1.
Penyakit
infeksi akut yang biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam yang
lebih dari satu minggu, gangguan pada pencernaan, dan gangguan kesadaran
(Ngastiyah, 2005).
2.
Infeksi sistemik yang disebabkan oleh kuman SalmonellaTyphosa,
Salmonella Paratyphi A, B dan C. yang menyerang usus halus khususnya daerah
illeum.
3.
Thypoid fever/demam tifoid atau thypus
abdominalis merupakan penyakit infeksi akut pada usus halus dengan gejala demam
satu minggu atau lebih disertai gangguan pada saluran pencernaan dan dengan
atau tanpa gangguan kesadaran.
Epidemiologi
Infeksi berasal
dari penderita atau seorang yang secara klinik tampak sehat tetapi yang
mengandung kuman yang keluar bersama faccesnya atau bersama kemih (carrier).
Kuman-kuman ini mengkontaminasi makanan, minuman dan tangan. Lalat merupakan
penyebar kuman typhus terpenting, karena dari tempat kotor ia dapat mengotori
makanan.
Masa inkubasi (masa sejak terpapar oleh virus sampai timbulnya gejala pertama) berkisar antara 1-3 minggu (rata-rata 10-14 hari).
Patofisiologi
Makanan atau minuman yang telah
terkontaminasi oleh kuman Salmonella Typhosa masuk kedalam lambung, selanjutnya
lolos dari sistem pertahanan lambung, kemudian masuk ke usus halus, melalui
folikel limpa masuk kesaluran limpatik dan sirkulasi darah sistemik, sehingga
terjadi bakterimia. Bakterimia pertama-tama menyerang Sistem Retikulo Endoteleal (RES) yaitu : hati, lien dan tulang,
kemudian selanjutnya mengenai seluruh organ di dalam tubuh antara lain sistem syaraf
pusat, ginjal dan jaringan limpa.Cairan empedu yang dihasilkan oleh hati masuk
ke kandung empedu sehingga terjadi Kolesistitis. Cairan empedu akan masuk ke
Duodenum dan dengan virulensi kuman yang tinggi akan menginfeksi intestin
kembali khususnya bagian illeum dimana akan terbentuk ulkus yang lonjong dan
dalam. Masuknya kuman ke dalam intestin terjadi pada minggu pertama dengan
tanda dan gejala suhu tubuh naik turun khususnya suhu akan naik pada malam hari
dan akan menurun menjelang pagi hari. Demam yang terjadi pada masa ini disebut
demam intermiten (suhu yang tinggi, naik turun dan turunnya dapat mencapai
normal). Disamping peningkatan suhu tubuh juga akan terjadi obstipasi sebagai
akibat penurunan motilitas suhu, namun ini tidak selalu terjadi dapat pula
terjadi sebaliknya. Setelah kuman melewati fase awal intestinal, kemudian masuk
ke sirkulasi sistemik dengan tanda peningkatan suhu tubuh yang sangat tinggi
dan tanda-tanda infeksi pada RES seperti nyeri perut kanan atas, splenomegali
dan hepatomegali. Pada minggu selanjutnya dimana infeksi Focal Intestinal
terjadi dengan tanda-tanda suhu tubuh masih tetap tinggi, tetapi nilainya lebih
rendah dari fase bakterimia dan berlangsung terus menerus ( demam kontinue ),
lidah kotor, tepi lidah hiperemis, penurunan peristaltik, gangguan digesti dan
absorbsi sehingga akan terjadi distensi, diare dan pasien merasa tidak nyaman,
pada masa ini dapat terjadi perdarahan usus, perforasi dan peritonitis dengan
tanda distensi abdomen berat, peristaltik menurun bahkan hilang, melena, syock
dan penurunan kesadaran (Agus Waluyo, 2004 ).
Penyebab
Salmonella thyposa, basil gram
negative yang bergerak dengan bulu getar, tidak bersepora mempunyai
sekurang-kurangnya tiga macam antigen yaitu :
a.
Salmonella Thyposa, basil gram negative
yang bergerak dengan bulu getar, tidak bersepora mempunyai sekurang-kurangnya
tiga macam antigen yaitu :
-
Antigen O (somatic, terdiri dar izat
komplek liopolisakarida)
-
Antigen H (flagella)
-
Antigen V1 dan protein membrane
hialin.
b.
Salmonella parathypi A
c.
Salmonella parathypi B
d.
Salmonella parathypi C
e.
Feces dan Urin dari penderita thypus
Faktor Risiko
a.
Kebiasaan
jajan di tempat-tempat yang tidak memenuhi syarat kesehatan
b.
Lingkungan yang kotor
c.
Daya tahan tubuh yang rendah (Suriadi,
2006).
Manifestasi Klinis
Gejala klinik thyphus abdominalis
pada pasien dewasa biasanya lebih berat dibandingkan anak. Masa tunas rata-rata
10-20 hari. Yang tersingkat 4 hari jika infeksi melalui makanan, sedangkan yang
terlama sampai 30 hari jika infeksi melalui minuman. Selama masa inkubasi
ditemukan gejala prodromal yaitu perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri kepala,
pusing, nafsu makan berkurang,dan tidak bersemangat.
Gejala klinis yang biasa ditemukan
ialah :
a.
Demam. Pada kasus yang khas demam
berlangsung 3 minggu. Bersifat febris remitens dan suhu tidak terlalu tinggi.
Selama minggu pertama, suhu badan berangsur-angsur naik setia hari, biasanya
menurun pada pagi hari dan meningkat lagi pada sore dan malam hari. Dalam
minggu kedua pasien terus berada dalam keadaan demam. Pada minggu ketiga suhu
badan berangsur turun dan normal kembali pada akhir minggu keempat.
b.
Gangguan pada saluran pencernaan.
Pada mulut terdapat bau nafas tidak sedap (halitosis), bibir kering dan
pecah-pecah (rhagaden). Lidah tertutup selaput putih kotor (coated tongue),
ujung dan tepi lidah kemerahan, jarang disertai tremor. Pada abdomen ditemukan
keadaan perut kembung (meteorismus). Hati dan limpa membesar diserta nyeri pada
perabaan. Defekasi biasanya konstipasi, mungkin normal dan kadang-kadang diare.
c.
Gangguan kesadaran. Umumnya
kesadaran penderita menurun walaupun tidak dalam, yaitu apatis sampai somnolen,
jarang terjadi sopor, koma atau gelisah (kecuali penyakitnya berat dan
terlambat mendapatkan pengobatan).
d.
Disamping gejala diatas, pada
punggung atau anggota gerak dapat
ditemukan roseola, yaitu bintik-bintik kemerahan karena emboli basil dalam
kapiler kulit terutama ditemukan pada minggu pertama demam. Kadang-kadang
ditemukan pula bradikardia dan
epistaksis (Ngastiyah, 2005).
Komplikasi
1.
Kompilikasi intestinal
a. Perdarahan usus
b. Perforasi usus
c. Ileus paralitik
2.
Komplikasi ekstra intestinal
a. Komplikasi kardiovaskuler
Kegagalan
sirkulasi perifer (renjatan sepsis), miokarditis, trombosis dan tromboflebitis.
b. Komplikasi darah
Anemia
hemolitik, trombositopenia, disseminated intravascular coaguilation (DIC) dan
sindrom uremia hemolitik.
c. Komplikasi paru
Pneumonia,
empiema, dan pleuritis.
3.
Komplikasi hepar dan kandung empedu
Hepatitis
dan kolesistitis.
4.
Komplikasi ginjal
Glomerulonefritis,
pielonefretis dan perinefretis.
5.
Komplikasi tulang
Osteomielitis,
periostitis, spondilitis dan artritis
6.
Komplikasi neuropsikiatrik
Delirium, meningismus, menengitis, polineuritis perifer,
sindrom Guillain Barre, psikosis dan sindrom katatonia (Yoga, 2009).
Makanan yang
dianjurkan dan harus dihindari
Makanan yang
dianjurkan
Makanan dari sumber karbohidrat :
Bubur atau nasi tim, roti bakar, kentang rebus, biscuit.
Bubur atau nasi tim, roti bakar, kentang rebus, biscuit.
Makanan dari sumber protein hewani :
Daging empuk, hati, ayam; ikan direbus, ditumis, dikukus, dipanggang; telur direbus, didadar; susu maksimal 2 gelas per hari.
Daging empuk, hati, ayam; ikan direbus, ditumis, dikukus, dipanggang; telur direbus, didadar; susu maksimal 2 gelas per hari.
Makanan dari sumber protein nabati :
Tahu, tempe ditim, direbus, ditumis; susu kedelai
Tahu, tempe ditim, direbus, ditumis; susu kedelai
Makanan dari jenis sayuran :
Sayuran berserat rendah dan sedang seperti kacang panjang, buncis muda, bayam, labu siam, tomat masak, wortel direbus, dikukus, ditumis.
Sayuran berserat rendah dan sedang seperti kacang panjang, buncis muda, bayam, labu siam, tomat masak, wortel direbus, dikukus, ditumis.
Makanan dari jenis buah-buahan :
Semua sari buah, buah segar yang matang (tanpa kulit dan biji) dan tidak banyak menimbulkan gas seperti pepaya, pisang, jeruk, alpukat.
Semua sari buah, buah segar yang matang (tanpa kulit dan biji) dan tidak banyak menimbulkan gas seperti pepaya, pisang, jeruk, alpukat.
Jenis makanan berlemak :
Margarin, mentega, dan minyak dalam jumlah terbatas untuk menumis atau mengoles.
Margarin, mentega, dan minyak dalam jumlah terbatas untuk menumis atau mengoles.
Jenis minuman :
Teh encer, sirup.
Teh encer, sirup.
Jenis bumbu :
Garam, gula, cuka, salam, lengkuas, kunyit, dalam jumlah tebatas.
Garam, gula, cuka, salam, lengkuas, kunyit, dalam jumlah tebatas.
Makanan yang
dihindari
Jenis
makanan yang harus dihindari bagi penderita tipes adalah jenis makanan berserat
tinggi dan sedang seperti, susu, produk susu, dan daging berserat kasar,
makanan yang terlalu berlemak, terlalu manis, terlalu asam, dan berbumbu tajam.
Selain itu hindari :
Makanan dari sumber karbohidrat :
Beras ketan, beras tumbuk/merah, roti
whole wheat (gandum), jagung, ubi, singkong, talas, dodol dan kue-kue lain yang
manis dan gurih.
Makanan dari sumber hewani :
Daging berserat kasar, serta daging,
ayam, ikan diawetkan, telur mata sapi, didadar.
Makanan dari sumber nabati:
Kacang merah serta kacang-kacangan
kering seperti kacang tanah, kacang hijau, kacang kedelai.
Makanan dari sumber sayuran berserat
tinggi seperti:
Daun singkong, daun katuk, daun
pepaya, daun dan buah melinjo, oyong, serta semua sayuran yang dimakan mentah.
Buah-buahan :
Buah-buahan yang dimakan dengan kulit
seperti apel, jambu biji, serta jeruk yang dimakan dengan kulit ari; buah yang
menimbulkan gas seperti durian dan nangka.
Makanan yang berlemak :
Minyak untuk menggoreng, lemak
hewani, kelapa dan santan.
Jenis Minuman :
Kopi dan teh kental dan minuman yang
mengandung soda dan alkohol.
Bumbu masak :
Cabe dan merica.
Pengobatan ALTERNATIF
TAHITIAN NONI BIOACTIVE BEVERAGE (TNBB) terhadap PENYAKIT Thypus Abdominalis
Mekanisme
Kerja TNBB (Tahitian Noni Bioactive Beverage)
Mekanisme kerja
secara ilmiah mampu bekerja di tingkat molekular untuk :
1. meningkatkan dan merevitalisasi sistem kerja tubuh (self
healing), bekerja
melindungi, memperbaiki, mengaktifkan, meremajakan dan meregenerasi sel secara
optimal.
2. Memberikan efek
manfaat yang optimal serta aman dikonsumsi baik oleh wanita hamil, menyusui,
bayi, anak-anak hinggak orang dewasa, yang mencakup segala kondisi
kesehatan.
Penemuan ini berhubungan dengan aktivitas
antifungal dan antibakterial produk olahan Morinda citrifolia L. dan
berhubungan dengan metode untuk menentukan konsentrasi rerata inhibisi. Secara
khusus , penemuan ini berhubungan dengan etanol, metanol, dan etilasetat yang
diekstrak dari Morinda citrifolia L. serta aktivitas inhibisinya terhadap jamur
dan bakteri, dan mengidentifikasi konsentrasi rerata inhibisi.
Mengandung 230 senyawa yang sangat
bermanfaat bagi kesehatan, 157 senyawa adalah Micro Nutrisi Essensial (Super
Nutrisi) antara lain ebelas (11) vitamin, sebelas (11) mineral, tujuh belas
(17) asam amino, yang terpenting diantaranya adalah :
Vitamin A1*, B1, B6, B12, C*, E*,
Dll
Mineral Magnesium, Calsium,
Phosphor, Besi,
Selenium, Seng, Kalium, Natrium
Selenium, Seng, Kalium, Natrium
Asam Amino Pencegahan degenerasi
sel, diantaranya :
Arginine, Cystin, Glycine, dll
Arginine, Cystin, Glycine, dll
Nitric Oxide Sebagai Neuro
Transmitter yaitu untuk
meningkatkan sinyal inter dan
intra celuler (NOBEL 1998)
meningkatkan sinyal inter dan
intra celuler (NOBEL 1998)
Dammnacanthal Anti Kanker dan Anti
Biotik alami
Alizarin Pemutus hubungan pembuluh
darah ke tumor
Terpenoid Anti Mikroba: Eugenol –
anti kanker
Asam Ursolic: Anti Kanker (Leukimia)
Anti Mikroba (AIDS), Anti Inflamasi,
Anti Histamin, Anti Alergi
Asam Ursolic: Anti Kanker (Leukimia)
Anti Mikroba (AIDS), Anti Inflamasi,
Anti Histamin, Anti Alergi
Glycoside Perawat Jantung, Flavonol
Glycoside
Scopoletin Menurunkan tekanan darah,
Anti
Bakteri, Pneumonia, Anti Alergi
Bakteri, Pneumonia, Anti Alergi
Proxeronine Sangat vital bagi
penyehatan sel, Anti
Mikroba/ Anti Inflamasi/ Anti
Oksidan/ Anti kanker
Mikroba/ Anti Inflamasi/ Anti
Oksidan/ Anti kanker
Anggur OPC, EGCg, Resveratol,
Pterostilbene
(AntiKolestrol) dan Anti Oksidan.
(AntiKolestrol) dan Anti Oksidan.
Polysaccharida Anti Mikroba, Anti
Kanker, dll
Blueberry Anti Oksidan EGCg, Anti
Kolestrol
Hak Paten
Terapi/ Theurapy Tahitian Noni Bioactive Beverage terkait penyembuhan Penyakit ThypusAbdominalis
(Tifus)
Hak Paten (WO 03/099310
A1) – 4 Desember 2003
"ANTIFUNGAL EFFECTS
OF MORINDA CITRIFOLIA"
§ Morinda citrifolia L. memiliki banyak komponen antimikrobial
diantaranya etanol, metanol, dan etil asetat ekstrak Morinda citrifolia
L. yang terbukti memiliki aktivitas antimikrobial ketika diuji
melawan bakteri dan jamur patogen (S. aureus, E. coli, C. albicans, T.
Mentagrophytes, dan A. Niger).
§ Hasil penelitian uji mikrobiologi memakai kultur
mikroorganisme Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis,
Salmonella choleraesuis seroti enteriditas, Listeria monocytogenes, Candida
albicans, dan Sterptococcus mutans, memperlihatkan kapasitas inhibisi (MIC)
oleh neutralisasi Morinda citrifolia L. terjadi dalam konsentrasi 1:2 dan
pemulihan neutralisasinya mencapai 40%-97%.
§ Efek antimikrobial Morinda citrifolia L.
signifikan hampir pada semua mikroba.
Hak Paten (USPTO
7,048,952) – 23 Mei 2006
"Formulation For
Inhibiting Fungal and Microbial Growth Comprising Morinda Citrifolia Puree
Juice"
§ Jamur patogen diantaranya Trichophyton
mentagrophytes, Aspergillus Niger dan Candida albicans. Ketiganya dapat
menyebabkan infeksi mikosis pada manusia seperti kasus kandidiasis ditandai
infeksi endogen, infeksi primer pada mukosa dan kulit dengan diseminasi
sekunder; kasus aspergilosis ditandai infeksi pada saluran respirasi,
endoftalmitis, infeksi sistem saraf pusat, dan septik aspergilosis;
dermatomikosis ditandai dermatofit filamentosa, infeksi terjadi melalui kontak
secara langsung maupun tidak pada spesies antrofilik, zoofilik dan geofilik.
Infeksi mikosis (oportunis dan kutanus) umumnya pada pasien imunokompromis,
sehingga naturaseutikal Morinda citrifolia L. sangat potensial
untuk membangkitkan respon imun seluler maupun humoral yang akan berfungsi sebagai
efektor terhadap infeksi jamur.
§ Bakteri patogen diantaranya Staphylococcus
aureus (penyebab infeksi pada jerawat, folikel rambut, abses, infeksi
luka/bedah, serta bakterimia endokarditis dan meningitis) dan Escherichia
coli (penyebab diare).