Efek Blog

Tuesday 3 June 2014

Pengobatan Alternatif Radang Otak (Encephalitis)

  • Radang Otak (Enchepalitis) adalah suatu peradangan pada otak, yang biasanya disebabkan oleh virus dan dikenal sebagai ensefalitis virus.
  • Ensefalomielitis adalah suatu peradangan pada otak dan medula spinalis, yang juga disebabkan oleh virus.
  • Reaksi peradangan pada jaringan otak oleh berbagai macam penyebab seperti infeksi virus, bakteri, toksin dan autoimmun. Infeksi virus merupakan yang tersering.
  • Meningitis adalah peradangan membran yang menutupi otak dan sumsum tulang belakang.
Patofisiologi Radang Otak (Ensefalitis)

Rangkaian peristiwa yang terjadi berbeda-beda, sesuai dengan agen penyakit dan pejamu. Pada umumnya virus ensefalitis termasuk sistem limfatik, baik berasal dari menelan enterovirus akibat gigitan nyamuk atau serangga lain. Didalam sistem limfatik ini terjadi perkembangbiakan dan penyebaran ke dalam aliran darah yang mengakibatkan infeksi pada beberapa organ. Pada stadium ini (fase ekstraneural), ditemukan penyakit demam nonpleura, sistemis, tetapi jika terjadi perkembangbiakan lebih lanjut dalam organ yang terserang, terjadi pembiakan dan penyebaran virus sekunder dalam jumlah besar. Invasi ke susunan saraf pusat akan diikuti oleh bukti klinis adanya penyakit neurologis.

Kemungkinan besar kerusakan neurologis disebabkan oleh (1) invasi langsung dan destruksi jaringan saraf oleh virus yang berproliferasi aktif atau (2) reaksi jaringan saraf terhadap antigen-antigen virus. Perusakan neuron mungkin terjadi akibat invasi langsung virus, sedangkan respon jaringan pejamu yang hebat mungkin mengakibatkan demielinisasi, kerusakan pembuluh darah dan perivaskular. Kerusakan pembuluh darah mengakibatkan gangguan peredaran darah dan menimbulkan tanda-tanda serta gejala-gejala yang sesuai. Penentuan besarnya kerusakan susunan syaraf pusat yang ditimbulkan langsung oleh virus dan bagaimana menggambarkan banyaknya perlukaan yang diperantarai oleh kekebalan, mempunyai implikasi teraupetik; agen-agen yang membatasi multiplikasi virus diindikasikan untuk keadaan pertama dan agen-agen yang menekan respons kekebalan selular pejamu digunakan untuk keadaan lain (Nelson, 1992).

Pada ensefalitis bakterial, organisme piogenik masuk ke dalam otak melalui peredaran darah, penyebaran langsung, komplikasi luka tembus. Penyebaran melalui peredaran darah dalam bentuk sepsis atau berasal dari radang fokal di bagian lain di dekat otak. Penyebaran langsung dapat melalui tromboflebitis, osteomielitis, infeksi telinga bagian tengah dan sinus paranasalis.

Mula-mula terjadi peradangan supuratif pada jaringan otak. Biasanya terdapat di bagian substantia alba, karena bagian ini kurang mendapat suplai darah. Proses peradangan ini membentuk eksudat, trombosis septik pada pembuluh-pembuluh darah dan agregasi leukosit yang sudah mati. Di daerah yang mengalami peradangan tadi timbul edema, perlunakan dan kongesti jaringan otak disertai peradangan kecil. Di sekeliling abses terdapat pembuluh darah dan infiltrasi leukosit.

Penyebab Radang Otak

Berbagai macam mikroorganisme dapat menimbulkan encephalitis, umpamanya bakteri, ricketsia, mikoplasma, spirochaeta, jamur, protozoa, metazoa, jamur dan virus. Akan tetapi penyebab yang paling sering adalah virus. Yang akan dibicarakan selanjutnya yaitu viral encephalitis. Berikut beberapa virus dari kelas ARBO virus dan Enterovirus yang infeksinya berpotensi menimbulkan radang akut pada jaringan otak yaitu :
  • Japanese B encephalitis.
  • Western equine encephalitis.
  • Sint louis encephalitis.
  • Poliomyelitis.
  • Coxacki virus.
  • ECHO virus
Penyebab dari Ensefalitis bisa di klasifikasikan berdasarkan etiologi adalah sebagai berikut :
  • Enchepalitis bisa menyebar melalui Gondongan yang sering namun bersifat ringan, Campak, selain itu juga bisa melalui infeksi – infeksi Virus seperti :
  1. Kelompok Virus entero : sering pada semua umur, keadannya lebih berat pada neonates.
  2. Kelompok virus herpes : Kelompok virus poks, vaksinia dan variola; jarang tetapi dapat terjadi kerusakan SSP berat.
Penyebab lain Ensefalitis selain pengaruh dari Infeksi Virus bisa juga dari Infeksi-infeksi nonvirus seperti hal nya sebagai berikut :
  • Riketsia : komponen ensefalitik dari vaskulitis serebral
  • Mycoplasma pneumonia : terdapat interval beberapa hari antara gejala tuberkulosis dan bakteri lainnya, sering kali memiliki komponen-komponen ensefallitis
  • Bakteri tuberkulosa dan meningitis bakterial lainnya, sering kali memiliki gejala ensefalitik
  • Spirokaeta; kogenital atau akuisista; leptospirosis
  • Jamur; penderita dengan gangguan-gangguan imunologis mempunyai risiko khusus; kriptokokosis; histoplasmosis aspergilosis; mukor mikosis; moniliasis; koksidiodomikosis
  • Protozoa; Plasmodium sp.; Tripanosoma sp.; Naegleria sp.; Acanthamoeba; Toxoplasma gondii.
  • Metazoa; trikinosis; ekinokokosis; sistiserkosis; skistosomiasis
Sebagai mana disebutkan diatas penyebab terbanyak ensefalitis yaitu oleh karena virus, maka dalam literatur juga yang banyak dibahas yaitu mengenai infeksi virus ensefalitis. Di indonesia sendiri penyebab terbanyak kejadian ensefalitis yaitu virus japanese B ensefalitis.

Tanda dan Gejala Encephalitis

Infeksi otak karena virus bisa menyebabkan 3 gejala yang berbeda :
  1. Infeksi ringan, menyebabkan demam dan rasa tidak enak badan, seringkali tanpa gejala khas lainnya.
  2. Demam disertai sakit kepala, muntah, kelemahan dan kaku kuduk.
  3. Terjadi gangguan fungsi otak yang normal yang menyebabkan perubahan kepribadian, kejang, kelemahan pada satu atau lebih bagian tubuh, linglung, rasa mengantuk yang bisa berkembang menjadi koma, dan gejala meningitis lainnya.
Virus tertentu memberikan gejala tambahan lainnya. Contohnya adalah virus herpes simpleks, yang seringkali menyebabkan kejang berulang pada stadium awal ensefalitis. Selain sel darah putih, cairan serebrospinal juga mengandung sel darah merah. Virus ini juga menyebabkan pembengkakan pada lobus temporalis, yang bisa terlihat pada skening MRI.

Diagnosis Ensefalitis (Radang Otak)


Diagnosis pasti untuk ensefalitis ialah berdasarkan pemeriksaan patologi anatomi jaringan otak. Secara praktis diagnostik dibuat berdasarkan manifestasi neurologik dan informasi epidemiologik (komite Medik RSUP Dr. Sadjito, 2000).

Hal-hal penting dalam menegakkan diagnosis ensefalitis adalah :
  • Panas tinggi, nyeri kepala hebat, kaku kuduk, stupor, koma, kejang dan gejala-gejala kerusakan SSP.
  • Pada pemeriksaan cairan serebro spinal (CSS) terdapat pleocytosis dan sedikit peningkatan protein (normal pada ESL).
  • Isolasi virus dari darah, CSS atau spesimen post mortem (otak dan darah)
  • Identifikasi serum antibodi dilakukan dengan 2 spesimen yang diperoleh dalam 3-4 minggu secara terpisah (Kempe, 1982).
Sebaiknya diagnosis ensefalitis ditegakkan dengan :
  • Anamnesis yang cermat, tentang kemungkinan adanya infeksi akut atau kronis, keluhan, kemungkinan adanya peningkatan tekanan intra kranial, adanya gejala, fokal serebral/serebelar, adanya riwayat pemaparan selama 2-3 minggu terakhir terhadap penyakit melalui kontak, pemaparan dengan nyamuk, riwayat bepergian ke daerah endemik dan lain-lain (Nelson, 1992)
  • Pemeriksaan fisik/neurologik, perlu dikonfirmasikan dengan hasil anamnesis dan sebaliknya anamnesis dapat diulang berdasarkan hasil pemeriksaan.
  • Gangguan kesadaran.
  • Hemiparesis.
  • Tonus otot meninggi.
  • Reflek patologis positif.
  • Reflek fiisiologis menningkat.
  • Klonus.
  • Gangguan nervus kranialis.
  • Ataksia (Komite Medik RSUP Dr. Sarjito, 2000)
Pemeriksaan Laboratorium Pada Radang Otak

Fungsi lumbal, untuk menyingkirkan gangguan-gangguan lain yang akan memberikan respons terhadap pengobatan spesifik. Pada ensefalitis virus umumnya cairan serebro spinal jernih, jumlah lekosit berkisar antara nol hingga beberapa ribu tiap mili meter kubik, seringkali sel-sel polimorfonuklear mula-mula cukup bermakna (Nelson, 1992). Kadar protein meningkat sedang atau normal, kadar protein mencapai 360 mg% pada ensefalitis yang disebabkan virus herpes simplek dan 55 mg% yang disebabkan oleh toxo cara canis . Kultur 70-80 % positif dan virus 80% positif (Komite Medik RSUP Dr. Sardjito, 2000).

Darah : 
  1. Al (angka lekosit) : normal/meninggi tergantung etiologi
  2. Hitung jenis : normal/dominasi sel polimorfenuklear; (3). Kultur : 80-90 % positif.
Pemeriksaan Pelengkap
  1. Isolasi Virus - Virus terdapat hanya dalam darah pada infeksi dini. Biasanya timbul sebelum munculnya gejala. Virus diisolasi dari otak dengan inokulasi intraserebral mencit dan diidentifikasi dengan tes-tes serologik dengan antiserum yang telah diketahui.
  2. Serologi - Antibodi netralisasi ditemukan dalam beberapa hari setelah timbulnya penyakit. Dalam membuat diagnosis perlu untuk menentukan kenaikan titer antibodi spesifik selama infeksi diagnosis serologik menjadi sukar bila epidemi yang disebabkan oleh salah satu anggota golongan serologik terjadi pada daerah dimana anggota golongan lain endemik atau bila individu yang terkena infeksi, sebelumnya pernah terkena infeksi virus arbo yang mempunyai hubungan dekat. Dalam keadaan tersebut, diagnostik etiologik secara pasti tidak mungkin dilakukan/
  3. EEG.
  4. CT Scan Kepala
Komplikasi Penyakit Radang Otak
  1. Meningitis bacterial.
  2. Tumor otak, abses ekstradural,.
  3. Abses subdural,.
  4. Infiltrasi neoplasma.
  5. Trauma kepala pada daerah epidemic.
  6. Ensefalopati, sindrom Reye (Arif, 2000).
Prognosis Ensefalitis

Prognosis bergantung pada kecepatan dan ketepatan pertolongan. Disamping itu perlu dipertimbangkan pula mengenai kemungkinan penyulit yang dapat muncul selama perawatan. Edema otak dapat sangat mengancam kehidupan penderita.

Prognosis jangka pendek dan panjang sedikit banyak bergantung pada etiologi penyakit dan usia penderita. Bayi biasanya mengalami penyulit dan gejala sisa yang berat. Ensefalitis yang disebabkan oleh VHS memberi prognosis yang lebih buruk daripada pognosis virus entero (Nelson, 1992).

Angka kematian untuk ensefalitis masih tinggi, berkisar antara 35-50%. Penderita yang hidup 20-40% mempunyai komplikasi atau gejala sisa yang melibatkan sistem saraf pusat yang dapat mengenai kecerdasan, motoris, psikiatrik, epilepsi, penglihatan atau pendengaran bahkan sampai sistem kardiovaskuler. Bayi yang menderita ensefalitis mengalami penyulit dan akibat sisa yang lebih berat. Disamping itu belum ada pengobatan yang spesifik untuk ensefalitis. Pengobatan yang dilakukan selama ini bersifat nonspesifik dan empiris yang bertujuan untuk mempertahankan kehidupan serta menopang setiap sistem organ yang terserang.

Gangguan Tumbuh-Kembang pada bayi yang mengalami Meningitis atau Enchepalitis

Keterlambatan perkembangan motorik bisa dilihat jika :
  • Pada usia 6 hingga 7 bulan, si anak belum bisa mengontrol kepalanya dengan sempurna atau memegang benda.
  • Kemudian pada usia 10 bulan tidak bisa merespons ke sumber suara ketika dipanggil.
  • Usia 11-12 bulan tidak dapat duduk tegak selama 5 hingga 10 menit.
  • Belum dapat berjalan sendiri atau dibantu pada usia 18 hingga 21 bulan.
  • Usia 15 bulan anak tidak mengerti kata-kata larangan seperti jangan atau tidak.
  • Usia 18 bulan tidak dapat mengucapkan 10 kata.
  • Usia 21 bulan tidak bereaksi terhadap perintah untuk duduk, dipanggil atau berdiri.
  • Usia 24 bulan tidak dapat menunjuk dan menyebutkan bagian tubuh, seperti mata, hidung, telinga dan mulut.
Dibutuhkan tindakan yang cepat dan tepat untuk menyelamatkan perkembangan saraf anak. Jika terlambat penanganan akan sulit diobati. Artinya, jika anak mengalami gangguan saraf lalu diberikan stimulus dan makanan yang baik, maka perkembangan otaknya dapat mencapai 90%. Sebaliknya, jika didiamkan saja, mungkin hanya dapat berkembang sebesar 50 %.

Berikan makanan bernutrisi tinggi dan rangsangan. Karena makanan yang baik dapat memperbaiki struktur otak. Stimulasi membuat otak aktif, berarti saraf berkembang lebih banyak dan sambungan antara sel-sel saraf menjadi baik.

Pengobatan Alami Alternatif Radang otak, Meningitis, Terapi dengan Tahitian Noni Juice


TAHITIAN NONI® merupakan pengobatan alami radang otak/meningitis, aman tanpa efek samping dalam proses penyembuhannya. TAHITIAN NONI ® tidak saja mengusir penyakit, tetapi mampu mengembalikan sistem susunan syaraf yang rusak.

TAHITIAN NONI ® mampu meningkatkan aktifitas regenerasi sel, meningkatkan asupan nutrien di dalam sel otak, mampu membuang racun (toksik), sebagai Antivirus, membantu proses perbaikan, dan meningkatkan komunikasi sel.

Takaran Konsumsi Penderita Penyakit Radang Otak
  • Pada Bayi : Dosis awal selama 3 hari 2 x BB bayi / hari, selanjutnya bisa dinaikin menjadi 3-6 x BB badan bayi.
  • Pada Dewasa : Dosis Awal 3 hari 2 x 15cc-30cc / hari, selanjutnya bisa dinaikkan menjadi 4-6 x 60cc.


  

  

http://khasiattahitiannonijuice.blogspot.com/search/label/Join%20Bisnis%20And%20Member

0 Comments
Komentar

No comments:

Post a Comment