Bunda yang masih memiliki anak satu, pasti sangat bingung bila Bayinya tidak BAB beberapa hari. Nach....ini info bagus buat bunda mengenai frekuensi normal BAB dan BAK pada bayi.Bagi bunda yang sudah berpengalaman, ada baiknya juga bunda melihat frekuensi normal BAB dan BAK bayi, karena terkadang kita sering bertumpu pada pengalaman walaupun seringkali pengalaman tidak sesuai dengan keilmuannya.
Setiap bayi mengalami pola buang air kecil dan besar yang berbeda-beda hal ini dikarenakan berbedanya pola makan pada bayi. Bayi berusia 3 bulan setiap satu jam kemungkinan akan sering buang air kecil daripada bayi diatas usianya. Bersamaan dengan bertambahnya usia bayi, pada usia bayi 12 bulan waktu buang air kecilnya akan bertambah hingga 2-3 jam.
Frekuensi buang air besar (BAB) dan kecil (BAK) bayi berkaitan erat dengan asupan yang masuk. Buktinya, antara bayi yang mendapat ASI dan tidak, berbeda pula frekuensi pup dan pipisnya.
Yang harus diwaspadai adalah jika bayi anda mengalami kasus seperti ini :
1. Dalam kurun waktu 24 jam buang air kecil si bayi kurang dari 3 kali.
2. Warna dari urine menjadi pucat.
3. Pada urinenya terlihat ada darah.
4. Setiap kali buang air kecil si bayi tampak seperti kesakitan.
Feses berwarna abu-abu menandakan bayi terlalu banyak mengkonsumsi zat besi.
Kondisi feses bayi tidak selalu sama setiap harinya. Perubahan ini tergantung pada kondisi dan kesehatan si kecil. Karena itu saat mendapati feses bayi yang “mencurigakan”, salah satu hal yang bisa dilakukan orangtua adalah melakukan observasi menu makanan yang dikonsumsi bayi, tak hanya dalam satu hari tapi juga 2 hari sebelumnya. Kenapa? Sebab gerak usus pada bayi yang normal adalah selama 24 sampai 36 jam. Jadi, makanan yang dikonsumsi bayi sekarang akan keluar 24 atau 36 jam kemudian.
Setiap bayi mengalami pola buang air kecil dan besar yang berbeda-beda hal ini dikarenakan berbedanya pola makan pada bayi. Bayi berusia 3 bulan setiap satu jam kemungkinan akan sering buang air kecil daripada bayi diatas usianya. Bersamaan dengan bertambahnya usia bayi, pada usia bayi 12 bulan waktu buang air kecilnya akan bertambah hingga 2-3 jam.
Frekuensi buang air besar (BAB) dan kecil (BAK) bayi berkaitan erat dengan asupan yang masuk. Buktinya, antara bayi yang mendapat ASI dan tidak, berbeda pula frekuensi pup dan pipisnya.
Yang harus diwaspadai adalah jika bayi anda mengalami kasus seperti ini :
1. Dalam kurun waktu 24 jam buang air kecil si bayi kurang dari 3 kali.
2. Warna dari urine menjadi pucat.
3. Pada urinenya terlihat ada darah.
4. Setiap kali buang air kecil si bayi tampak seperti kesakitan.
Usia
|
Frekuensi Normal
|
|
BAK
|
BAB
|
|
0-6
Bulan:
|
Pada bayi sehat pipis bisa sampai 10 kali dan BAB-nya akan
lebih sering sekitar 6 sampai 8 kali, hal tersebut disebabkan penyerapan
saluran cernanya sedang berdaptasi.
Bayi yang meminum ASI alami akan berbeda dengan susu formula. ASI sangat mudah dicerna maka bayi akan lebih sering BAB dan pipis.
Hingga
usia 3 bulan, biasanya bayi akan BAK setiap jam. Selanjutnya, hingga ia berusia
12 bulan, selang waktunya akan bertambah menjadi setiap 2-3 jam.
BAK tidak perlu terlalu dikhawatirkan. Jika
lebih dari itu oke-oke saja. Kecuali bila pipisnya sangat sering (lebih dari
10 kali/hari) atau jarang sama sekali. Dalam artian selama tidak ada
tanda-tanda dehidrasi atau bayi menjadi lesu dan rewel, tak perlu terlalu
mempermasalahkannya. Apalagi sampai khawatir bayi terkena diabetes militus
karena DM pada anak, apalagi bayi sangat jarang terjadi.
Namun waspadai bila frekuensi BAK bayi
jarang/menjadi jarang. Misalnya, satu hari hanya sekali padahal biasanya bisa
4 kali. Atau sejak lahir si kecil memang jarang pipis padahal asupan
cairannya mencukupi. Beberapa penyebab frekuensi BAK yang jarang adalah:
-
Bayi mengalami
kekurangan cairan. Ini bisa karena ibu yang menyusui kurang banyak minum atau
bayi sedang mengalami muntah-muntah atau berkeringat berlebihan. Kondisi
seperti ini dapat diatasi dengan banyak memberi asupan cairan pada bayi. Ibu
menyusui, misalnya, mesti banyak minum. Namun untuk kasus muntah-muntah,
sebaiknya bayi segera dibawa ke dokter untuk mencari penyebabnya dan mencegahnya
dari dehidrasi.
-
Pada bayi laki-laki,
coba perhatikan ujung kulupnya apakah terlihat kecil atau tidak. Bila ya,
bisa jadi ia mengalami phymosis (ujung kulup kecil) sehingga
menyebabkannya jarang BAK. Sebagai solusi biasanya dokter akan melakukan
pembesaran dengan cara sunat. Kondisi ini perlu diatasi segera karena jika
dibiarkan bisa menimbulkan infeksi pada saluran kencing bayi.
-
Sukar pipis pada bayi
perempuan bisa disebabkan infeksi pada organ intimnya meski bisa juga BAK-nya
justru jadi lebih sering. Sebagai pecegahan, sehabis BAK, lubang kencing dan
daerah sekitarnya mesti langsung dibersihkan. Sisa air seni bisa mengendap di
lipatan-lipatan sekitar kelaminnya dan menimbulkan infeksi. Perha-tikan juga
teknik menceboki. Jangan menceboki dari arah belakang ke depan namun dari
depan kebelakang. Ini dimaksudkan agar kotoran dari anus tidak terbawa ke
vagina.
|
ASI
Ekslusif
Sehari 1-7 kali
atau bahkan hanya 1-2 hari sekali. Dengan catatan berat badan bayi terus
bertambah sesuai grafik normal yang tertera pada Kartu Menuju Sehat/KMS. Jika
yang terjadi sebaliknya, si kecil harus menjalani pemeriksaan dokter.
Biasanya dokter
akan melihat kondisi perut bayi, kembung atau tidak, keadaan feses, berat
badan, dan tumbuh kembang bayi.
Beberapa
kemungkinan penyebab bayi jarang BAB adalah :
-
Faktor
makanan ibu. Misal, ibu menyusui sedang mengonsumsi obat-obatan/jamu.
Akibatnya bayi yang memperoleh asupan makanan dari ASI ibu ikut “merasakan”
dampak obat itu. Asal tahu saja, beberapa obat/jamu bisa membuat gerak/kerja
usus menjadi lambat. Kondisi ini yang pada akhirnya membuat bayi mengalami
sembelit.
-
Masalah
pada sistem pencernaan bayi. Misal, ususnya tersumbat atau melintir.
-
Lebih
dari 7 kali sehari. Frekuensi BAB yang lebih sering dari biasanya dapat
disebabkan faktor makanan ibu. Contoh, ibu menyusui yang mengonsumi makanan
pedas atau makan yang mengandung serat tinggi dapat membuat bayinya jadi
lebih sering pup.
Frekuensi BAB
bayi yang mendapat ASI eksklusif masih bisa ditoleransi hingga 10 hari.
Frekuensi ini sangat dipengaruhi pergerakan makanan dari mulut ke anus yang
semakin ke bawah semakin melambat. Waktu transit makanan di dalam perut
sampai kembali keluar, pada bayi usia 1-3 bulan lamanya sekitar 8,5 jam.
Lantaran itulah frekuensi BAB bayi usia ini paling lama bisa mencapai 4-6
kali sehari.
|
Tidak
ASI Ekslusif
Frekuensi BAB
yang normal:
-
Sekitar
3-4 kali sehari sampai hanya 1-2 hari sekali. Kenapa frekuensi BAB-nya lebih
jarang dari bayi yang menyusu ASI? ASIseperti diketahui sangat mudah dicerna
oleh bayi. Namun tidak begitu dengan susu formula yang lebih sulit dicerna
dan diserap oleh sistem pencernaan bayi. Inilah yang menyebabkan kenapa bayi
yang menyusu ASI jarang mengalami kegemukan, sementara “bayi susu formula”
kerap kelebihan berat badan.
Frekuensi BAB
yang tidak normal:
-
Bila
feses bayi encer dan frekuensinya lebih dari 10 kali per hari disertai
penurunan berat badan.
|
||
Bayi Diatas 6 Bulan
|
Frekuensi BAB
normal :
-
Biasanya
3-4 kali sehari atau 2 hari sekali. Setelah anak menginjak 4 tahun, frekuensi
BAB-nya sudah seperti orangtuanya, yakni satu sampai dua kali sehari.
Pada bayi 4-24
bulan, waktu transit makanannya bertambah menjadi 16 jam dan pada usia 3-13
tahun waktunya mencapai 26 jam. Barulah pada saat dewasa menjadi 48 jam. Ini
menjawab mengapa frekuensi BAB bayi yang sebelumnya lancar menjadi makin
jarang.
Dengan adanya
waktu transit yang lebih panjang, proses penyerapan zat-zat makanan jadi
lebih optimal. Makanan yang masuk ke dalam usus halus setelah diproses dalam
bentuk encer kemudian akan masuk ke usus besar. Nah, selama berproses di usus
besar sampai ke anus, di situ terjadi kembali penyerapan (reabsorbsi). Pada
akhirnya terkumpullah sisa penyerapan makanan dalam bentuk tinja dengan
konsistensi agak padat namun tetap lunak dengan warna antara kuning, cokelat
atau agak kehijauan.
Frekuensi BAB
tidak normal:
-
Lebih
dari 4 kali sehari disertai gejala-gejala lain. Misalnya, bayi BAB sampai 6
kali sehari. Ini bisa dijadikan alarm bagi orangtua bahwa kondisi si kecil
sedang tidak sehat. Coba perhatikan apakah bayi juga rewel atau gelisah ?
Jika ya, kemungkinan ada sesuatu yang tidak beres pada pencernaannya. Untuk
menelusuri penyebabnya, ingat-ingat apa menu makanannya hari itu hingga 2
hari sebelumnya; apakah terlalu banyak serat? Terlalu banyak diberi
buah/sayuran mungkin. Bayi yang terlalu banyak mengonsumsi serat berpotensi
untuk lebih sering BAB dan akhirnya menjadi kurus. Sebab apa yang
dikonsumsinya lebih banyak yang dikeluarkan ketimbang yang diserap.
Dua kali dalam kurun waktu tujuh hari atau kurang. Kemungkinan bayi mengalami konstipasi/sembelit atau pemampatan feses di usus besar. Hati-hati, jika feses yang keras membuat anusnya luka dan si kecil mengalami trauma sehingga enggan untuk buang air besar yang berikutnya. |
Feses berwarna abu-abu menandakan bayi terlalu banyak mengkonsumsi zat besi.
Kondisi feses bayi tidak selalu sama setiap harinya. Perubahan ini tergantung pada kondisi dan kesehatan si kecil. Karena itu saat mendapati feses bayi yang “mencurigakan”, salah satu hal yang bisa dilakukan orangtua adalah melakukan observasi menu makanan yang dikonsumsi bayi, tak hanya dalam satu hari tapi juga 2 hari sebelumnya. Kenapa? Sebab gerak usus pada bayi yang normal adalah selama 24 sampai 36 jam. Jadi, makanan yang dikonsumsi bayi sekarang akan keluar 24 atau 36 jam kemudian.