Efek Blog

Wednesday 28 May 2014

OBAT HERBAL ALAMI PENYAKIT TIFUS ABDOMINALIS



1.    Penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari satu minggu, gangguan pada pencernaan, dan gangguan kesadaran (Ngastiyah, 2005).
2.    Infeksi sistemik yang disebabkan oleh kuman SalmonellaTyphosa, Salmonella Paratyphi A, B dan C. yang menyerang usus halus khususnya daerah illeum.

3.    Thypoid fever/demam tifoid atau thypus abdominalis merupakan penyakit infeksi akut pada usus halus dengan gejala demam satu minggu atau lebih disertai gangguan pada saluran pencernaan dan dengan atau tanpa gangguan kesadaran.


Epidemiologi
Infeksi berasal dari penderita atau seorang yang secara klinik tampak sehat tetapi yang mengandung kuman yang keluar bersama faccesnya atau bersama kemih (carrier). Kuman-kuman ini mengkontaminasi makanan, minuman dan tangan. Lalat merupakan penyebar kuman typhus terpenting, karena dari tempat kotor ia dapat mengotori makanan.

Masa inkubasi (masa sejak terpapar oleh virus sampai timbulnya gejala pertama) berkisar antara 1-3 minggu (rata-rata 10-14 hari).

Patofisiologi
Makanan atau minuman yang telah terkontaminasi oleh kuman Salmonella Typhosa masuk kedalam lambung, selanjutnya lolos dari sistem pertahanan lambung, kemudian masuk ke usus halus, melalui folikel limpa masuk kesaluran limpatik dan sirkulasi darah sistemik, sehingga terjadi bakterimia. Bakterimia pertama-tama menyerang Sistem Retikulo Endoteleal (RES) yaitu : hati, lien dan tulang, kemudian selanjutnya mengenai seluruh organ di dalam tubuh antara lain sistem syaraf pusat, ginjal dan jaringan limpa.Cairan empedu yang dihasilkan oleh hati masuk ke kandung empedu sehingga terjadi Kolesistitis. Cairan empedu akan masuk ke Duodenum dan dengan virulensi kuman yang tinggi akan menginfeksi intestin kembali khususnya bagian illeum dimana akan terbentuk ulkus yang lonjong dan dalam. Masuknya kuman ke dalam intestin terjadi pada minggu pertama dengan tanda dan gejala suhu tubuh naik turun khususnya suhu akan naik pada malam hari dan akan menurun menjelang pagi hari. Demam yang terjadi pada masa ini disebut demam intermiten (suhu yang tinggi, naik turun dan turunnya dapat mencapai normal). Disamping peningkatan suhu tubuh juga akan terjadi obstipasi sebagai akibat penurunan motilitas suhu, namun ini tidak selalu terjadi dapat pula terjadi sebaliknya. Setelah kuman melewati fase awal intestinal, kemudian masuk ke sirkulasi sistemik dengan tanda peningkatan suhu tubuh yang sangat tinggi dan tanda-tanda infeksi pada RES seperti nyeri perut kanan atas, splenomegali dan hepatomegali. Pada minggu selanjutnya dimana infeksi Focal Intestinal terjadi dengan tanda-tanda suhu tubuh masih tetap tinggi, tetapi nilainya lebih rendah dari fase bakterimia dan berlangsung terus menerus ( demam kontinue ), lidah kotor, tepi lidah hiperemis, penurunan peristaltik, gangguan digesti dan absorbsi sehingga akan terjadi distensi, diare dan pasien merasa tidak nyaman, pada masa ini dapat terjadi perdarahan usus, perforasi dan peritonitis dengan tanda distensi abdomen berat, peristaltik menurun bahkan hilang, melena, syock dan penurunan kesadaran (Agus Waluyo, 2004 ).


 Penyebab
Salmonella thyposa, basil gram negative yang bergerak dengan bulu getar, tidak bersepora mempunyai sekurang-kurangnya tiga macam antigen yaitu :
a.    Salmonella Thyposa, basil gram negative yang bergerak dengan bulu getar, tidak bersepora mempunyai sekurang-kurangnya tiga macam antigen yaitu :
-  Antigen O (somatic, terdiri dar izat komplek liopolisakarida)
-  Antigen H (flagella)
-  Antigen V1 dan protein membrane hialin.

b.    Salmonella parathypi A
c.    Salmonella parathypi B
d.   Salmonella parathypi C
e.    Feces dan Urin dari penderita thypus

Faktor Risiko
a.        Kebiasaan jajan di tempat-tempat yang tidak memenuhi syarat kesehatan
b.       Lingkungan yang kotor
c.       Daya tahan tubuh yang rendah (Suriadi, 2006).

Manifestasi Klinis
Gejala klinik thyphus abdominalis pada pasien dewasa biasanya lebih berat dibandingkan anak. Masa tunas rata-rata 10-20 hari. Yang tersingkat 4 hari jika infeksi melalui makanan, sedangkan yang terlama sampai 30 hari jika infeksi melalui minuman. Selama masa inkubasi ditemukan gejala prodromal yaitu perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing, nafsu makan berkurang,dan tidak bersemangat.
Gejala klinis yang biasa ditemukan ialah :
a.    Demam. Pada kasus yang khas demam berlangsung 3 minggu. Bersifat febris remitens dan suhu tidak terlalu tinggi. Selama minggu pertama, suhu badan berangsur-angsur naik setia hari, biasanya menurun pada pagi hari dan meningkat lagi pada sore dan malam hari. Dalam minggu kedua pasien terus berada dalam keadaan demam. Pada minggu ketiga suhu badan berangsur turun dan normal kembali pada akhir minggu keempat.
b.    Gangguan pada saluran pencernaan. Pada mulut terdapat bau nafas tidak sedap (halitosis), bibir kering dan pecah-pecah (rhagaden). Lidah tertutup selaput putih kotor (coated tongue), ujung dan tepi lidah kemerahan, jarang disertai tremor. Pada abdomen ditemukan keadaan perut kembung (meteorismus). Hati dan limpa membesar diserta nyeri pada perabaan. Defekasi biasanya konstipasi, mungkin normal dan kadang-kadang diare.
c.    Gangguan kesadaran. Umumnya kesadaran penderita menurun walaupun tidak dalam, yaitu apatis sampai somnolen, jarang terjadi sopor, koma atau gelisah (kecuali penyakitnya berat dan terlambat mendapatkan pengobatan).
d.   Disamping gejala diatas, pada punggung atau anggota gerak  dapat ditemukan roseola, yaitu bintik-bintik kemerahan karena emboli basil dalam kapiler kulit terutama ditemukan pada minggu pertama demam. Kadang-kadang ditemukan pula  bradikardia dan epistaksis (Ngastiyah, 2005).

Komplikasi
1.    Kompilikasi intestinal
    a.     Perdarahan usus
    b.     Perforasi usus
    c.     Ileus paralitik

2.    Komplikasi ekstra intestinal
    a.     Komplikasi kardiovaskuler
Kegagalan sirkulasi perifer (renjatan sepsis), miokarditis, trombosis dan tromboflebitis.
    b.     Komplikasi darah
Anemia hemolitik, trombositopenia, disseminated intravascular coaguilation (DIC) dan sindrom uremia hemolitik.
    c.     Komplikasi paru
Pneumonia, empiema, dan pleuritis.

3.         Komplikasi hepar dan kandung empedu
Hepatitis dan kolesistitis.

4.         Komplikasi ginjal
Glomerulonefritis, pielonefretis dan perinefretis.

5.         Komplikasi tulang
Osteomielitis, periostitis, spondilitis dan artritis

6.         Komplikasi neuropsikiatrik
Delirium, meningismus, menengitis, polineuritis perifer, sindrom Guillain Barre, psikosis dan sindrom katatonia (Yoga, 2009).

Makanan yang dianjurkan dan harus dihindari
Makanan yang dianjurkan
Makanan dari sumber karbohidrat :
Bubur atau nasi tim, roti bakar, kentang rebus, biscuit.
Makanan dari sumber protein hewani :
Daging empuk, hati, ayam; ikan direbus, ditumis, dikukus, dipanggang; telur direbus, didadar; susu maksimal 2 gelas per hari.
Makanan dari sumber protein nabati :
Tahu, tempe ditim, direbus, ditumis; susu kedelai
Makanan dari jenis sayuran :
Sayuran berserat rendah dan sedang seperti kacang panjang, buncis muda, bayam, labu siam, tomat masak, wortel direbus, dikukus, ditumis.
Makanan dari jenis buah-buahan :
Semua sari buah, buah segar yang matang (tanpa kulit dan biji) dan tidak banyak menimbulkan gas seperti pepaya, pisang, jeruk, alpukat.
Jenis makanan berlemak :
Margarin, mentega, dan minyak dalam jumlah terbatas untuk menumis atau mengoles.
Jenis minuman :
Teh encer, sirup.
Jenis bumbu :
Garam, gula, cuka, salam, lengkuas, kunyit, dalam jumlah tebatas.
Makanan yang dihindari
Jenis makanan yang harus dihindari bagi penderita tipes adalah jenis makanan berserat tinggi dan sedang seperti, susu, produk susu, dan daging berserat kasar, makanan yang terlalu berlemak, terlalu manis, terlalu asam, dan berbumbu tajam.
Selain itu hindari :
Makanan dari sumber karbohidrat :
Beras ketan, beras tumbuk/merah, roti whole wheat (gandum), jagung, ubi, singkong, talas, dodol dan kue-kue lain yang manis dan gurih.
Makanan dari sumber hewani :
Daging berserat kasar, serta daging, ayam, ikan diawetkan, telur mata sapi, didadar.
Makanan dari sumber nabati:
Kacang merah serta kacang-kacangan kering seperti kacang tanah, kacang hijau, kacang kedelai.
Makanan dari sumber sayuran berserat tinggi seperti:
Daun singkong, daun katuk, daun pepaya, daun dan buah melinjo, oyong, serta semua sayuran yang dimakan mentah.
Buah-buahan :
Buah-buahan yang dimakan dengan kulit seperti apel, jambu biji, serta jeruk yang dimakan dengan kulit ari; buah yang menimbulkan gas seperti durian dan nangka.
Makanan yang berlemak :
Minyak untuk menggoreng, lemak hewani, kelapa dan santan.
Jenis Minuman :
Kopi dan teh kental dan minuman yang mengandung soda dan alkohol.
Bumbu masak :
Cabe dan merica.

Pengobatan ALTERNATIF TAHITIAN NONI BIOACTIVE BEVERAGE (TNBB) terhadap PENYAKIT Thypus Abdominalis
Mekanisme Kerja TNBB (Tahitian Noni Bioactive Beverage)
Mekanisme kerja secara ilmiah mampu bekerja di tingkat molekular untuk :
1.    meningkatkan dan merevitalisasi sistem kerja tubuh (self healing), bekerja melindungi, memperbaiki, mengaktifkan, meremajakan dan meregenerasi sel secara optimal.
2.    Memberikan efek manfaat yang optimal serta aman dikonsumsi baik oleh wanita hamil, menyusui, bayi, anak-anak hinggak orang dewasa, yang mencakup segala kondisi kesehatan.

Penemuan ini berhubungan dengan aktivitas antifungal dan antibakterial produk olahan Morinda citrifolia L. dan berhubungan dengan metode untuk menentukan konsentrasi rerata inhibisi. Secara khusus , penemuan ini berhubungan dengan etanol, metanol, dan etilasetat yang diekstrak dari Morinda citrifolia L. serta aktivitas inhibisinya terhadap jamur dan bakteri, dan mengidentifikasi konsentrasi rerata inhibisi.


Mengandung 230 senyawa yang sangat bermanfaat bagi kesehatan, 157 senyawa adalah Micro Nutrisi Essensial (Super Nutrisi) antara lain ebelas (11) vitamin, sebelas (11) mineral, tujuh belas (17) asam amino, yang terpenting diantaranya adalah :
Vitamin A1*, B1, B6, B12, C*, E*, Dll
Mineral Magnesium, Calsium, Phosphor, Besi,
Selenium, Seng, Kalium, Natrium
Asam Amino Pencegahan degenerasi sel, diantaranya :
Arginine, Cystin, Glycine, dll
Nitric Oxide Sebagai Neuro Transmitter yaitu untuk
meningkatkan sinyal inter dan
intra celuler  (NOBEL 1998)
Dammnacanthal Anti Kanker dan Anti Biotik alami
Alizarin Pemutus hubungan pembuluh darah ke tumor
Terpenoid Anti Mikroba: Eugenol – anti kanker
Asam Ursolic: Anti Kanker (Leukimia)
Anti Mikroba (AIDS), Anti Inflamasi,
Anti Histamin, Anti Alergi
Glycoside Perawat Jantung, Flavonol Glycoside
Scopoletin Menurunkan tekanan darah, Anti
Bakteri, Pneumonia, Anti Alergi
Proxeronine Sangat vital bagi penyehatan sel, Anti
Mikroba/ Anti Inflamasi/ Anti
Oksidan/ Anti kanker
Anggur OPC, EGCg, Resveratol, Pterostilbene
(AntiKolestrol) dan Anti Oksidan.
Polysaccharida Anti Mikroba, Anti Kanker, dll
Blueberry Anti Oksidan EGCg, Anti Kolestrol

Hak Paten Terapi/ Theurapy Tahitian Noni Bioactive Beverage  terkait penyembuhan Penyakit ThypusAbdominalis (Tifus)
Hak Paten (WO 03/099310 A1) – 4 Desember 2003
"ANTIFUNGAL EFFECTS OF MORINDA CITRIFOLIA"
§  Morinda citrifolia L. memiliki banyak komponen antimikrobial diantaranya etanol, metanol, dan etil asetat ekstrak Morinda citrifolia L. yang terbukti memiliki aktivitas antimikrobial ketika diuji melawan  bakteri dan jamur patogen (S. aureus, E. coli, C. albicans, T. Mentagrophytes, dan A. Niger).
§  Hasil penelitian uji mikrobiologi memakai kultur mikroorganisme Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, Salmonella choleraesuis seroti enteriditas, Listeria monocytogenes, Candida albicans, dan Sterptococcus mutans, memperlihatkan kapasitas inhibisi (MIC) oleh neutralisasi Morinda citrifolia L. terjadi dalam konsentrasi 1:2 dan pemulihan neutralisasinya mencapai 40%-97%.
§  Efek antimikrobial Morinda citrifolia L. signifikan hampir pada semua mikroba.

Hak Paten (USPTO 7,048,952) – 23 Mei 2006
"Formulation For Inhibiting Fungal and Microbial Growth Comprising Morinda Citrifolia Puree Juice"
§  Jamur patogen diantaranya Trichophyton mentagrophytes, Aspergillus Niger dan Candida albicans. Ketiganya dapat menyebabkan infeksi mikosis pada manusia seperti kasus kandidiasis ditandai infeksi endogen, infeksi primer pada mukosa dan kulit dengan diseminasi sekunder; kasus aspergilosis ditandai infeksi pada saluran respirasi, endoftalmitis, infeksi sistem saraf pusat, dan septik aspergilosis; dermatomikosis ditandai dermatofit filamentosa, infeksi terjadi melalui kontak secara langsung maupun tidak pada spesies antrofilik, zoofilik dan geofilik. Infeksi mikosis (oportunis dan kutanus) umumnya pada pasien imunokompromis, sehingga naturaseutikal Morinda citrifolia L. sangat potensial untuk membangkitkan respon imun seluler maupun humoral yang akan berfungsi sebagai efektor terhadap infeksi jamur.
§  Bakteri patogen diantaranya Staphylococcus aureus (penyebab infeksi pada jerawat, folikel rambut, abses, infeksi luka/bedah, serta bakterimia endokarditis dan meningitis) dan Escherichia  coli (penyebab diare).



0 Comments
Komentar

No comments:

Post a Comment