Efek Blog

Tuesday 30 September 2014

Obat Herbal HIV/AIDS dengan tahitian Noni Bioactive Beverage


HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh → melemahkan sistem kekebalan tubuh sehingga muda terinfeksi.

AIDS adalah gejala dari berbagai penyakit akibat sistem kekebalan tubuh yang lemah akibat HIV.

Penularan Penyakit HIV-AIDS
  1. Seksual (free or paid sex)
  2. Darah (suntik, transfusi),
  3. Ibu ke anak saat hamil (Vertikal)

Pemeriksaan: Elisa
Tes pertama HIV : Untuk deteksi antibodi dalam darah.
Ab (+) → lanjut ke tes kedua.
Tes dapat di lakukan bulan ke 3-6 dari mulai terpajan virus HIV.
(PERIODE JENDELA: 3 Minggu – 6 Minggu) : Periode Jendela, yaitu masa antara masuknya HIV ke dalam tubuh hingga terbentuknya antibodi (zat tubuh untuk menangkal penyakit) terhadap HIV. Fase ini bisa menularkan HIV kepada orang lain walau hasil tesnya masih negatif. Fase ini antara 2 minggu – 6 bulan (3 bulan pada 95% kasus).

Western Bloting
Untuk memperkuat hasil tes Elisa.
Deteksi protein spesifik pada individu terinfeksi HIV.
Hasil Elisa + western Bloting → 99.9% akurat deteksi infeksi HIV.
Untuk memperkuat hasil tes Elisa.
Deteksi protein spesifik pada individu terinfeksi HIV

HIV Positip, yaitu fase tanpa gejala meski sudah terinfeksi HIV, tampak sehat dan dapat beraktivitas seperti biasa. Periode jendela adalah bagian dari fase ini, karena meski antibodi HIV belum terdeteksi tapi virus HIV sudah masuk ke dalam tubuh. Fase ini berlangsung rata-rata 3 – 10 tahun, masing-masing orang berbeda tergantung dari ketahanan tubuhnya.

Khusus pemeriksaan CD4 bermanfaat untuk mengetahui kondisi imunitas penderita dan kondisi perbaikan setelah mendapat terapi.

Menurut WHO gejala AIDS ada 4 stadium:
Stadium Pertama (I):
  1. Asimptomatik
  2. Limfadenopati
  3. Kondisi penderita baik, aktivitas seperti biasa.
Stadium Dua (II):
  1. BB menurun.
  2. Dermatitis, sariawan kronis, herpes zoster.
  3. Ispa, sinusitis kronis
  4. Limfadenopati generalisata persisten.
  5. Aktifitas normal.
Stadium Tiga (III):
Gejala AIDS Related Comples (ARC).
  1. BB menurun signifikan lebih 10% dalam 1 bulan.
  2. Demam berkepanjangan > 1 bulan.
  3. Diare kronis >1 bulan.
  4. Candidiasis oral.
  5. Penurunan sistem imun : mudah lelah, infeksi TBC atau infeksi bakteri lainnya.
Stadium Empat (IV):
  1. BB turun drastic.
  2. Demam >1 bulan.
  3. Diare kronis.
  4. Infeksi oportunistik: pneumonia, toksoplasmosis otak, infeksi cytomegalovirus hati dan limpan, herpes simpleks oral dan genital.
  5. Lifoma dan sarkoma Kaposi.
  6. Ensefalopati oleh HIV

DIAGNOSA HIV/AIDS
Diagnose ditegakkan berdasarkan :
GEJALA KLINIS.
Gejala-Gejala Mayor
  1. Berat badan menurun
  2. Diare kronis
  3. Demam berkepanjangan
  4. Penurunan kesadaran
  5. Demensia / HIV Ensefalopati
Gejala-Gejala Minor
  1. Batuk menetap lebih dari 1 bulan
  2. Dermatitis generalisata
  3. Herpes zoster multi segmental dan herpes Zoster berulang.
  4. Kandidias orofaringeal
  5. Herpes simpleks kronis progresif
  6. Limfadenopati generalisata
  7. Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita
  8. Retinitis virus sitomegalo
Diagnosa positif AIDS apabila: penderita dewasa (>12 tahun) dianggap AIDS apabila tes HIV positif disertai sekurang-kurangnya 2 gejala mayor dan 1 gejala minor.

TERAPI MEDIK HIV/AIDS
Hasil uji klinik terhadap 11 pasien yang terinfeksi HIV:
Setelah diberi obat antiretroviral selama 6 bulan → tidak memberikan hasil yang baik.
Setelah diberi kombinasi fitomedika Tahitian Noni Bioactive Beverage selama 16 minggu terjadi:
  • Peningkatan CD4 dari 184 sel/mmᶟ menjadi 250 sel/mmᶟ (35,86%)
  • Median HIV-1 RNA plasma 18.586 kopi/ml menjadi < 50 kopi/ml (85,71%)
  • Terjadi perbaikan gejala klinis pada semua pasien dan peningkatan kualitas hidup 94,59%
  • Tidak terjadi efek toksik.
SEL CD4, SEL – T Penolong (Helper) dan Sel T4, ANDA PERLU TAHU HAL INI !

Tiga nama diatas, CD4 Cells, Helper T- Cells dan T4 Cells. Sebenarnya merujuk kepada sel yang sama. Mengapa disebet Sel T ? Karena sel T di produksi di sum- sum tulang dan dimatangkan di kelenjar Thymus. T sel disebut juga HELPER karena perannya membantu sel- sel pertahanan tubuh lainnya. Namun saat ini lebih popular dengan nama CD4. CD (Cluster of Differentiation), merujuk pada cluster protein yang membentuk reseptor pada permukaan sel tersebut.
Sel darah putih bertanggung-jawab terhadap berfungsinya sistem kekebalan tubuh. Salah satu dari beberapa jenis sel darah putih adalah yang disebut Limfosit (Lymphocyte). Sel CD4 adalah salah satu bentuk dari Limfosit ini.

Ada dua jenis sel Limfosit, yaitu Sel B (B-cells) dan Sel T (T-cells).
Disebut Sel B karena diproduksi sekaligus dimatangkan di Bone Marrow (sumsum tulang). Sel B akan menghasilkan antibody guna melawan patogen yang memasuki tubuh manusia. Disebut Sel T karena produksinya di Bone Marrow tetapi pematangannya di kelenjar Thymus (T).
Jumlah sel CD4 menjadi indikator yang amat penting dalam menentukan tingkat kekebalan tubuh manusia. Manusia harus mampu mempertahankan “jumlah CD4” dalam batas-batas normal pada kisaran 500-1000 sel per milimeter kubik darah, sehingga seseorang mampu mempertahankan diri dari komplikasi-komplikasi yang berhubungan dengan HIV/AIDS khususnya mencegah terjadinya infeksi oportunistik.

Jumlah Sel CD4 akan menentukan kapan seorang ODHA harus memulai pengobatan. Penghitungan jumlah sel CD4 menjadi bagian penting dalam pengobatan: Memulai dan follow-up nya.
Jumlah sel CD4 dihitung dalam milimeter kubik darah, bisa manual dengan mikroskop atau otomatis dengan cytometer. Angka normal bervariasi, ada yang menyebut 600-1200; 500-1000; 500-1500 dan 1400-1500 per mm kubik darah. Dapat disimpulkan bahwa angka normal adalah di atas 500 per mm kubik darah. Makin tinggi jumlah sel CD4 berarti makin baik sistem imun seseorang. Sebaliknya makin rendah jumlah sel CD4 berarti makin rendah daya tahan tubuh orang tersebut
Karena jumlah CD4 penting untuk menunjukkan kekuatan sistem kekebalan tubuh, diusulkan agar seseorang melakukan tes CD4 setiap 3-6 bulan.
Hasil tes dapat berubah-ubah, tergantung pada jam berapa contoh darah diambil, kelelahan, dan stres. Sebaiknya contoh darah kita diambil pada jam yang sama setiap kali dites CD4, dan juga selalu memakai laboratorium yang sama.
Infeksi lain dapat sangat berpengaruh pada jumlah CD4. Jika tubuh kita menyerang infeksi, jumlah sel darah putih (limfosit) naik. Jumlah CD4 juga naik. Vaksinasi dapat berdampak serupa. Kalau akan melakukan tes CD4, sebaiknya kita menunggu dua minggu setelah pulih dari infeksi atau setelah vaksinasi.
Karena jumlah CD4 begitu berubah-ubah, kadang lebih cocok kita lihat persentase sel CD4. Jika hasil tes melaporkan CD4% = 34%, ini berarti 34% limfosit kita adalah sel CD4. Persentase ini lebih stabil dibandingkan jumlah sel CD4 mutlak. Angka normal berkisar antara 30-60%. Setiap laboratorium mempunyai kisaran yang berbeda. Belum ada pedoman untuk keputusan pengobatan berdasarkan CD4%, kecuali untuk anak berusia di bawah lima tahun.
Jumlah CD4 mutlak di bawah 200 menunjukkan kerusakan yang berat pada sistem kekebalan tubuh. 

Terapi HIV/AIDS Dengan Tahitian Noni Bioactive Beverage

Tahitian Noni Sebagai= Antivirus → menghambat enzim peptidase HIV-1.

Tahitian Noni Sebagai= Imunomodulator : meningkatkan fagositosis dan sitotoksis → atasi infeksi oportunistik (bakteri, jamur dan virus)

Tahitian Noni Sebagai= Meningkatkan energy dan reorganisasi sel
Paling dominan,85% HIV menular melalui hubungan seksual yang tidak aman dengan pasangan yang terinfeksi HIV.
Cairan tubuh yang potensial menjadi media penularan HIV adalah : darah, air mani dan cairan vagina
Tropisma virus : virus dapat mengenal dan menempel pada sel jaringan tertentu : HIV pada CD4 yang terdapat pada gejala.

Tahitian Noni Bioactive Beverage dengan kandungan iridoid yang utama memiliki efek :
  1. Memperbaiki sel-sel yang rusak, meningkatkan energi dan reorganisasi sel.
  2. Menghambat enzim peptidase HIV-1 (enzim peptidase diperlukan oleh HIV untuk replikasi).
  3. Imunomodulator: meningkatkan fagositosis dan sitotoksis → atasi infeksi oportunistik (bakteri, Jamur dan virus).
0 Comments
Komentar

No comments:

Post a Comment