeksi saluran kencing, penurunan gerakan nafas janin (fetal breathing movement), gangguan/stress pada janin, kondisi kesehatan yang lebih buruk ketika bayi sudah lahir. Selain itu, disebutkan pula adanya gangguan anemia (kurang darah) pada ibu hamil yang berpuasa, sehingga menimbulkan komplikasi lebih lanjut. Oleh karena itu, Sarita dkk menyarankan jika Ibu hamil tersebut tetap memaksakan diri untuk berpuasa maka untuk menghindari efek lebih buruk maka sebaiknya: puasa berselang-seling, sewaktu-waktu jika berbahaya maka puasa harus dibatalkan, pengaturan gizi harus dilakukan (misalnya karbohidrat kompleks saat sahur dan karbohidrat sederhana saat berbuka puasa).
Selain dari dua artikel diatas, beberapa hasil penelitian yang saya dapatkan antara lain sebagai berikut :
  1. Ebru Dikensoy dkk, dalam Journal of Obstetric Gynecology volume 34, no. 4: 494-498, Agustus 2008, judul: “Effect of Fasting during Ramadhan on Fetal Development and Maternal Health” menyimpulkan bahwa: Puasa Ramadhan tidak menyebabkan ketonemia maupun ketonuria pada Ibu hamil, oleh karena itu tidak memiliki efek yang signifikan pada pertumbuhan dan kesehatan janin. 
  2. Deniz Hizli dkk, dalam Journal of Maternal and Neonatal Medicine, bulan Juli 2012 dengan judul: “Impact of Maternal Fasting during Ramadhan on Fetal Doppler Parameters, Maternal Lipid Levels and Neonatal Outcomes”, menghasilkan kesimpulan bahwa pada perempuan hamil yang berpuasa tidak memiliki efek samping pada pengukuran indeks cairan amnion, fetal Doppler dan parameter persalinan. 
  3. Vahid Ziaee dkk, dalam Iran Journal of Pediatric pada Juni 2010 dengan judul: “The Effect of Ramadhan Fasting on Outcome of Pregnancy” menyimpulkan bahwa pada wanita yang sehat dengan intake nutrisi yang layak, puasa tidak memiliki efek negative pada pertumbuhan janin dan persalinan, akan tetapi pada kelompok Ibu hamil trimester pertama yang puasa terdapat sedikit resiko bayi terlahir dengan berat badan rendah 1,5 kali dibanding kelompok yang tidak puasa. 
  4. Maryam Moradi, dalam Journal of Research in Medical Sciences Februari 2011 dengan judul: “The Effect of Ramadhan Fasting on Fetal Growth and Doppler Indices of Pregnancy” menyimpulkan bahwa puasa Ramadhan tidak memiliki efek samping terhadap pertumbuhan janin, volume cairan amnion dan sirkulasi fetomaternal (Ibu ke janin). 
  5. Azizi F dkk dengan artikelnya berjudul: “Intellectual Development of Children Born of Mother who Fasted in Ramadhan during Pregnancy” dalam International Journal for Vitamin and Nutritional Research pada September 2004, menunjukkan dari dua kelompok yang diobservasi (anak dari ibu yang berpuasa dan tidak berpuasa), tidak ada perbedaan yang signifikan pada IQ kedua kelompok tersebut. Sehingga disimpulkan bahwa puasa pada saat kehamilan tidak mempengaruhi kecerdasan (IQ) dari anak yang dilahirkan.
Fiona Cross-Sudworth yang ditampilkan oleh British Journal of Midwifery pada Februari 2007, Bahwa puasa tidak berdampak buruk (baik pada diri maupun janin) pada perempuan hamil dengan status gizi yang baik dan kehamilan resiko rendah, namun akan memiliki efek buruk yang nyata jika dilakukan oleh perempuan hamil yang kurang gizi dan memiliki riwayat kesehatan/kehamilan yang buruk

Prognosis Hyperemesis
Dengan penanganan yang baik prognosis Hiperemesis gravidarum sangat memuaskan. Penyakit ini biasanya dapat membatasi diri, namun demikian pada tingkatan yang berat, penyakit ini dapat mengancam jiwa ibu dan janin.

Pengobatan Alternatif Naturopathy Atasi Penyakit Komplikasi Kehamilan Hyperemesis Gravidarum (Mual Muntah Berlebihan)
 
  • Meningkatkan dan merevitalisasi sistem kerja tubuh (self healing), bekerja melindungi, memperbaiki, mengaktifkan, meremajakan dan meregenerasi sel secara optimal.
  • Memberikan efek manfaat yang optimal serta aman dikonsumsi baik oleh wanita hamil, menyusui, bayi, anak-anak hinggak orang dewasa, yang mencakup segala kondisi kesehatan.
Tahitian Noni Bioactive Beverage (TNBB) mengandung vitamin dan mineral yang sangat bermanfaat bagi kesehatan ibu hamil dan perkembangan janin. Berikut patent terapy Tahitian Noni Bioactive Beverage yang berhubungan dengan kehamilan :
  • Preventive and Treatment Effects of Morinda Citrifolia as an Aromatase Inhibitor. United States Patent Application Ser. No. 10/396,868. Palu, Afa, et al. USPTO 2004; p.1-48
Menghambat pembentukan enzim aromatase terkait penyakit yang berhubungan dengan hormone estrogen.
  • Mereduksi Kerusakan Seluler didlam tubuh manusia : TNBB dapat merefungsionalisasi sel yang positif (absorbs sel terhadap nutrisi yang bermanfaat dan regenerasi seluler), mestimulasi produksi sel limfosit T dapat meningkatkan respon immune untuk mencegah infeksi, membersihkan radikal bebas. Meningkatkan pertahanan stress oksidatif (kerusakan protein, karbohidrat, lipid dan DNA tubuh) sehingga dapat mereduksi kerusakan struktur dan fungsi seluler (mencegah inisiasi/ implikasi terjadinya penyakit). WO 02.43664A2.
  • Diet serat Morinda Citrifolia L : produk olahan Morinda Citrifolia L dalam TNBB selain lebih dari 230 kandungan nutrisi dan bioactive juga sangat kaya akan serat, protein, vitamin dan mineral, sehingga sangat potensial untuk keluhan metabolisme dan fungsi cerna. WO/2001/015551


  

  

http://khasiattahitiannonijuice.blogspot.com/search/label/Join%20Bisnis%20And%20Member
0 Comments
Komentar

No comments:

Post a Comment