Efek Blog

Wednesday 11 June 2014

Pengobatan Herbal Kehamilan Ektopik - Eccyesis - Ectopic Pregnancy

Kehamilan ektopik atau dikenal sebagai kehamilan di luar kandungan merupakan suatu kondisi kehamilan dimana sel telur yang sudah dibuahi tidak mampu menempel atau melekat pada rahim ibu. 

Namun melekat ada tempat yang lain atau berbeda yaitu di tempat yang dikenal dengan nama tuba Fallopi atau saluran telur, di leher rahim, dalam rongga perut atau di indung telur atau dengan kata lain, kehamilan ektopik meruapakan suatu kondisi dimana sel telur yang telah dibuahi mengalami implantasi pada tempat selain tempat seharunya, yaitu uterus. Jika sel telur yang telah dibuahi menempel pada saluran telur, hal ini akan menyebabkan bengkaknya atau pecahnya sel telur akibat pertumbuhan embrio.

Insidensi Kehamilan Ektopik

Kehamilan ektopik menimpa sekitar 1% dari seluruh kehamilan dan hal ini merupakan suatu kondisi darurat dimana dibutuhkan pertolongan secepatnya. Karena jika dibiarkan kondisi ini sangat berbahaya dan mampu mengancam nyawa ibu, hal ini disebabkan oleh perdarahan dalam rongga abdomen, dan bukan terjadinya perdarahan keluar. Dalam kasus kehamilan ektopik, janin memiliki kemungkinan yang sangat kecul untuk dapat bertahan hidup. Namun di sejumlah kondisi kecil, contoh pada kehamilan abdominal, kehamilan dan janin bisa bertahan hingga masa persalinan dan jika persalinan dilakukan dengan cara caesar, maka ada harapan serta kemungkinan bayi untuk dapat bertahan hidup.

Epidemiologi Kehamilan Ektopik

Sebagian besar wanita yang mengalami kehamilan ektopik berumur antara 20-40 tahun dengan umur rata-rata 30 tahun. Lebih dari 60% kehamilan ektopik terjadi pada wanita 20-30 tahun dengan sosial ekonomi rendah dan tinggi di daerah prevalensi gonore dan prevalensi tuberkalusa yang tinggi. Di antara kehamilan ektopik terganggu, yang banyak terjadi ialah pada daerah tuba (90%). (Wiknjosastro, 2005)

Penelitian Cumningham di Amerika Serikat melaporkan bahwa kehamilan ektopik terganggu lebih sering dijumpai pada wanita kulit hitam daripada kulit putih karena prevalensi penyakit peradagangan pelvis lebih banyak pada wanita kulit hitam. Frekuensi kehamilan ektopik terganggu yang berulang adalah 1-4%.

Patogenesis Kehamilan Ektopik

Proses implantasi ovum di tuba pada dasarnya sama dengan yang terjadi di kavum uteri. Telur di tuba bernidasi secara kolumnar atau interkolumnar. Pada nidasi secara kolumnar telur bernidasi pada ujung atau sisi jonjot endosalping. Perkembangan telur selanjutnya dibatasi oleh kurangnya vaskularisasi dan biasanya telur mati secara dini dan direabsorbsi. Pada nidasi interkolumnar, telur bernidasi antara dua jonjot endosalping. Setelah tempat nidasi tertutup maka ovum dipisahkan dari lumen oleh lapisan jaringan yang menyerupai desidua dan dinamakan pseudokapsularis. Karena pembentukan desidua di tuba malahan kadang-kadang sulit dilihat vili khorealis menembus endosalping dan masuk kedalam otot-otot tuba dengan merusak jaringan dan pembuluh darah. Perkembangan janin selanjutnya tergantung dari beberapa faktor, yaitu; tempat implantasi, tebalnya dinding tuba dan banyaknya perdarahan yang terjadi oleh invasi trofoblas.

Di bawah pengaruh hormon esterogen dan progesteron dari korpus luteum graviditi dan trophoblast, uterus menjadi besar dan lembek, endometrium dapat berubah menjadi desidua. Beberapa perubahan pada endometrium yaitu ; sel epitel membesar, nukleus hipertrofi, hiperkromasi, lobuler, dan bentuknya ireguler. Polaritas menghilang dan nukleus yang abnormal mempunyai tendensi menempati sel luminal. Sitoplasma mengalami vakuolisasi seperti buih dan dapat juga terkadang ditemui mitosis. Perubahan endometrium secara keseluruhan disebut sebagai reaksi Arias-Stella. 

Setelah janin mati, desidua dalam uterus mengalami degenerasi kemudian dikeluarkan secara utuh atau berkeping-keping. Perdarahan yang dijumpai pada kehamilan ektopik terganggu berasal dari uterus disebabkan pelepasan desidua yang degeneratif.
Sebagian besar kehamilan tuba terganggu pada umur kehamilan antara 6 sampai 10 minggu. Karena tuba bukan tempat pertumbuhan hasil konsepsi, tidak mungkin janin tumbuh secara utuh seperti dalam uterus.

Beberapa kemungkinan yang mungkin terjadi adalah :
  1. Hasil konsepsi mati dini dan diresorbsi - Pada implantasi secara kolumna, ovum yang dibuahi cepat mati karena vaskularisasi yang kurang dan dengan mudah diresobsi total.
  2. Abortus kedalam lumen tuba - Perdarahan yang terjadi karena terbukanya dinding pembuluh darah oleh vili korialis pada dinding tuba di tempat implantasi dapat melepaskan mudigah dari dinding tersebut bersama-sama dengan robeknya pseudokapsularis. Segera setelah perdarahan, hubungan antara plasenta serta membran terhadap dinding tuba terpisah bila pemisahan sempurna, seluruh hasil konsepsi dikeluarkan melalui ujung fimbrae tuba ke dalam kavum peritonium. Dalam keadaan tersebut perdarahan berhenti dan gejala-gejala menghilang.
  3. Ruptur dinding tuba - Penyebab utama dari ruptur tuba adalah penembusan dinding vili korialis ke dalam lapisan muskularis tuba terus ke peritoneum. Ruptur tuba sering terjadi bila ovum yang dibuahi berimplantasi pada isthmus dan biasanya terjadi pada kehamilan muda. Sebaliknya ruptur yang terjadi pada pars-intersisialis pada kehamilan lebih lanjut. Ruptur dapat terjadi secara spontan, atau yang disebabkan trauma ringan seperti pada koitus dan pemeriksaan vagina.
Klasifikasi Kehamilan Ektopik

Sarwono Prawirohardjo dan Cuningham masing-masing dalam bukunya mengklasifikasikan kehamilan ektopik berdasarkan lokasinya antara lain.

- Tuba Fallopi (indung telur)
  • Pars interstisialis
  • Isthmus
  • Ampula
  • Infundibulum
  • Fimbrae
- Uterus (rahim)
  • Canalis Cervikalis
  • Divertikulum
  • Korno
  • Tanduk rudimenter
- Ovarium.
- Intraligamenter .
- Kombinasi kehamilan dalam dan luar rahim.

Faktor Risiko
Ibu-ibu yang berisiko mengalami kehamilan ektopik (kehamilan diluar kandungan) adalah : a. Ibu dengan usia 35-45 tahun; b. Ibu yang pernah mengalami kehamilan diluar kandungan; c. Ibu yang pernah melakukan operasi saluran telur/tuba; d. Ibu yang pernah mengalami keguguran;  e. Ibu yang pernahengalami infertilitas; f. Ibu yang pernah mendapat pengobatan untu merangsang keluarnya sel telur dari indung telur.

Etiologi / Penyebab Kehamilan Ektopik

Etiologi kehamilan ektopik terganggu telah banyak diselidiki, tetapi sebagian besar penyebabnya tidak diketahui. Wiknjosastro dalam bukunya menjelaskan beberapa faktor yang berhubungan dengan penyebab kehamilan ektopik terganggu.

- Faktor dalam Lumen Tuba
  • Endosalpingitis, sehingga lumen tuba menyempit atau membentuk kantong buntu. Kehamilan ektopik , 5 – 10 kali lipat pada pasien dengan riwayat salpingitis
  • Pada hipoplasia uteri lumen tuba sempit dan berkeluk-keluk dan hal ini sering disertai gangguan fungsi silia endosalping.
  • Operasi Plastik tuba dan sterilisasi yang tak sempurna dapat menjadi sebab lumen tuba menyempit.
- Faktor pada Dinding Tuba
  • Endometrosis tuba dapat memudahkan implantasi telur yang dibuahi dalam tuba.
  • Divertikel tuba kongenital atau ostium assesorius tubae dapat menahan telur yang dibuahi.
- Faktor Diluar Dinding Tuba
  • Perlekatan peritubal dengan distorsi atau lekukan tuba dapat menghambat perjalanan telur.
  • Tumor yang menekan dinding tuba dapat menyempitkan lumen tuba.
- Faktor Lain
  • Migrasi luar ovum yaitu perjalanan dari ovarium kanan ke tuba kiri atau sebaliknya dapat memperpanjang perjalanan terlalu cepat dan menyebabkan implantasi prematur.
  • Fertilisasi In-Vitro (bayi tabung)
Gambaran Klinis Kehamilan Ektopik


Gambaran klinik kehamilan tuba yang belum terganggu tidak khas, dan penderita maupun dokternya biasanya tidak mengetahui adanya kelainan dalam kehamilan, sampai terjadinya abortus atau ruptur tuba. (Wiknjosastro, 2000). Gejala-gejala yang terpenting menurut Sastrowinata :
  1. Nyeri perut - Gejala ini sering dijumpai pada setiap penderita. Bila kavum abdomen terisi darah lebih dari 500 ml akan menyebabkan perut tegang, nyeri tekan ke bahu dan leher karena adanya rangsang darah pada diafragma. Rasa tegang abdomen yang menyeluruh atau terlokalisir terdapat pada 80% kasus kehamilan ektopik terganggu. Nyeri goyang servik (dan ketegangan pada adneksa) terdapat pada 75% kasus kehamilan ektopik.
  2. Amenore - Riwayat amenore tidak ditemukan pada seperempat kasus atau lebih. Salah satu sebabnya adalah karena pasien menganggap perdarahan pervaginam yang lazim pada kehamilan ektopik sebagai periode haid yang normal, dengan demikian memberikan tanggal haid terakhir yang keliru.
  3. Perubahan pervaginam - Dengan matinya telur desidua yang mengalami degenerasi dan nekrosis, selanjutnya dikeluarkan dalam bentuk perdarahan. Perdarahan tersebut biasanya sedikit-sedikit berwarna coklat, gelap dan dapat terputus-putus atau terus-menerus.
  4. Hipovolemi - Penurunan nyata tekanan darah dan kenaikan denyut nadi dalam posisi duduk merupakan tanda yang paling sering menunjukkan adanya penurunan volume darah yang cukup banyak. Semuanya perubahan tersebut mungkin baru terjadi setelah timbul hipovolemi yang serius.
  5. Perubahan uterus - Uterus pada kehamilan ektopik akan membesar, karena pengaruh hormon-hormon kehamilan, tetapi sedikit lebih kecil dibandingkan dengan uterus pada kehamilan intrauterin yang sama umumnya.
  6. Tumor dalam rongga panggul - Dalam rongga panggul dapat teraba tumor lunak kenyal yang disebabkan oleh kumpulan darah di tuba dan sekitarnya.
  7. Perubahan darah - Karena perdahan yang terlalu banyak di rongga perut, sehingga kadar hemoglobin akan cenderung turun pada kehamilan ektopik terganggu.
Pemeriksaan Kehamilan Ektopik

Gejala-gejala kehamilan ektopik terganggu beraneka ragam, sehingga pembuatan diagnosis kadang menimbulkan kesulitan. Berikut ini merupakan jenis pemeriksaan untuk membantu diagnosis kehamilan ektopik ( Sarwono, 2002) :
  • Tes ini dapat membantu diagnosis khususnya terhadap tumor-tumor adneks, yang tidak ada sangkut pautnya dengan kehamilan, apabila tesnya positif.
  • Dilatasi curettage : biasanya kuretase dilakukan apabila sesudah amenore terjadi perdarahan yang cukup lama tanpa menemukan kelainan yang nyata disamping uterus.
  • Laparaskopi : merupakan cara pemeriksaan yang sangat penting untuk diagnosis kehamilan ektopik pada umumnya pada kehamilan ektopik yang tidak terganggu.
  • Ultrasonografi : Keunggulan cara pemeriksaan ini terhadap laparaskopi ialah tidak invasif, artinya tidak perlu memasukan alat ke rongga perut. Dapat dinilai kavum uteri, kosong atau berisi, tebal endometrium, adanya masa di kanan kiri uterus dan apakah kavum douglas berisi cairan (haemotocele).
  • Kuldosintesis : Tindakan kuldosintesis atau punksi douglas. Adanya darah yang diisap berwarna hitam (darah tuba) biarpun sedikit, membuktikan adanya darah di kavum douglas.
  • Histerosalpingografi : Memberikan gambara kavum uteri kosong dan lebih besar dari biasa, dengan janin di luar uterus.
Diagnosis Differensial Pada Kehamilan Ektopik

Yang perlu diperkirakan sebagai diagnosis difrerensial adalah (Winkjosastro, 2005) :
  1. Infeksi Pelvis - Gejala yang menyertai infeksi pelvik biasanya timbul waktu haid dan jarang setelah mengenai amenore, nyeri perut bagian bawah dan tekanan yang dapat diraba pada pemeriksaan vagina pada umumnya bilateral. Pada infeksi pelvik perbedaan suhu rektal dan ketiak melebih 0,5 oC. Selain itu leukositosis lebih tinggi daripada kehamilan ektopik terganggu dan tes kehamilan menunjukkan hasil negatif.
  2. Abortus Imminens - Dibandingkan dengan kehamilan ektopik terganggu perdarahan lebih merah sesudah amenore, rasa nyeri yang sering beralokasi di daerah medial, dan adanya perasaan subjektif penderita yang merasakan rasa tidak enak di perut lebih menunjukkan kearah abortus iminens atau permulaan abortus incipiens. Pada abortus incipiens, pada abortus tidak dapat diraba tekanan disamping atau di belakang uterus, dan gerakan serviks uteri tidak menimbulkan rasa nyeri.
  3. Appendisitis - Pada appendisitis tidak ditemukan tumor dan nyeri pada gerakan servik uteri seperti yang ditemukan pada kehamilan ektopik terganggu, nyeri bagian bawah pada appendisitis.
Penanganan Kehamilan Ektopik

Pada kehamilan ektopik terganggu, walaupun tidak selalu bahaya terhadap jiwa penderita, dapat dilakukan terapi konservatif, tetapi sebaiknya tidak dilakukan tindakan operasi. Kekurangan dari terapi konservatif yaitu walaupun darah berkumpul di rongga abdomen lambat laun dapat diresorbsi atau untuk sebagian dapat dikeluarkan dengan kolpotomi (pengeluaran melalui vagina dari darah di cavum douglas), sisa darah dapat menyebabkan perlekatan-perlekatan dengan bahaya ileus.

Operasi terdiri atas sakpingektomi, tetapi jika ovarium masuk dalam gumpalan darah dan sukar dipisahkan, sehingga dilakukan salpingo-ooferektomi. Jika penderita sudah punya anak yang cukup, dan terdapat kelainan pada tuba, dapat dipertimbangkan untuk mengangkat tuba dan untuk mencegah berulangnya kehamilan ektopik.

Pada rupture tuba, segera dilakukan transfusi darah, perdarahan selekas mungkin dihentikan dengan menjepit bagian adneks sumber perdarahan. Sedangkan pada rupture pars interstisialis tuba seringkali terpaksa dilakukan histerektomi subtotal.

Prognosis Kehamilan Ektopik

Kematian karena kehamilan ektopik terganggu cenderung turun dengan diagnosis dini dan persediaan darah yang cukup. Pada umumnya kehamilan yang menyebabkan kehamilan ektopik bersifat bilateral. Sebagian wanita menjadi steril, setelah mengalami kehamilan ektopik, atau dapat mengalami kehamilan ektopik lagi pada tuba yang lain. 

Angka kehamilan ektopik yang berulang dilaporkan antara 0% sampai 14,6%. Untuk wanita dengan anak yang sudah cukup, sebaiknya pada operasi dilakukan salpingektomi bilateralis. 60% pasien pasca kehamilan ektopik akan mengalami kehamilan berikutnya dengan resiko berulangnya kejadian sebesar 10% (pada wanita normal 1%).

Pengobatan Alternatif Komplikasi Kehamilan Ektopik (Kehamilan di Luar Kandungan)



- Mekanisme Kerja Tahitian Noni Juice

Mekanisme kerja secara ilmiah mampu bekerja di tingkat molekular untuk :
  • Meningkatkan dan merevitalisasi sistem kerja tubuh (self healing), bekerja melindungi, memperbaiki, mengaktifkan, meremajakan dan meregenerasi sel secara optimal
  • Memberikan efek manfaat yang optimal serta aman dikonsumsi baik oleh wanita hamil, menyusui, bayi, anak-anak hinggak orang dewasa, yang mencakup segala kondisi kesehatan. 

1. Hak Paten Efek Terapeutik Tahitian Noni Bioactive Beverage (TNBB) untuk Mereduksi Kerusakan Sel.
  • Paten (WO 02/43664 A2) – 6 Juni 2002. http://www.wipo.int/pctdb/en/fetch.jsp?LANG=ENG&DBSELECT=PCT&SERVER_TYPE=19-10&SORT=11315779-KEY&TYPE_FIELD=256&IDB=0&IDOC=1331808&C=10&ELEMENT_SET=B&RESULT=1&TOTAL=1&START=1&DISP=25&FORM=SEP-0%2FHITNUM%2CB-ENG%2CDP%2CMC%2CAN%2CPA%2CABSUM-ENG&SEARCH_IA=US2001047203&QUERY=%28WO+AND+02%2F43664%29+
  • REDUCING CELLULAR DAMAGE IN THE HUMAN BODY - Tahitian Noni Bioactive Beverage (TNBB) mencakup kombinasi komponen yang bekerja pada tingkat seluler untuk meningkatkan fungsionalitas positif berbagai sel di dalam tubuh, diantaranya regenerasi seluler dan fungsi sel, meningkatkan kemampuan sel mengabsorbsi nutrisi bermanfaat, seperti vitamin dan mineral. Lebih lanjut, TNBB dapat membersihkan radikal bebas lipid hidroperoksida dan anion superoksida di dalam tubuh untuk mereduksi kerusakan seluler.
  • Kerusakan struktur dan fungsi seluler terjadi akibat serangan radikal bebas terhadap protein, lemak, karbohidrat, dan DNA penyusun sel-sel tubuh.
  • Membersihkan radikal bebas berarti meningkatkan mekanisme pertahanan terhadap stress oksidasi sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit.
  • Stimulasi produksi sel limfosit T dapat meningkatkan respon imun untuk mencegah infeksi, membunuh sel kanker atau sel yang terinfeksi virus.
2. Hak Paten Efek Terapeutik Tahitian Noni Bioactive Beverage (TNBB) sebagai Antioksidan yang paling kuat.
  • Paten (USPTO No. 60/251,417) – 5 Desember 2000. Berdasarkan hasil uji laboratorium, TNBB menempati peringkat antioksidan tertinggi dibandingkan dengan yang lain. Aktivitas antioksidan TNBB signifikan terhadap SAR dan LPO dengan kekuatan melebihi antioksidan vitamin C, piknogenol dan tepung biji anggur.
  • SAR adalah radikal bebas anion superoksida yang dibentuk oleh nikotinamida adenin dinukleotida (NADH) dalam kondisi aerobik dan dikatalisis oleh fenazin metosulfat (PMS). SAR mampu mereduksi tetrazolium nitrobul (TNB) menjadi formasin biru, sedangkan TNBB sebagai scavanger (pembersih radikal bebas) dapat bereaksi dengan SAR dan mereduksi absorbansinya.
  • LPO adalah radikal bebas jenis lipid peroksida yang terbentuk dari aktivitas oksidasi cumen hidroperosida. Leukometilin biru (LMB) dapat dioksidasi oleh hidroperosida menjadi metilin biru, sedangkan TNBB sebagai scavanger dapat bereaksi dengan cumen hiroperoksida dan mereduksi absorbansinya.
  • SAR dan LPO mungkin diproduksi secara berlebihan di dalam tubuh sehingga mempengaruhi fungsi dan reproduksi seluler, atau merusak biomolekul sel sebagai awal terjadinya penyakit degeneratif, kanker, metabolik, dan lain- lain.
  • TNBB sangat signifikan menetralisir SAR dan LPO tubuh.
3. SELECTIVELY INHIBITING ESTROGEN PRODUCTION AND PROVIDING ESTROGENIC EFFECTS IN THE HUMAN BODY
Dianjurkan mengkonsumsi Tahitian Noni Bioactive Beverage sejak masa pre natal (sebelum hamil) untuk mempersiapkan organ reproduksi dalam kondisi baik, namun apabila Tahitian Noni Bioactive Beverage dikonsumsi pada saat kehamilan ektopik berlangsung maka, sifatnya adalah mengembalikan kondisi kesehatan ibu seperti semula dengan cara memperbaiki masalah kesehatan yang mencetuskan terjadinya komplikasi kehamilan tersebut.


  

  
0 Comments
Komentar

No comments:

Post a Comment