Efek Blog

Sunday 22 June 2014

Obat Herbal Penyakit Kanker Nasofaring (NPC/Nasopharing Cancer) Alami


Pengertian
Kanker nasofaring adalah jenis kanker yang tumbuh di rongga belakang hidung dan belakang langit-langit rongga mulut.
Karsinoma nasofaring adalah keganasan pada nasofaring yang berasal dari epitel mukosa nasofaring atau kelenjar yang terdapat di nasofaring.

Carsinoma Nasofaring merupakan karsinoma yang paling banyak di THT. Sebagian besar klien datang ke THT dalam keadaan terlambat atau stadium lanjut.


Hampir 60% tumor ganas kepala dan leher merupakan karsinoma nasofaring, kemudian di ikuti oleh tumor ganas hidung dan sinus paranasal (18%), laring (16%), dan tumor ganas rongga mulut, tonsil, hipofaring dalam prosentase rendah. Berdasarkan data Laboratorium Patologi Anatomik tumor ganas nasofaring sendiri selalu berada dalam kedudukan 5 besar dari tumor ganas tubuh manusia bersama tumor ganas serviks uteri, tumor payudara, tumor getah bening dan tumor kulit.

Patofisiologi
Kanker dimulai ketika ada satu atau lebih mutasi gen sehingga menyebabkan sel normal mengalami pertumbuhan di luar kendali, menyerang jaringan di sekitarnya, dan akhirnya menyebar (metastasis) ke jaringan/organ tubuh lainnya. Pada kanker nasofaring, proses ini dimulai dalam sel-sel skuamosa yang melapisi permukaan nasofaring.
Penyebab pasti terjadinya mutasi gen yang mengakibatkan kanker nasofaring belum diketahui, namun terdapat beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko terkena kanker nasofaring, antara lain: jenis kelamin, ras, usia, makanan yang diasinkan, infeksi virus Epstein-Barr, riwayat keluarga, dan kebiasaan merokok serta konsumsi alkohol.

Insidensi
Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan Serikat Pengendalian Kanker Internasional (UICC) memprediksi, akan terjadi peningkatan lonjakan penderita kanker sebesar 300 persen di seluruh dunia pada tahun 2030. Jumlah tersebut 70 persennya berada di negara berkembang seperti Indonesia.

Di Indonesia tiap tahun diperkirakan terdapat 100 penderita baru per 100.000 penduduk. Ini berarti dari jumlah 237 juta penduduk, ada sekitar 237.000 penderita kanker baru setiap tahunnya. Sejalan dengan itu, data empiris juga menunjukkan bahwa kematian akibat kanker dari tahun ke tahun terus meningkat. Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2007, sekitar 5,7 % kematian semua umur disebabkan oleh kanker ganas. Menurut Prof. Tjandra Yoga, di Indonesia prevalensi tumor/kanker adalah 4,3 per 1000 penduduk. Kanker merupakan penyebab kematian nomor 7 (5,7%) setelah stroke, TB, hipertensi, cedera, perinatal, dan DM (Riskesdas, 2007). Sedangkan berdasarkan data sistim informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2007, kanker payudara menempati urutan pertama pada pasien rawat inap di seluruh RS di Indonesia (16,85%), disusul kanker leher rahim (11,78%).

Faktor risiko yang menyebabkan tingginya kejadian kanker di Indonesia yaitu prevalensi merokok 23,7%, obesitas umum penduduk berusia ≥ 15 tahun pada laki-laki 13,9% dan pada perempuan 23,8%. Prevalensi kurang konsumsi buah dan sayur 93,6%, konsumsi makanan diawetkan 6,3%, makanan berlemak 12,8%, dan makanan dengan penyedap 77,8%. Sedangkan prevalensi kurang aktivitas fisik sebesar 48,2% (data Riskesdas tahun 2007).
Kenaikan prevalensi kanker di Indonesia menjadi masalah bagi pengobatan. Pusat pengobatan kanker di Indonesia baru dapat melayani 15 persen pasien kanker. "Padahal, angka itu saat pasien kanker di Indonesia masih diprediksi 1 banding 1.000". Banyak terdapat pada bangsa Asia terutama orang Tionghoa.

Karsinoma nasofaring merupakan tumor ganas daerah kepala dan leher yang terbanyak ditemukan di Indonesia. Hampir 60% tumor ganas kepala dan leher merupakan karsinoma nasofaring, kemudian diikuti oleh karsinoma hidung dan sinus paranasal (18%), laring (16%), dan tumor ganas rongga mulut, tonsil, hipofaring dalam prosentase rendah. Berdasarkan data laboratorium patologi anatomic tumor ganas nasofaring selalu berada dalamkedudukan lima besar dari tumor ganas tubuh manusia bersama tumor ganas serviks uteri, tumor payudara, tumor getah bening dan tumor kulit.

Penyebab

Penyebab pasti terjadinya mutasi gen yang mengakibatkan kanker nasofaring belum diketahui, namun terdapat beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko terkena kanker nasofaring, antara lain: jenis kelamin, ras, usia, makanan yang diasinkan, infeksi virus Epstein-Barr, riwayat keluarga, dan kebiasaan merokok serta konsumsi alkohol.

Tanda dan Gejala
1. pendarahan pada hidung (epistaksis): epistaksis adalah salah satu gejala awal kanker nasofaring lebih banyak pendarahan hidung unilateral atau cairan berdarah, air mata yang disertai darah, sering kali pasien mengira itu merupakan sinusistis.

2. Hidung tersumbat: hidung tersumbat adalah gejala awal kanker nasofaring lainnya, obstruksi hidung sebagian besar unilateral. Ketika tumor kecil, ringan hidung tersumbat, ketika tumor tumbuh, dapat terjadi penyumbatan hidung yang lebih parah.

3. Tinnitus, gangguan pendengaran: tinnitus, telinga terasa tertutup juga merupakan salah satu gejala awal kanker nasofaring. Gejala ini disebabkan oleh karena penyumbatan mulut nasofaring baru biologi tabung estachius ipsilateral. Hilangnya pendengaran juga mungkin kerusakan lebih lanjut nasofaring akibat kerusakan saraf pendengaran anda. Tinnitus dan gangguan pendengaran seringkali disalah-artikan sebagai otitis media atau penyakit lain, sehingga pengobatan tertunda.

4. Sakit kepala: saat diagnosa karsinoma nasofaring, sekitar 70% dari pasien berawal dari gejala sakit kepala. Gejala sakit kepala yang di sebabkan karsinoma nasofaring biasanya adalah sakit kepala migraine sakit kepala sebelah tidaklah tetap hanya sebentar-sebentar, gejala ini bisa menjadi gejala yang pertama atau satu-satunya gejala dari penyakit ini. sebagian besar sakit kepala nasofaring jaringan kanker yang menyerang dasar otak, saraf dan pembuluh darah.

5. Massa di leher: metastasis massa pada kanker nasofaring tidak terlalu banyak, namun meningkat dengan cepat, tidak ada rasa nyeri, pergerakan yang tidak terlalu jelas.

6. Gejala saraf kranial: mati rasa pada wajah, diplopia, penglihatan kabur, kelopak mata ptosis, menderita strabismus, akan muncul di hypoesthesia tenggorokan, kelumpuhan tekak, kesulitan menelan, suara serak, lidah cenderung miring dan gejala lainnya.

Diagnosis
Diagnosa NPC ditegakkan dengan pemeriksaan :
1. Nasopharyngoscopy
Nasopharyngoscopy adalah salah satu metode pemeriksaan yang paling penting dalam mendiagnosa NPC, dan pengecekan yang sederhana, hasilnya cukup dapat dipercaya. Dokter akan mendoskopi melalui kedalaman rongga hidung nasofaring pasien dan tenggorokan untuk memeriksa pada mukosa nasofaring dan tenggorokan terhadap lesi abnormal.


2. Pemeriksaan dengan X-Ray
Pemeriksaan X-ray dapat memeriksa berbagai tumor dan kerusakan dasar tulang tengkorak, yang kondusif untuk adanya kanker nasofaring, ren X-ray biasanya memeriksa dengan menggunakan radiografi lateralis pada nasofaring dan inspeksi radiografi tulang tengkorak.

3. Diagnosa radionuklida tulang pencitraan
Diagnosa radionuklida tulang pencitraan adalah kepekaan noninvasif dan tinggi dari metode diagnosa, scan tulang diagnosis metastasis tulang biasanya dianggap suatu kebetulan pada bagian tingkat positif sebesar 30% lebih tinggi dari X-ray, dan dapat dilakukan 3-6 bulan setelah luka diketahui.

4. Pemeriksaan CT
Pemeriksaan CT dapat memahami daerah tumor Intracavitary, apakah di rongga deformasi dan simetri, istirahat faring yang hanya sebentar atau tidak ada istirahat. Selain itu, Anda juga dapat menampilkan invasi nasofaring, seperti rongga hidung, orofaring, rongga parafaringeal, fossa infratemporal, selubung karotis, fosa pterygopalatine, sinus maksilaris, sinus kavernosus ethmoid, orbital dan intrakranial, dan faring, metastase pada leher kelenjar getah bening.

5. Pemeriksaan USG Mode B
Pemeriksaan USG mode B dalam mendiagnosa dan metode pengobatan yang besar digunakan pada nasofaring dengan sederhana di noninvasive di USG B pada hati dan dapat digunakan untuk memeriksa metastasis kelenjar getah bening, metastasis serviks di kelenjar getah bening, metastasis pada bagian retroperitoneal.

6. Pemeriksaan Magnetic Resonance Imaging
Pengecekan Magnetic (MRI) dapat dengan jelas menunjukkan bahwa tengkorak di semua tingkat, sulci, gyri materi abu-abu, materi putih dan ventrikel, serebrospinal pipa cairan, pembuluh darah, dapat menentukan dengan akurat batas-batas tumor, pemeriksaan radioterapi terhadap hindbrain, MRI sangat membantu tidak adanya kerusakan.

7. Diagnosa Serologi
EB tingkat antibody virus dan keganasan lainnya pada pasien dan orang sehat terdapat perbedaan yang sangat signifikan antara serum dari pasien dengan kanker nasofaring, sehingga Diagnosa serologi dapat digunakan sebagai Diagnosa sekunder kanker naso faring.

8. Diagnosa patologi
Nasofaring akhirnya didiagnosa berdasarkan Diagnosa patologis, jaringan hidup kanker nasofaring adalah sebagai berikut :
a. Metode gigitan mulut biopsi
b. Metode hidung nasofaring biopsy
c. aspirasi jarum halus dari nasofaring

Pengobatan Medis Kanker Nasofaring
"Sekitar 43 persen dari kanker dapat dicegah dengan pola hidup sehat dan 30 persen dari kanker dapat terdeteksi. Jadi mencegah, jauh lebih baik dari pada mengobati.

Sampai dengan saat ini dasar pengobatan KNF yang masih terbatas pada daerah kepala dan leher adalah terapi radiasi. Kombinasi pengobatan dengan khemoterapi diperlukan apabila kanker sudah tumbuh sedemikian besarnya sehingga menyulitkan tindakan radioterapi. Di samping itu pemberian khemoterapi diharapkan dapat meningkatkan kepekaan jaringan tumor terhadap radiasi serta membunuh sel-sel kanker yang sudah berada di luar jangkauan radioterapi.
Radioterapi dilakukan dengan radiasi eksterna, dapat menggunakan pesawat kobalt (Co) atau dengan akselerator linier (Linear Accelerator atau Linac). Radiasi ini ditujukan pada kanker primer di daerah nasofaring dan ruang parafaringeal serta pada daerah aliran getah bening leher atas, bawah serta klavikula. Radiasi daerah getah bening ini tetap dilakukan sebagai tindakan preventif sekalipun tidak dijumpai pembesaran kelenjar.

Metode brakhiterapi, yakni dengan memasukkan sumber radiasi ke dalam rongga nasofaring saat ini banyak digunakan guna memberikan dosis maksimal pada tumor primer tetapi tidak menimbulkan cedera yang serius pada jaringan sehat di sekitarnya. Kombinasi ini diberikan pada kasus-kasus yang telah memperoleh dosis radiasi eksterna maksimum tetapi masih dijumpai sisa jaringan kanker atau pada kasus kambuh lokal.

Perkembangan teknologi pada dasawarsa terakhir telah memungkinkan pemberian radiasi yang sangat terbatas pada daerah nasofaring dengan menimbulkan efek samping sesedikit mungkin. Metode yang disebut sebagai IMRT (Intensified Modulated Radiation Therapy) telah digunakan di beberapa negara maju. Bahkan saat ini Malaysia dan Filipina telah memilikinya.

Penatalaksanaan pembedahan tidak mempunyai peranan pada KNF (Kanker Nasofaring) mengingat lokasi tumor yang melekat erat pada mukosa dasar tengkorak.

Efek Samping Pengobatan Radiasi
Radiasi pada daerah kepala dan leher khususnya nasofaring mau tidak mau akan mengikutsertakan sebagian besar mukosa mulut dan kelenjar parotis. Akibatnya dalam keadaan akut akan terjadi efek samping pada mukosa mulut berupa mukositis yang dirasa pasien sebagai nyeri telan, mulut kering dan hilangnya cita rasa (taste). Keadaan ini seringkali diperparah oleh timbulnya infeksi jamur pada mukosa lidah serta palatum. Setelah radiasi selesai maka efek samping akut di atas akan menghilang dengan pengobatan simptomatik. Akibat kelenjar parotis terkena radiasi dosis tinggi terjadilah disfungsi berupa menurunnya alir saliva yang akan diikuti dengan kekeringan pada mukosa mulut (xerostomia). Bila saliva yang mempunyai fungsi antara lain mempertahankan pH mulut di angka netral dan ikut serta dalam membersihkan sisa-sisa makanan ini berkurang, karies gigi akan lebih mudah terjadi.

Untuk menghindari efek samping semaksimal mungkin maka sebelum dan selama pengobatan, bahkan setelah selesai terapi, pasien akan selalu diawasi oleh dokter. Perawatan sebelum radiasi adalah dengan membenahi gigi geligi, memberikan informasi kepada pasien mengenai metode pembersihan ruang mulut dan gigi secara benar.

Sekalipun KNF tidak selalu memberikan gejala yang spesifik, dianjurkan untuk tidak meremehkan gejala-gejala seperti yang diutarakan di atas. Berkonsultasi ke dokter keluarga atau langsung ke dokter spesialis THT merupakan tindakan yang tepat.

Pengobatan radiasi, terutama pada kasus dini, pada umumnya akan memberikan hasil pengobatan yang memuaskan. Namun radiasi pada kasus lanjutpun dapat memberikan hasil pengobatan paliatif yang cukup baik sehingga diperoleh kualitas hidup pasien yang baik pula.

Komplikasi
Gejala metastasis jauh, karena 95% lebih sel kanker nasofaring berdiferensiasi buruk, dengan derajat keganasan tinggi, waktu diagnosis ditegakkan, 4,2% kasus sudah menderita metastasis jauh, Dari kasus wafat setelah radioterapi, angka metastasis jauh 45,5%. Lokasi metastasis paling sering ke tulang, paru hati. Metastasis tulang paling sering ke pelvis, vertebra, costa, dan keempat ekstremitas.

PrognosisSecara keseluruhan, angka bertahan hidup 5 tahun adalah 45 %. Prognosis diperburuk oleh beberapa faktor, seperti :
1. Stadium yang lebih lanjut.
2. Usia lebih dari 40 tahun
3. Laki-laki dari pada perempuan
4. Ras Cina dari pada ras kulit putih
5. Adanya pembesaran kelenjar leher
6. Adanya kelumpuhan saraf otak adanya kerusakan tulang tengkorak
7. Adanya metastasis jauh

Obat Alternatif Tahitian Noni Bioactive Beverage untuk Penyakit Kanker Nasofaring
Minum obat bila sakit, ibarat menggali sumur bila haus. Artinya, sudah terlambat. Pesan itu disampaikan oleh Dr Amarullah H. Siregar, DIHom., DNMed., MSc., PhD., yang kembali menjadi pembicara pada acara Health Talk dengan topik Eradikasi Kanker di Kantor TNI Jakarta.

Tahitian Noni Bioactive Beverage kaya akan kandungan bioaktif seperti Damnachantal, Anthraquinone & Scopoletin, Terpenes, Xeronine, Proxeronine, dan Hipokolestemi yang sangat efektif meredam berbagai penyakit dan ujung kepala hingga ujung kaki.
Uniknya, kinerja Tahitian Noni Noni Bioactive Beverage tidak saja mengusir penyakit, tetapi mampu mengembalikan sistem susunan syaraf yang rusak.

Kanker adalah tumor ganas yang tumbuh akibat pembelahan sel yang tidak normal dan tida
k terkontrol. Pertumbuhan itu bisa menyebar ke bagian lain dan tubuh melalui sistem limfe atau aliran darah, sehingga pembelahan sel abnormal tersebut berpotensi menyebabkan kanker ganas yang berpengaruh besar pada kesehatan.

Semua itu dapat dicegah dengan cara hidup sehat, serta mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung proxeronin, zat yang sangat baik dalam mengontrol pembelahan sel secara sempurna. Salah satu cara antisipatif yang paling efektif adalah dengan mengonsumsi Tahitian Noni Bioactive Beverage. Jus ini kaya akan kandungan proxeronin dan antioksidan yang terbukti mampu memproteksi radikal bebas serta meningkatkan metabolisme tubuh.

Selain mampu menormalkan fungsi sel dan meregenerasikan sel dengan baik, kandungan bioaktif (damnacanthal dan anthraquinone) pada jus noni juga mampu membunuh sel kanker serta menghentikan penyebarannya.

Sebagai tambahan, riset telah membuktikn bahwa Tahitian Noni Bioactive Beverage merangsang tubuh untuk memproduksi elemen- elemen yang melawan kanker seperti Nitric Oxide, Interleukin (mediator system imunitas yang dibuat oleh dan mempengaruhi limfosit), factor nekrosis tumor, lipopolisakarida dan sel- sel pembunuh alami.

Hasil riset menunjukkan Tahitian Noni Bioactive Beverage, mempunyai fungsi pencegahan dan perlindungan terhadap kanker pada tahap inisiasi, yang merupakan fase pertama pada pembentukan kanker. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Mian- Ying Wang, M.D di Fakultas Kedokteran Universitas Illinois, Rockford menunjukkan bahwa tikus yang diberikan 10% Tahitian Noni Bioactive Beverage selama seminggu dan kemudian disuntikkan sel DMBA namun hanya diberi air. Semakin sedikit jumlah bercak tambahan DNA, semakin tinggi perlindungan terhadap kanker.

Tikus yang diberikan Tahitian Noni Bioactive Beverage mempunyai 50 persen bercak DNA lebih sedikit di paru- paru, 60% lebih sedikit di jantung, 70% lebih sedikit di lever, dan 90% lebih sedikit di ginjal. Tahitian Noni Bioactive Beverage telah terbukti memiliki kemampuan anti oxidant. Hal ini berarti dapat mengikat radikal bebas yang terdapat didalam tubuh. Radikal bebas dapat merusak sel dan membentuk sel kanker.

Patetnt Tahitian Noni Bioactive Beverage untuk kanker :

1. TAHITIAN NONI Bioactive Beverage Mengurangi Resiko Kanker dengan Cara Mereduksi Korsinogen perusak DNA.

Uji klinik pada manusia dilakukan terhadap 245 perokok aktif. Hasilnya, efek mengkonsumsi TAHITIAN NONI Bioactiveatau 6 oz/hari) selama 1 bulan signifikan Mereduksi Kkarsinogen di dalam limfosit jenis MDA-DNA adduct (53,36%) dan aromatik-DNA adduct (44,9%) dibandingkan plasebo (Wang, Min-Yang et al. AACR annual meeting, 2007).

2. Buah Morinda cifitrolia L. memiliki Efek Antiproliferatif Sel Tumor secara Selektif.

Uji MTT memperlihatkan aktivitas sitotoksisitas ekstrak metanol Morinda cifitrolia L. dengan median konsentrasi letal (LC50) terhadap sel ginjal hamster bayi (BHK), sel ginjal monyet hijau Afrika (Vero), dan karsinoma laring manusia (Hep2) berturut-turut 2.5, 3 dan 5 mg/mL. Sedangkan konsentrasi 0,1 mg/mL ekstrak mentahnya sudah memperlihatkan aktivitas sitotoksisitas terhadap sel kanker payudara (MCF7) dan neuroblastoma (LAN5) berturut-turut sekuat 29% dan 36% (Arponsuwan et al. Phytother Res, 2006).
3. Polisakarida-ppt (noni-ppt) yang terkandung dalam jus buah Morinda cifitrolia L. memiliki Aktivitas Anti-Tumor.
Secara in vivo. Mencit yang diduksi tumor lalu ditritmen dengan noni-ppt mensupresi pertumbuhan tumor melalui aktivasi sistem imun host. Selain itu, noni-ppt mampu menstimulasi penglepasan sejumlah sitokin dari sel-sel imun. Efek kuratif dan peningkatan survival time melalui pemberian noni-ppt –sebagai agen suplemen tritmen kanker akan lebih efektif bila dikombinasikan dengan agen kemoterapi dalam dosis suboptimal (Hirazumi Anne et al. Phytoter Res, 1999).

4. Damnakantal yang bersumber dari Morinda cifitrolia L. dapat Menstimulasi Apoptosis (kematian sel) pada sel fibroblas manusia Uvr-1 melalui inhibitor tirosin kinase.

Sel-sel kanker yang ditritmen damnakantal memperlihatkan apotosis dan fragmentasi DNA yang lebih banyak bila dikombinasikan dengan radiadi ultraviolet (Hiwasa et al. Federation of European Biochemical Societies Letters, 1999).

5. Aktivitas Anti-Tumor Etanol (noni-ppt) Morinda cifitrolia L. terhadap mencit singenik yang diimplantasi Karsinoma Paru tidak bersifat toksik secara langsung.


Akan tetapi, memperkuat sistem imun terlebih dulu, terutama melibatkan makrofag dan limfosit (Hirazumi A. Et al proceeding of The Western Pharmacology Society, 1994)

6. Novel glikosida yang diekstraksi dari jus buah Morinda cifitrolia L. efektif mensupresi transformasi sel pada kasus kanker.

Diantaranya glikosida dapat menginhibisi transaktivasi AP-1 dan transformasi sel pada klutur sel tikus epidermal JB6 (Liu et al. Cancer Research, 2001).


7. Morinda cifitrolia L. secara Klinik dapat Memperlama Survival Pasien Kanker dengan cara Meningkatkan Respon Immun.

Studi kasus terhadap dua laporan klinik dilakukan melalui wawancara, pengecekan catatan medis dan melalui pengamatan slidei patologi. Hasilnya Morinda cifitrolia L. dianggap penting sebagai adjuvant imunoterapi untuk kadus-kasus kanker (Desmond. Hawaii Medical Journal, 2004).












0 Comments
Komentar

No comments:

Post a Comment