Efek Blog

Friday 27 June 2014

Obat Herbal Kelenjar Tiroid pada Ibu Hamil (Pregnancy and Thyroid Disease)

Kehamilan akan menyebabkan perubahan struktur dan fungsi kelenjar tiroid ibu,sehingga kadang-kadang menyulitkan penegakan diagnosis penyakit atau menentukan adanya kelainan tiroid . Proses hiperplasia glandular dan bertambahnya volume kelenjar tiroid akan menyebabkan kelenjar tiroid membesar sedang,sehingga penggunaan iodid (iodid uptake)oleh kelenjar tiroid ibu juga akan meningkat.Akibatnya, sekresi harian hormon tiroksin juga akan meningkat. Pada awal kehamilan hormon tiroksin ibu akan berpindah ke janin sehingga terjadi hipotiroidisme janin. Proses ini akan terjadi selama kehamilan. Hormon tiroid diperlukan untuk perkembangan otak dan fungsi mental normal.
Gangguan kelenjar tiroid pada umumnya didapatkan pada perempuan muda. Terdapat hubungan yang erat antara fungsi kelenjar tiroid ibu dan janin yang dikandungnya. Janin bergantung pada hormon tiroksin ibu. Obat-obatan yang diminum ibu akan mempengaruhi kelenjar tiroid ibu dan kelenjar tiroid janin.

Pengertian Hipertiroid (Hyperthyroid)
Hipertiroid adalah suatu sindroma klinik akibat meningkatnya sekresi hormon tiroid T4, T3 atau kedua-duanya. Walaupun tidak sama, istilah hipertiroid sering disebut juga tirotoksikosis.

Tiroid adalah kelenjar di leher yang mengatur metabolisme, perkembangan otak, temperatur tubuh, kekuatan otot, fungsi jantung, siklus menstruasi, berat badan dan kolesterol. Kelenjar ini mengeluarkan hormone T3 dan T4. Produksi hormon ini diatur oleh kelenjar hipofisis di otak yang menghasilkan hormon TSH. Jika kadar hormon tiroid sedikit, maka akan TSH akan diproduksi, jika hormon tiroid berlebihan maka produksi hormon TSH akan dikurangi.

Jika kadar TSH rendah saat hamil, maka harus diperiksakan apakah anda menderita hipertiroid transien/sementara, atau menderita penyakit graves. Hipertiroid atau tirotoksikosis pada kehamilan adalah tingginya kadar T3 dan T4. Penyebab tersering hipertiroid pada ibu hamil adalah penyakit hipertiroid gestasional atau hipertiroid transien. Penyakit ini ditandai dengan naiknya kadar T4 dan rendahnya atau tidak terdeteksinya hormon TSH dalam darah dan kadar T3 normal, tanpa disertai ditemukannya antibodi penyakit grave. Penyakit ini menyebabkan kadar hormon hCG meningkat pada 3 bulan pertama kehamilan yang akan menyebabkan hormone tiroid TSH meningkat. Pada beberapa wanita, hipertiroid dapat menyebabkan muntah-muntah yang berlebihan atau disebut hiperemesis gravidarum. Biasanya terjadi pada trimester pertama, sesudah itu kadar hormon tiroid akan kembali normal. Tujuan pengobatan pada penyakit ini adalah mengurangi rasa mual dan muntah yang berlebihan, dokter akan memberikan obat antasida dan anti mual. Bila mual muntah berat, pasien harus dirawat untuk mendapatkan nutrisi lewat infus.

Insidensi Hipertiroid
Baik struma multinoduler maupun adenoma toksik lebih sering ditemukan pada mereka yang berumur lanjut yaitu antara 40 - 60 tahun, sedangkan penyakit Graves sebagian besar pada umur antara 20-40 tahun. Di praktek sehari-hari penderita hipertiroid yang datang mengunjungi dokter atau klinik hampir 90% adalah penyakit hipertiroid Graves. Mengingat penyakit Graves ditemukan pada umur antara 20-40 tahun, dengan sendirinya apabila kita berbicara mengenai hipertiroid dengan kehamilan, hampir selalu yang ditemukan adalah penderita hipertiroid Graves.

Penyebab Hipertiroid
Berbagai penyebab dapat mengakibatkan hipertiroid. Tiga penyebab utama ialah penyakit autoimmun Graves, struma multinoduler dan adenoma toksik, tetapi sebagian besar penyebab hipertiroid yaitu sekitar 90% disebabkan oleh penyakit autoimmun Graves.

Gejala dan Tanda Hipertiroid
a. Hipertensi
b. tremor/gemetar
c. takikardi/ denyut jantung cepat
d. Mual muntah
e. Rasa khawatir berlebihan, sulit berkonsentrasi
f. Keringat berlebihan
g. Diare
h. Lengan dan tungkai lemas
i. Mata terlihat menonjol keluar, pengelihatan kabur
j. Mudah lelah

Diagnosis Hipertiroid
Pada mereka yang tidak hamil, sebagian besar hipertiroid Graves dapat di diagnosis secara klinis oleh karena gambaran klinis yang khas seperti takhikardi, banyak keringat, kelainan mata dll. Tidaklah demikian pada wanita hamil, sebab sebagian tanda hipermetabolik dapat disebabkan oleh proses kahamilan sehingga mengacaukan dengan keadaan hipertiroid . Perubahan-perubahan tersebut ialah :
1. Gejala hiperdinamik
Pada wanita hamil dapat terjadi gejala hiperdinamik seperti tidak tahan panas, kulit yang panas dan basah, tachycardia (denyut jantung yang lebih cepat daripada denyut jantung normal).

2. Berat badan menurun
Pada hamil muda, emesis akan menyebabkan berat badan wanita hamil akan menurun, keadaan mana mirip pada hipertiroid. Perlu diingat kembali bahwa hipertiroid justru memberat pada trimester pertama.

3. Adanya struma
Sebagian wanita hamil akan ditemukan adanya struma. Hal ini oleh karena pada kehamilan klirens ginjal terhadap yodida meningkat sehingga dapat terjadi defisiensi yodium untuk sementara waktu. Penelitian di Skotland menunjukkan bahwa sekitar 79% wanita hamil disertai dengan adanya struma.

4. Kadar hormone tiroid
Pada keadaan hamil oleh karena pengaruh estrogen maka kadar TBG (thyroid binding globulin) akan meningkat, yang akan diikuti oleh meningkatnya kadar TT4 (T4 total) dan TT3 (T3 total) dalam plasma. Dengan demikian apabila kita hanya mengukur kadar TT4 dan TT3 sebagai parameter fungsi tiroid maka hasil fungsi tiroid akan memberikan gambaran hiperfungsi . Oleh karena itu sebaiknya untuk pemeriksaan fungsi tiroid pada kehamilan jangan diperiksa kadar TT4 tetapi FT4 (free thyroxin = tiroksin bebas).

Memperhatikan keadaan diatas yang dapat mengacaukan diagnosis hipertiroid pada kehamilan, maka prosedur diagnosis mutlak memerlukan pemeriksaan laboratorium. Gambaran klinis saja tidak dapat dipakai sebagai pegangan diagnosis.Selain itu diagnosis dengan bantuan kedokteran nuklir tidak mungkin dilakukan pada wanita hamil. Pemeriksaan yang perlu dilakukan adalah :
1. Pemeriksaan FT4 (free thyroxin) dan bukan TT4
Pada saat ini sudah dapat diperiksa kadar FT4 dalam plasma. Pada hipertiroid kadar FT4 plasma meningkat.

2. Kadar TSHs
TSH (thyroid stimulating hormon) adalah hormon yang dikeluarkan oleh hipofise bagian anterior yang fungsinya memacu tiroid untuk sekresi T4 dan T3. Pada saat ini telah dikembangkan cara pemeriksaan laboratorium yang sensitif untuk deteksi TSH (TSHs = TSH sensitive test). Pada hipertiroid kadar TSHs akan rendah, sebaliknya pada keadaan hipotiroid kadar TSHs akan meningkat.

3. Tes TRH
Tes TRH hanya dilakukan apabila pemeriksaan diatas masih tetap meragukan apakah hipertiroid atau tidak. Pada umumnya sebagian besar kasus hipertiroid sudah terdeteksi dengan pemeriksaan FT4 dan TSHs.

Sejak awal kehamilan telah terjadi perubahan-perubahan pada fungsi tiroid ibu. Tiroid janin baru mulai berfungsi pada umur kehamilan minggu ke 12-16. Jika dikaitkan dengan kondisi hipertiroid, Plasenta sebagai penyekat antara ibu dan janin mempunyai sifat khusus sebagai berikut :
a. TSH agaknya tidak dapat melewati barier plasenta. Dengan demikian baik TSH ibu maupun TSH janin tidak saling mempengaruhi.

b. T4 dan T3 dapat melewati plasenta dalam jumlah yang sangat kecil, sehingga dapat dianggap tidak saling mempengaruhi.

c. Obat antitiroid PTU dan NeoMercazole dengan mudah dapat melewati plasenta. Oleh karena itu penting sekali mempertimbangkan dosis yang tepat agar tidak mengakibatkan hipotiroidi pada janin.

d. Propranolol dapat melewati plasenta, oleh karena itu tidak dianjurkan sebagai pengobatan tambahan pada wanita hamil.

e. Iodida dan radioiodida juga melewati plasenta.

f. Thyroid stimulating immunoglobulin (TSI) dapat bebas melewati plasenta. Oleh karena itu pemeriksaan kadar TSI pada kehamilan penting, dengan pengertian apabila kadar TSI saat hamil tinggi maka kemungkinan dapat terjadi hipertiroid neonatal.

Pengobatan Hipertiroid saat Hamil secara Medis
Pengobatan hipertiroid terdiri atas a) pemberian obat antitiroid, b) strumektomi subtotal, c) yodium radioaktif. Pada kehamilan pemberian zat yodium radioaktif merupakan kontraindikasi sehingga pengobatan pada hipertiroid hamil harus dipilih antara obat antitiroid dan operasi.
1. Obat antitiroid Thionamida
Thionamida bekerja mencegah sintesis hormon dari sel tiroid, tetapi tidak dapat menghentikan pelepasan hormon tiroid yang sudah terbentuk. Oleh karena itu waktu untuk mencapai eutiroid setelah pemberian thionamida tergantung dari berapa banyak hormon tiroid yang masih tersimpan sebagai koloid . Pada umumnya waktu yang dibutuhkan untuk mencapai eutiroid setelah pemberian obat antitiroid berkisar antara 4-6 minggu. Dosis obat tergantung pada keadaan hipertiroid dan minggu gestasi. Pada awal kehamilan sebelum terbentuknya plasenta, dosis obat antitiroid thionamida dapat diberikan seperti pada keadaan tidak hamil. Propilthiourasil dapat diberikan dengan dosis 3 sampai 4 kali 100 mg sehari, sedang NeoMercazole 3 kali 10 mg sehari. Setelah keadaan eutiroid tercapai maka dosis dapat diturunkan. Pada umumnya dengan dosis PTU 100-200 mg/hari dan NeoMercazole 10-15 mg/hari selama hamil tidak akan memberikan efek hipotiroid pada anak. Makin tua umur kehamilan proses autoimmun ibu akan menurun, sehingga beberapa ahli menganjurkan untuk menghentikan pemberian obat antitiroid 4 minggu sebelum persalinan. Krenning dan Hennemann di Rumah Sakit Dijkzigt Rotterdam menghentikan obat antitiroid 4 minggu sebelum persalinan. Surge dan Drury dari Dublin Maternity Hospital mempergunakan dosis awal carbimazole 60 mg sehari tetapi setelah 6-8 minggu diturunkan menjadi 5-10 mg sehari, kemudian obat dihentikan pada minggu gestasi ke 37. Andi Sutanto dkk mempergunakan dosis PTU 1-3 kali 100 mg sehari pada 13 wanita hamil dengan hipertiroid selama kehamilan tidak menemukan kelainan pada bayi yang dilahirkan.

2. Obat Penyekat Beta (Beta Blocker)
Obat penyekat beta seperti propranolol (Inderal), carteolol (Mikelan) sering digunakan baik sebagai pengobatan tunggal maupun obat tambahan pada pengobatan hipertiroid. Beberapa sentra juga menggunakan propranolol pada hipertiroid dengan kehamilan. Penggunaan propranolol pada kehamilan dilaporkan dapat mengakibatkan beberapa efek samping seperti plasenta kecil, gangguan pertumbuhan janin, bradikardi postnatal dan hipoglikemi . Oleh karena itu pada saat ini obat penyekat beta sebaiknya jangan dipakai pada hipertiroid dengan kehamilan, terkecuali pada keadaan tertentu misalnya pada krisis tiroid.

3. Pembedahan
Tiroidektomi subtotal hanya dilakukan pada keadaan tertentu misalnya pada penderita yang sangat allergi terhadap obat antitiroid, tidak berhasil dengan pengobatan obat antitiroid atau pada mereka dengan gejala penekanan oleh struma. Worley dan Crosby dari Oklahoma University di Amerika Serikat meneliti secara retrospektif penderita hipertiroid dengan kehamilan yang pernah dirawat selama 12 tahun. Ternyata pada mereka yang mendapat obat antitiroid saja sebanyak 70% melahirkan bayi aterm. Sebaliknya pada mereka yang mengalami pembedahan strumektomi, hanya 43% yang melahirkan bayi aterm. Selain itu kematian bayi pada mereka yang mengalami pembedahan ditemukan 43% sedang angka kematian pada mereka yang mendapat obat antitiroid hanya 20%. Oleh karena itu mereka menyimpulkan bahwa pengobatan terbaik pada wanita hipertiroid hamil adalah pemberian obat antitiroid. Di klinik kami(RSUP Wahidin, Makassar) selama dibukanya Sub-Bagian Endokrin dan Metabolik sejak tahun 1977 (15 tahun) tidak pernah ditemukan satu kasuspun wanita hamil hipertiroid yang membutuhkan tindakan pembedahan.

Pengawasan Selama Hamil
Tujuan pengobatan pada wanita hamil dengan hipertiroid ialah selain mencapai eutiroid pada ibu hamil, juga mencegah terjadinya efek samping pada janin antara lain dengan mencegah terjadinya hipotiroid dan struma pada janin. Pengalaman dengan dosis kecil PTU antara 100-200 mg sehari dan NeoMercazole 10 - 20 mg sehari sepanjang kehamilan akan memberikan hasil yang sangat memuaskan. Untuk mengetahui keadaan eutiroid dengan sendirinya diperlukan pemeriksaan fungsi tiroid selama hamil. Pemeriksaan yang terbaik ialah pemeriksaan FT4 dan TSHs setiap 4 minggu sekali. Di klinik yang mampu, pemeriksaan TSI juga dilakukan. Kadar TSI yang tinggi selama hamil, memberikan kesan pada anak mungkin dapat terjadi hipertiroid neonatal.

Pilihan pengobatan pada hipertiroid dengan kehamilan ialah pemakaian obat antitiroid seperti propiltiourasil dan karbimazol (NeoMercazole). Dosis obat antitiroid harus diberikan dalam jumlah kecil untuk mencegah terjadinya hipotiroid pada neonatus. Selama pengobatan, fungsi tiroid harus dipantau lebih sering yaitu setiap empat-delapan minggu. Tiroidektomi subtotal hanya dilakukan pada mereka yang tidak berhasil dengan obat antitiroid, misalnya allergi obat.

Pengobatan Hipertiroid saat Laktasi secara Medis
Seperti sudah disebut sebelumnya, pada akhir kehamilan proses autoimmun akan berkurang sehingga pada akhir kehamilan pada umumnya wanita hamil akan menjadi eutiroid. Setelah bersalin, kekambuhan hipertiorid akan terjadi pada 6 bulan pertama. Oleh karena itu pemeriksaan fungsi tiroid sebaiknya dilakukan pada 3 bulan dan 6 bulan setelah bersalin. Apabila terjadi hipertiroid kembali maka harus segera dimulai dengan obat antitiroid. Sampai saat ini obat antitiroid yang dianggap aman dan tidak menebus plasenta ialah PTU (propylthiouracil).

Komplikasi Hipertiroid pada Kehamilan
Apabila hipertiroid tidak terkendali, dapat terjadi komplikasi.
1. Komplikasi pada janin
a. Abortus spontan/keguguran
b. Premature
c. Berat badan bayi lahir kurang
d. Kegagalan pertumbuhan dalam kandungan (intrauterine growth retardation)
e. Kematian janin dalam kandungan
f. Penyakit hipertiroid pada bayi

2. Komplikasi pada Ibu
a. Hipertensi
b. Pembesaran jantung
c. Gagal jantung
d. Badai tiroid (hipertensi berat, syok, gangguan irama jantung yang tiba-tiba)

Prognosis Hipertiroid
Penderita dengan hipertiroid Graves mempunyai kecenderungan untuk remisi pada akhir kehamilan, dan eksaserbasi setelah persalinan, terutama pada enam bulan pertama.
Dubia ad bonam. Mortalitas krisis tiroid dengan pengobatan adekuat adalah 10-15% (Rani., et.al.,2006).

Individu dengan tes fungsi tiroid normal-tinggi, hipertiroidisme subklinis, dan hipertiroidisme klinis akan meningkatkan risiko atrium fibrilasi. Hipertiroidisme juga berhubungan dengan peningkatan risiko gagal jantung (6% dari pasien), yang mungkin menjadi sekunder untuk atrium fibrilasi atau takikardia yang dimediasi cardiomyopathy.Gagal jantung biasanya reversibel bila hipertiroidisme diterapi. Pasien dengan hipertiroidisme juga berisiko untuk hipertensi paru sekunder peningkatan cardiac output dan penurunan resistensi vaskuler paru. Pada pasien dengan penyakit jantung yang sudah ada sebelumnya, hipertiroidisme meningkatkan risiko kematian (rasio hazard [HR] = 1,57), dan bahkan mungkin pada pasien tanpa jantung. Hal ini juga meningkatkan risiko stroke iskemik (HR = 1,44) antara dewasa usia 18 sampai 44 years. Hipertiroidisme tidak diobati juga berpengaruh terhadap kepadatan mineral tulang yang rendah dan meningkatkan risiko fraktur pinggul (Gandhour and Reust, 2011).

Pengobatan Hipertiroid dalam kehamilan dengan Tahitian Noni Bioactive Beverage
Mekanisme Kerja TNBB (Tahitian Noni Bioactive Beverage)
Mekanisme kerja secara ilmiah mampu bekerja di tingkat molekular untuk :
1. Meningkatkan dan merevitalisasi sistem kerja tubuh (self healing), bekerja melindungi, memperbaiki, mengaktifkan, meremajakan dan meregenerasi sel secara optimal.

2. Memberikan efek manfaat yang optimal serta aman dikonsumsi baik oleh wanita hamil, menyusui, bayi, anak-anak hinggak orang dewasa, yang mencakup segala kondisi kesehatan.

Pihak kedokteran konvensional yang bekerja sama dengan pihak pharmasi tidak henti-hentinya melakukan penelitian untuk menemukan cara pengobatan dan jenis obat untuk menolong penderita masalah Thyroid.
Begitu pula kedokteran naturopati yang bekerja sama dengan produsen produk kesehatan herbal dan peneliti-peneliti independen terus menerus mencari dan meneliti sumber bahan dari alam yang mempunyai kasiat untuk penyembuhan penyakit-penyakit yang diderita manusia.
Sejak tahun 1950 telah ditemukan bahan dari alam yaitu Morinda citrifolia yang kemudian diolah menjadi produk Tahitian Noni Bioactive Beverage (TNBB) oleh perusahaan Tahitian Noni Inernational.
Morinda citrifolia banyak sekali mengandung pytochemical yang sangat luar biasa untuk menyembuhkan banyak jenis penyakit yang salah satunya untuk masalah gangguan Thyroid.

Berdasarkan penelitian secara medis, telah terbukti Tahitian Noni Bioactive Beverage mampu menyembuhkan penderita masalah Thyroid dengan cara:
1. Sebagai Antioxidant, Tahitian Noni menetralisir dan mereduksi SAR dan LPO yang diproduksi secara berlebihan didalam tubuh sehingga terhindar dari terjadinya kelainan fungsi dan reproduksi seluler, atau terhindar terhindar dari rusaknya biomelekul sel yang merupakan penyebab awal terjadinya penyakit degeneratif, kanker dan metabolik. HAK PATEN USPTO No. 60/251,417 - 5 Desember 2000. dan HAK PATEN WO 02/43664 A2 - 6 Juni 2002 http://www.wipo.int/pctdb/en/wo.jsp?WO=2002043664

2. Kandungan lebih dari 150 Fitokimia (Nutraseutika) yang juga berperan sebagaikoregulasi hormon, mengatasi keluhan defisiensi estrogen atau kelebihan estrogen danmengatasi gejala PMS. Hak Paten USPTO 20070122502 A1 - 31 Mei 2007. http://appft.uspto.gov/netacgi/nph-Parser?Sect1=PTO2&Sect2=HITOFF&p=1&u=%2Fnetahtml%2FPTO%2Fsearch-bool.html&r=1&f=G&l=50&co1=AND&d=PG01&s1=20070122502&OS=20070122502&RS=20070122502

3. Prevensi Kanker pada tahap inisiasi karsinogenesis dan inhibisi kanker. HAK PATEN WO 02/45654 A2 - 13 Juni 2002. http://www.wipo.int/edocs/pctdocs/en/2002/pct_2002_24-section1.pdf

4. Asam Galakturonat dalam Tahitian Noni dapat mensupresi adesi melanoma (B16-F0) terhadap molekul permukaan (Lu-ECAM-1), sehingga dapat mencegah metastasis kanker (terutama melanoma : karsinoma kolorektal dan thyroid) . HAK PATEN WO 2004/098514 A2 - 18 November 2004. http://www.wipo.int/pctdb/en/wo.jsp?WO=2004098514
Sebagai tambahan Tahitian Noni Bioactive Beverage sanggup memperkuat dan mempertahankan struktur selular.
Hal tersebut dapat dicapai dengan Tahitian Noni Bioactive Beverage bertindak sebagai adaptogenyang akan membantu “sel-sel tubuh yang sakit” untuk menyembuhkan dirinya sendiri.
0 Comments
Komentar

No comments:

Post a Comment