Efek Blog

Monday 30 June 2014

Ramadhan 2014 Buka Puasa Bersama Di Kantor Pusat Morinda

"MORINDA NEW'S UPDATE"

Bulan Ramadhan akan segera datang, untuk menambah informasi terkini Morinda dan sekaligus mempererat tali silaturahim, kami mengundang rekan - rekan IPC, terutama yang berdomisili di Jakarta dan sekitarnya, untuk menghadiri acara buka puasa bersama pada tanggal 7 Juli 2014 yang bertempat di kantor Morinda Jakarta. 

Mohon hubungi Customer Service Morinda untuk mengkonfirmasi kehadiran Anda.

Atau Dapat Menghubungi Kami



  

Obat Herbal Penyakit Step/ Kejang Demam (Febrile Convulsion) Alami, Aman

Pengertian Step
1. Gangguan sistem SSP lokal atau sistemik sehingga kejang bukan merupakan suatu penyakit, kejang merupakan tanda paling penting akan adanya suatu penyakit lain sebagai penyebab kejang.

2. Gerakan otot tubuh secara mendadak yang tidak disadari baik dalam bentuk kronik atau tonik dengan atau tanpa disertai hilangnya kesadaran.

3. Kejang demam, dalam istilah medis dikenal sebagai febrile convulsi, adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rectal/anus > 38°C), yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium (di luar susunan saraf pusat). Penyakit ini paling sering terjadi pada anak, terutama pada golongan umur 6 bulan sampai 4 tahun.

4. Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu rectal diatas 38°C atau suhu tubuh diatas 39°C yang disebabakan oleh proses Ekstra Kranium (diluar rongga tengkorak).

5. Kejang demam adalah kejang yang terjadi saat demam pada bayi dan anak tanpa infeksi sistem saraf pusat (otak dan kanal tulang belakang). Hal ini dapat terjadi kira-kira pada 1 dari 25 anak pernah mengalami kejang demam dan lebih dari sepertiga dari anak-anak tersebut mengalaminya lebih dari 1 kali.

6. Demam biasanya terjadi pada anak-anak yang berusia antara 6 bulan – 5 tahun dan jarang terjadi sebelum usia 6 bulan maupun sesudah 3 tahun. Walaupun ada yang menyatakan kejang demam timbul pada suhu di atas 38,9 Celcius (102 Fahrenheit), tidak ada patokan pasti pada suhu berapa kejang demam dapat terjadi. Selama anak mengalami kejang demam, ia dapat kehilangan kesadaran disertai gerakan lengan dan kaki, atau justru disertai dengan kekakuan tubuhnya,

7. Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu (suhu rektal lebih dari 38ÂșC) yang disebabkan oleh suatu proses (diluar rongga kepala). Kejang demam adalah suatu kejadian pada bayi atau anak yang biasanya terjadi antara umur 3 bulan dan 5 tahun berhubungan dengan demam tetapi tidak pernah terbukti adanya infeksi intrakranial atau penyebab tertentu. Anak yang pernah kejang tanpa demam dan bayi yang berumur kurang dari 4 minggu tidak termasuk.

Secara pasti, apa yang terjadi selama kejang tergantung kepada bagian otak yang memiliki muatan listrik abnormal. Jika hanya melibatkan daerah yang sempit, maka penderita hanya merasakan bau atau rasa yang aneh; jika melibatkan daerah yang luas, maka akan terjadi sentakan dan kejang otot di seluruh tubuh. Penderita juga bisa merasakan perubahan kesadaran, kehilangan kesadaran, kehilangan pengendalian otot atau kandung kemih dan menjadi linglung.
Kejang seringkali didahului oleh aura, yang merupakan sensasi yang tidak biasa dari penciuman, rasa atau penglihatan atau perasaan yang kuat bahwa akan terjadi kejang. Kadang sensasi ini menyenangkan dan kadang sangat tidak menyenangkan. Sekitar 20% penderita epilepsi mengalami aura.
Sering kita serta merta menghubungkan kejang-kejang dengan gejala epilepsi. Padahal ada beberapa macam gangguan otak yang menyebabkan seseorang terkena serangan kejang. Epilepsi sekunder ini tidak ada hubungannya dengan gangguan epilepsi primer. Kejang demam harus dibedakan dengan epilepsi, yaitu yang ditandai dengan kejang berulang tanpa demam.

Anatomi Fisiologi Step
Sistem saraf mengurus sebagian besar pengaturan fungsi tubuh. Pada umumnya, sistem saraf ini mengatur aktifitas tubuh yang cepat, misalnya kontraksi otot, perubahan viseral yang berlangsung dengan cepat, dan bahkan juga kecepatan sekresi beberapa kelenjar endokrin.

Sejak pembentukannya, sistem saraf mempunyai sifat-sifat mengatur yang sangat kompleks dan khusus. Ia menerima berjuta-juta rangsangan informasi yang berasal dari bermacam-macam organ sensorik, dan semua ini bersatu untuk dapat menentukan respons apa yang akan diberikan oleh tubuh.

Neuron adalah unit dasar sistem saraf. Terdapat berjuta-juta sistem saraf. Terdapat berjuta-juta neuron dalam sistem saraf. Setiap neuron terdiri dari sel saraf dan seratnya. Setiap sel memiliki nucleus dan sejumlah granula dan fibril dalam sitoplasmanya. Dendrit adalah serat pendek seperti sikat yang melekat pada bagian luar sel, melalui dendrit ini impuls memasuki sel dari sel-sel lain. Akson adalah serat yang dilalui impuls meninggalkan sel untuk ditransmisikan ke sel lain. Satu akson sering bercabang banyak di dekat ujungnya, dan setiap ujung cabang membentuk pembesaran seperti kancing, yang merupakan bagian pengantar informasi (Gibson, 2002).

Neurotransmitter merupakan zat kimia yang disintesis dalam neuron dan disimpan dalam gelembung sinaptik pada ujung akson. Zat kimia ini dilepaskan dari akson terminial melalui eksositosis dan juga di reabsorpsi untuk daur ulang. Neurotransmiter merupakan cara komunikasi antar neuron. (Price, 1994).

Impuls saraf adalah perubahan kimia-elektrik yang kompleks yang berjalan di sepanjang serat saraf. Di dalamnya, ion (partikel bermuatan) bergerak dari bagian dalam sebuah akson kearah luar, dan ion lain bergerak dari luar ke dalam. Bersamaan dengan gerakan gelombang di sepanjang akson, ion kalium (K+) meninggalkan akson dan ion natrium (Na+) masuk ke dalam. Gerakan satu ion K+ agaknya merangsang gerakan satu ion berikutnya dan demikian seterusnya di sepanjang akson. Impuls saraf adalah akibat dari perbedaan potensial listrik antara K+ dan Na+. Setelah gelombang lewat di sepanjang akson, ion K+ dan ion Na+kembali relative lambat ke posisi semula (Gibson, 2002).

Otak memoloki kurang lebih 15 miliar neurin yang membangun substansi alba dan substansi grisea. Otak merupakan organ yang sangat kompleks dan sensitive, berfungsi sebagai pengendali dan pengatur seluruh aktifitas kita. Gerakan motorik, sensasi, berfikir, dan emosi. Di samping itu, otak merupakan tempat kedudukan memori dan juga pengatur aktifitas involuntary atau otonom. Sel-sel otak bekerja bersama-sama, berkomunikasi melalui signal-signal listrik, Kadang-kadang dapat terjadi cetusan listrik yang berlebihan dan tidak teratur dari sekelompok sel yang menghasilkan serangan atau seizure. Serangan berinteraksi dengan bagian otak yang mengatur hormon seks (hypothalamus dan hipofisis) dan demikian pula dengan gonad. Sistem limbic merupakan bagian otak yang paling sensitive. Neokorteks (area korteks yang menutupi permukaan otak), hipokampus dan area fronto-temporal bagian mesial sering kali merupakan awal kejang demam (Guyton, 1997).

Patofisiologi Step/ Kejang Demam
Kejang adalah perubahan fungsi otak mendadak dan sementara sebagai akibat dari aktifitas neuronal yang abnormal dan sebagai pelepasan listrik serebral yang berlebihan. Aktivitas ini bersifat dapat parsial atau vokal, berasal dari daerah spesifik korteks serebri, atau umum, melibatkan kedua hemisfer otak. Manifestasi jenis ini bervariasi, tergantung bagian otak yang terkena.

Penyebab kejang mencakup factor-faktor perinatal, malformasi otak congenital, factor genetic, penyakit infeksi (ensefalitis, meningitis), penyakit demam, gangguan metabilisme, trauma, neoplasma, toksin, gangguan sirkulasi, dan penyakit degeneratif susunan saraf. Kejang disebut idiopatik bila tidak dapat ditemukan penyebabnya.

Epilepsi adalah gangguan yang ditandai dengan kejang yang kronik, kejang yang terutama berasal dari serebri menunjukkan disfungsi otak yang mendasarinya. Epilepsy sendiri bukan suatu penyakit.
Insidensi
Sedikitnya kejang terjadi sebanyak 3% sampai 5% dari semua anak-anak sampai usia 5 tahun, kebanyakan terjadi karena demam. Jumlah penderita kejang demam diperkirakan mencapai 2-4% dari jumlah penduduk di AS, Amerika Selatan, dan Eropa Barat. Namun di Asia dilaporkan penderitanya lebih tinggi. Sekitar 20% diantara jumlah penderita mengalami kejang demam kompleks yang harus ditangani secara lebih teliti. Bila dilihat jenis kelamin penderita, kejang demam sedikit lebih banyak menyerang anak laki-laki. Penderita pada umumnya mempunyai riwayat keluarga (orang tua atau saudara kandung) penderita kejang demam

Penyebab Step
1. Gangguan Vasculer : a. Perdarahan akibat ptechie akibat dari anoreksia dan asfiksia yang dapat terjadi di intra cerebral atau intra ventrikuler; b. Perdarahan akibat trauma langsung yaitu berupa perdarahan di sub kranial atau subdural; c. Trombosis; d. Penyakit perdarahan seperti defiasiensi vitamin K; e. Sindroma hiperviskositas

2. Gangguan Metabolisme : a. Hipokalsemia; b. Hipomagnesemia; c. Hipoglkemia; d. Amino Asiduria ; e. Hipo dan hipernatremia; f. Hiperbilirubinemia; g. Difisiensi dan ketergantungan akan piridoksin.

3. Infeksi : a. Meningitis; b. Enchepalitis; c. Toksoplasma congenital; d. Penyakit cytomegali inclusion

4. Toksik : a. Obat convulsion; b. Tetanus; c. Echepalopati timbale; d. Sigelosis Salmenalis

5. Kelainan Kongenital (cacat bawaan) : a. Paranchepali; b. Hidrochepali

6. Lain- lain : a. Narcotik withdraw; b. Neoplasma

Faktor- faktor yang dapat menyebabkan Kejang Demam, antara lain :
1. Demam itu sendiri atau tinggi suhu badan anak. Usia ketika pertama kali anak terserang demam yaitu kurang dari 15 bulan, seringkali mengalami demam pada anak dan juga memiliki riwayat keluarga yang sering mengalami kejang.

2. Efek product toksik dari pada mikroarganisme ( kuman dan virus ) terhadap otak.

3. Respon alergi atau keadaan imun yang abnormal oleh infeksi.

4. Perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit

5. Enhepalitis vital ( radang otak akibat virus ) yang ringan yang tidak diketahui atau enchepalopati toksik sepintas.

6. Gabungan semua faktor tersebut diatas.

Klasifikasi Kejang
a. Konvulsi Akut (Non Recurrent)
Merupakan konvulsi yang sering terjadi pada neonatus. Seluruh tipe serangan konvulsi akut pada anak –anak dapat merupakan manisfestasi sementara penyakit akut yang melibatkan otak. Umumnya kejang demam terjadi setelah 6 bulan pertama kehidupan, namun dalam 2 – 3 tahun pertama insidennya terus menerus mencapai usia 6 – 8 tahun dan sesudah itu kejang itu menjadi jarang.

b. Konvulsi Kronik
Dapat juga disebut epilepsi, terdapat 10 macam epilepsi : Epilepsi Idiopatik. Gambaran elektroenchepalografik terutama pada saat tidur, memperlihatkan abnormalitas umum pada 90 % anak dengan kejang idiopatik. Epilepsi Organik. Dapat terjadi setelah kerusakan otak didapat pada masa pranatal, natal dan posnatal . anak sering memperlihatkan cacat motorik dan retardasi mental. Epilepsi Tonik-Klonik. Kejang umum, datang spasme otot dengan fase tronik – klonik. Epilepsi ini dapat terjadi pada malam hari tanpa disadari klien.lidah atau gigi tergigit, nyeri kepala, darah dibantal atau tempat tidur basah oleh kemih dappat terjadi 1 – 2 hari. Epilepsi (Absenses) Petit Maal. Kehilangan kesadaran sementara, berputarnya bola mata ke atas, gerakan alis mata, kepala mengangguk , anggukan kepala sedikit gemetar pada otot – otot badan dan anggota tubuh. Epilepsi Psikomotorik. Berupa gerakan motorik tetapi tidak berulang dan sering kompleks,sering didapatkan kepucatan disekitar mulut, pekikan nyaring atau usaha minta pertolongan dan lain- lain. Kejang Partial Vokal (Epilepsi Jackson). Kejang ini dimulai pada suatu kelompok yang menyebar ke tempat lain, misalnya dari ibu jari ke jari yang lain, pergelangan tangan, lengan, wajah dan kemudian kaku yang sama. Kejang Mioklonik Infantil. Terjadi sebelum usia 2 tahun dibagi menjadi 2 yaitu : a. Jika tingkat perkemabangan tidak pernah normal terjadi pada usia 4 bulan, terdapat cacat serebelum kongenital atau sebab organik lainnya; b. Jika anak tumbuh normal sampai usia 6 bulan atau lebih, memiliki kemampuan motorik yang baik namun dengan kemampuan bahasa dan penyesuaian yang buruk dibanding usia kronologisnya. Kejang Mioklonik dan Akinetik. Biasanya melibatkan satu kelompok otot dan dikaitkan dengan hilangnya tonis postural tubuh secara mendadak. Kejang Noktural. Mimpi buruk dan tidur berjalan (somnambolisme) paling sering terjadi pada saat tidur nyenyak yaitu 1- 2 jam setelah istirahat. Kejang Induksi. Dengan terapi obat saja biasanya tidak memuaskan. Setelah anak belajar menarik perhatian dengan cara ini, maka sulit untuk mengubah sifat ini.

Gejala Kejang
Sedangkan gejalanya adalah :
1. Demam (terutama demam tinggi atau kenaikan suhu yang terjadi secara tiba-tiba).
2. Kejang tonik-klonik atau grand mal
3. Pingsan yang berlangsung selama 30 detik sampai 5 menit (hampir selalu terjadi pada anak-anak yang mengalami kejang demam)
4. Postur tonik (kontraksi dan kekakuan otot menyeluruh yang biasanya berlangsung selama 10-20 detik)
5. Gerakan klonik (kontraksi dan relaksasi otot yang kuat dan berirama, biasanya berlangsung selama 1-2 menit)
6. Lidah atau pipinya tergigit
7. Gigi atau rahangnya terkatup rapat
8. Inkontinensia (mengeluarkan air kemih atau tinja diluar kesadarannya)
9. Gangguan pernafasan
10. Apnea (henti nafas)
11. Kulitnya kebiruan

Setelah mengalami kejang biasanya :
1. Akan kembali sadar dalam waktu beberapa menit atau tertidur selama 1 jam atau lebih
2. Biasanya anak bayi akan menangis sedangkan pada anak yang lebih besar bila dipanggil namanya akan menengok.
3. Terjadi amnesia (tidak ingat apa yang telah terjadi) sampai sakit kepala mengantuk
4. Linglung (sementara dan sifatnya ringan). Jika kejang tunggal barlangsung kurang dari 5 menit, maka kemungkinan terjadinya cedera otak atau kejang menahun adalah kecil

Manifestasi Klinis Step/Kejang Demam
Terjadinya bangkitan kejang pada bayi dan anak kebanyakan bersamaan dengan kenaikan suhu badan yang tinggi dan cepat, yang disebabkan oleh infeksi di luar susunan saraf pusat; misalnya tonsillitis, otitis media akut, bronkitis, furunkulosis dan lain-lain.

Serangan kejang biasanya terjadi dalam 24 jam pertama sewaktu demam, berlangsung singkat dengan sifat bangkitan dapat berbentuk tonik-klonik, tonik, klonik, fokal atau akinetik. Umumnya kejang berhenti sendiri. Begitu kejang berhenti anak tidak memberi reaksi apapun untuk sejenak tetapi setelah beberapa detik atau menit anak akan terbangun dan sadar kembali tanpa adanya kelainan saraf (Ngastiyah, 1997).

Bentuk kejang yang lain dapat juga terjadi seperti mata terbalik ke atas dengan disertai kekakuan atau kelemahan, gerakan sentakan berulang tanpa didahului kekakuan, atau hanya sentakan atau kekakuan fokal.

Sebagian besar kejang berlangsung kurang dari 6 menit dan kurang dari 8 % berlangsung lebih dari 15 menit. Sering kali kejang berhenti sendiri. Setelah kejang berhenti anak tidak memberi reaksi apapun untuk sejenak, tetapi setelah beberapa detik atau menit, anak terbangun dan sadar kembali tanpa defisit neurologist. Kejang dapat diikuti hemiparesis sementara (Hemiparesis Todd) yang berlangsung beberapa jam sampai beberapa hari. Kejang unilateral yang lama dapat diikuti oleh hemiparesis yang menetap. Bangkitan kejang yang berlangsung lama lebih sering terjadi pada kejang demam yang pertama. (Mansjoer, 2000)

Menghadapi pasien dengan kejang demam, mungkin timbul pertanyaan sifat kejang atau gejala yang manakah yang mengakibatkan anak menderita epilepsi. Untuk itu Livingston membuat kriteria dan membagi kejang demam atas 2 golongan, yaitu :

a. Kejang demam sederhana (simple fibrile convulsion)

b. Epilepsi yang diprovokasi oleh demam (epilepsy triggered off fever)

Di Subbagian Anak FKUI-RSCM Jakarta, kriteria Livingstone tersebut setelah dimodifikasi dipakai sebagai pedoman untuk membuat diagnosis kejang demam sederhana yaitu :

a. Umur anak ketika kejang antara 6 bulan dan 4 tahun.

b. Kejang berlangsung hanya sebentar saja, tidak lebih dari 15 menit.

c. Kejang bersifat umum. (artinya seluruh badan kaku atau kelojotan) bukan hanya tangan atau kaki saja, tidak berulang, dan setelah kejang anak menangis atau sadar, maka kejang seperti itu kurang berbahaya..

d. Timbulnya kejang di dalam 16 jam sesudah suhu mulai meningkat.

e. Pemeriksaan saraf sebelum dan sesudah kejang normal

f. Pemeriksaan EEG yang dibuat sedikitnya 1 minggu sesudah penyakit berlalu tidak menunjukkan kelainan.

g. Frekuensi bangkitan kejang di dalam 1 tahun tidak melebihi 4 kali.

Yang dimaksud dengan umur tertinggi untuk kejang demam sederhana ialah umur di mana kejang terjadi pertama kali, bila seorang anak menderita kejang pertama kali dekat pada umur tersebut, walaupun dengan suhu yang sangat tinggi, biasanya bukan kejang demam sederhana.

Kejang demam yang tidak memenuhi salah satu atau lebih dari tujuh kriteria tersebut (modifikasi Livingstone) digolongkan pada epilepsi yang diprovokasi oleh demam. Kejang kelompok kedua ini mempunyai suatu dasar kelainan yang menyebabkan timbulnya kejang, sedangkan demam hanya merupakan faktor pencetus saja.

Telah diketahui bahwa kejang demam adalah kejang yang terjadi pada saat anak menderita suhu tinggi, dapat sampai hiperpireksia. Kejang demam dapat disebabkan karena adanya infeksi ekstrakranial misalnya OMA. Berbeda dengan meningitis atau ensefalitis, tumor otak mempunyai kelainan pada otak sendiri. Perlu diingat bahwa kejang demam hanya terjadi pada anak usia tertentu. Tetapi epilepsi yang diprovokasi oleh demam juga menyebabkan kejang, oleh karena itu anamnesis yang teliti sangat diperlukan (Ngastiyah, 1997).

Jika kejang terjadi segera setelah demam atau jika suhu tubuh relatif rendah, maka besar kemungkinannya akan terjadi kembali kejang demam. Kejang demam bisa membuat orang tua cemas, tetapi sebetulnya tidak berbahaya. Selama kejang berlangsung, ada kemungkinan bahwa anak akan mengalami cedera karena terjatuh atau tersedak makanan maupun ludahnya sendiri. Belum bisa dibuktikan bahwa kejang demam bisa menyebabkan kerusakan otak. Penelitian menunjukan, anak-anak yang pernah mengalami kejang demam memiliki prestasi dan kecerdasan yang normal di sekolahnya. 95-98 % dari anak–anak yang pernah mengalami kejang demam tidak berlanjut menjadi epilepsi.

Tetapi beberapa anak memiliki resiko tinggi menderita epilepsi, jika :
a. Kejang demam berlangsung lama
b. Kejang hanya mengenai bagian tubuh tertentu
c. Kejang demam berlangsung dalam waktu 24 jam
d. Anak menderita cerebral palsy, gangguan pertumbuhan atau kelainan saraf lainya (Behrman, 2000).


Penanganan step/ kejang demam yang salah yaitu memberikan anak kopi. Ada yang menyarankan saat anak sedang kejang, diberikan minum kopi/kopi bubuk. Jangan sekali-kali memasukkan apapun ke mulut anak yang sedang kejang, termasuk kopi. Salah-salah nanti malah tersedak dan masuk ke saluran nafas, anaknya justru berhenti bernafas. Tidak ada manfaat apapun dari kopi dalam mencegah/mengobati kejang demam. Anak dapat kejang saat demam karena adanya gangguan hantaran listrik di otak sehingga menimbulkan bangkitan kejang dan risikonya meningkat apabila terdapat riwayat kejang pada orangtuanya atau sudah memiliki kelainan neurologis tertentu. Pemberian minum kopi setiap hari juga tidak berpengaruh dalam rangka pencegahan pada anak yang sudah memiliki riwayat kejang. Kafein pada kopi bahkan lebih banyak bersifat mudharat daripada manfaatnya. Anak bisa gelisah, tremor/ gemetar dan hiperaktif. Kafein juga dapat menyebabkan asam lambung meningkat sehingga anak mengeluh sakit perut.

Komplikasi Step/ Kejang Demam
1. Pnemonia aspirasi

2. Asfiksia

3. Retardasi mental

Prognosis Step
Risiko yang akan dihadapi oleh seorang anak sesudah menderita kejang demam tergantung dari faktor :
1. Riwayat penyakit kejang tanpa demam dalam keluarga

2. Kelainan dalam perkembangan atau kelainan syaraf sebelum anak menderita kejang demam.

3. Kejang yang berlangsung lama atau kejang fokal

Bila terdapat paling sedikit 2 dari 3 faktor tersebut diatas maka :

a. Dikemidian hari akan mengalami serangan kejang tanpa demam sekitar 13 % dibandingkan bila terdapat satu atau tidak sama sekali faktor tersebut diatas, serangan kejang tanpa demam hanya 2-3 % saja.

b. Hemiparesis biasanya terjadi pada pasien yang mengalami kejang lama (berlangsung lebih dari 30 menit) baik bersifat umum atau fokal. Kelumpuhan dapat terjadi pada kejang fokal yang bersifat flaksit tetapi setelah 2 minggu timbul spasitas.

Pengobatan Alternatif Penyakit Step (Kejang Demam) dengan TAHITIAN NONI BIOACTIVE BEVERAGEa. Kandungan bioactive yang berada di dalam Tahitian Noni Biactive Beverage yang berfungsi untuk perbaikan syaraf otak :
b. EUGENOL sebagai anti prostaglandin kuat ( efek anti nyeri dan relaksasi otot polos, terutama pada syaraf trigeminal.)
c. ARGININ, sebagai pembentuk keratin fosfat ( merupakan sumber energi otak).
d. ASPARTAT, sebagai sintesa glukosa (neurotransmitter pada metabolisme otak).
e. HISTIDIN, meningkatkan aktifitas gelombang alfa (untuk melawan stress dan kecemasan). Juga sebagai sintesa kolagen (untuk perbaikin myelin dan optimalisasi impuls syaraf).
f. LEUCIN, sebagai regulasi dopamine /adaptogenic effect ( regenerasi sel serebelum)
g. METHIONIN, sebagai sumber sintesa acetylcholine (aktifitas neurotransmitter)
h. SERINE, sebagai precursor untuk neurotransmitter (untuk menurunkan ketegangan syaraf). Juga sebagai bahan baku utama kerja otak.
i. VALINE, sebagai asupan BCAA /Brain chain amino acid (untuk mempertahankan selubung myelin)
j. PHENILALANIN, sebagai penghantar atau penyampai pesan pada sistem saraf otak, membantu kadar dopamine menjadi seimbang. dn sebagai anti depresi
k. TRYPTOPHAN, sebagai prekursor pada :melatonin (hormon perangsang tidur), serotonin (suatu transmiter pada sistem saraf) dan niasin (suatu vitamin). Dan masih banyak lainnya.

Tujuan Pengobatan dengan Tahitian Noni Bioactive Beverage
Tujuan terapi mencapai keseimbangan neurotransmiter GABA (asam gamma amino butirat) di otak.
a. Perbaikan struktur sel

b. Regenerasi sel otak

c. Peningkatan aktivitas neurotransmiter

d. Normalisasi fungsi neuron

HAK PATEN : WO 2005/086937 A2 – 22 September 2005

Tahitian Noni Bioactive Beverage mengatasi neuro-degenerative dan gangguan neurologi, menghambat oksidasi dan metilasi neurotransmitter, mencegah penghambatan aktivitas neurotransmitter, mempertahankan fungsi koordinasi system saraf.

Friday 27 June 2014

Obat Herbal Kelenjar Tiroid pada Ibu Hamil (Pregnancy and Thyroid Disease)

Kehamilan akan menyebabkan perubahan struktur dan fungsi kelenjar tiroid ibu,sehingga kadang-kadang menyulitkan penegakan diagnosis penyakit atau menentukan adanya kelainan tiroid . Proses hiperplasia glandular dan bertambahnya volume kelenjar tiroid akan menyebabkan kelenjar tiroid membesar sedang,sehingga penggunaan iodid (iodid uptake)oleh kelenjar tiroid ibu juga akan meningkat.Akibatnya, sekresi harian hormon tiroksin juga akan meningkat. Pada awal kehamilan hormon tiroksin ibu akan berpindah ke janin sehingga terjadi hipotiroidisme janin. Proses ini akan terjadi selama kehamilan. Hormon tiroid diperlukan untuk perkembangan otak dan fungsi mental normal.
Gangguan kelenjar tiroid pada umumnya didapatkan pada perempuan muda. Terdapat hubungan yang erat antara fungsi kelenjar tiroid ibu dan janin yang dikandungnya. Janin bergantung pada hormon tiroksin ibu. Obat-obatan yang diminum ibu akan mempengaruhi kelenjar tiroid ibu dan kelenjar tiroid janin.

Pengertian Hipertiroid (Hyperthyroid)
Hipertiroid adalah suatu sindroma klinik akibat meningkatnya sekresi hormon tiroid T4, T3 atau kedua-duanya. Walaupun tidak sama, istilah hipertiroid sering disebut juga tirotoksikosis.

Tiroid adalah kelenjar di leher yang mengatur metabolisme, perkembangan otak, temperatur tubuh, kekuatan otot, fungsi jantung, siklus menstruasi, berat badan dan kolesterol. Kelenjar ini mengeluarkan hormone T3 dan T4. Produksi hormon ini diatur oleh kelenjar hipofisis di otak yang menghasilkan hormon TSH. Jika kadar hormon tiroid sedikit, maka akan TSH akan diproduksi, jika hormon tiroid berlebihan maka produksi hormon TSH akan dikurangi.

Jika kadar TSH rendah saat hamil, maka harus diperiksakan apakah anda menderita hipertiroid transien/sementara, atau menderita penyakit graves. Hipertiroid atau tirotoksikosis pada kehamilan adalah tingginya kadar T3 dan T4. Penyebab tersering hipertiroid pada ibu hamil adalah penyakit hipertiroid gestasional atau hipertiroid transien. Penyakit ini ditandai dengan naiknya kadar T4 dan rendahnya atau tidak terdeteksinya hormon TSH dalam darah dan kadar T3 normal, tanpa disertai ditemukannya antibodi penyakit grave. Penyakit ini menyebabkan kadar hormon hCG meningkat pada 3 bulan pertama kehamilan yang akan menyebabkan hormone tiroid TSH meningkat. Pada beberapa wanita, hipertiroid dapat menyebabkan muntah-muntah yang berlebihan atau disebut hiperemesis gravidarum. Biasanya terjadi pada trimester pertama, sesudah itu kadar hormon tiroid akan kembali normal. Tujuan pengobatan pada penyakit ini adalah mengurangi rasa mual dan muntah yang berlebihan, dokter akan memberikan obat antasida dan anti mual. Bila mual muntah berat, pasien harus dirawat untuk mendapatkan nutrisi lewat infus.

Insidensi Hipertiroid
Baik struma multinoduler maupun adenoma toksik lebih sering ditemukan pada mereka yang berumur lanjut yaitu antara 40 - 60 tahun, sedangkan penyakit Graves sebagian besar pada umur antara 20-40 tahun. Di praktek sehari-hari penderita hipertiroid yang datang mengunjungi dokter atau klinik hampir 90% adalah penyakit hipertiroid Graves. Mengingat penyakit Graves ditemukan pada umur antara 20-40 tahun, dengan sendirinya apabila kita berbicara mengenai hipertiroid dengan kehamilan, hampir selalu yang ditemukan adalah penderita hipertiroid Graves.

Penyebab Hipertiroid
Berbagai penyebab dapat mengakibatkan hipertiroid. Tiga penyebab utama ialah penyakit autoimmun Graves, struma multinoduler dan adenoma toksik, tetapi sebagian besar penyebab hipertiroid yaitu sekitar 90% disebabkan oleh penyakit autoimmun Graves.

Gejala dan Tanda Hipertiroid
a. Hipertensi
b. tremor/gemetar
c. takikardi/ denyut jantung cepat
d. Mual muntah
e. Rasa khawatir berlebihan, sulit berkonsentrasi
f. Keringat berlebihan
g. Diare
h. Lengan dan tungkai lemas
i. Mata terlihat menonjol keluar, pengelihatan kabur
j. Mudah lelah

Diagnosis Hipertiroid
Pada mereka yang tidak hamil, sebagian besar hipertiroid Graves dapat di diagnosis secara klinis oleh karena gambaran klinis yang khas seperti takhikardi, banyak keringat, kelainan mata dll. Tidaklah demikian pada wanita hamil, sebab sebagian tanda hipermetabolik dapat disebabkan oleh proses kahamilan sehingga mengacaukan dengan keadaan hipertiroid . Perubahan-perubahan tersebut ialah :
1. Gejala hiperdinamik
Pada wanita hamil dapat terjadi gejala hiperdinamik seperti tidak tahan panas, kulit yang panas dan basah, tachycardia (denyut jantung yang lebih cepat daripada denyut jantung normal).

2. Berat badan menurun
Pada hamil muda, emesis akan menyebabkan berat badan wanita hamil akan menurun, keadaan mana mirip pada hipertiroid. Perlu diingat kembali bahwa hipertiroid justru memberat pada trimester pertama.

3. Adanya struma
Sebagian wanita hamil akan ditemukan adanya struma. Hal ini oleh karena pada kehamilan klirens ginjal terhadap yodida meningkat sehingga dapat terjadi defisiensi yodium untuk sementara waktu. Penelitian di Skotland menunjukkan bahwa sekitar 79% wanita hamil disertai dengan adanya struma.

4. Kadar hormone tiroid
Pada keadaan hamil oleh karena pengaruh estrogen maka kadar TBG (thyroid binding globulin) akan meningkat, yang akan diikuti oleh meningkatnya kadar TT4 (T4 total) dan TT3 (T3 total) dalam plasma. Dengan demikian apabila kita hanya mengukur kadar TT4 dan TT3 sebagai parameter fungsi tiroid maka hasil fungsi tiroid akan memberikan gambaran hiperfungsi . Oleh karena itu sebaiknya untuk pemeriksaan fungsi tiroid pada kehamilan jangan diperiksa kadar TT4 tetapi FT4 (free thyroxin = tiroksin bebas).

Memperhatikan keadaan diatas yang dapat mengacaukan diagnosis hipertiroid pada kehamilan, maka prosedur diagnosis mutlak memerlukan pemeriksaan laboratorium. Gambaran klinis saja tidak dapat dipakai sebagai pegangan diagnosis.Selain itu diagnosis dengan bantuan kedokteran nuklir tidak mungkin dilakukan pada wanita hamil. Pemeriksaan yang perlu dilakukan adalah :
1. Pemeriksaan FT4 (free thyroxin) dan bukan TT4
Pada saat ini sudah dapat diperiksa kadar FT4 dalam plasma. Pada hipertiroid kadar FT4 plasma meningkat.

2. Kadar TSHs
TSH (thyroid stimulating hormon) adalah hormon yang dikeluarkan oleh hipofise bagian anterior yang fungsinya memacu tiroid untuk sekresi T4 dan T3. Pada saat ini telah dikembangkan cara pemeriksaan laboratorium yang sensitif untuk deteksi TSH (TSHs = TSH sensitive test). Pada hipertiroid kadar TSHs akan rendah, sebaliknya pada keadaan hipotiroid kadar TSHs akan meningkat.

3. Tes TRH
Tes TRH hanya dilakukan apabila pemeriksaan diatas masih tetap meragukan apakah hipertiroid atau tidak. Pada umumnya sebagian besar kasus hipertiroid sudah terdeteksi dengan pemeriksaan FT4 dan TSHs.

Sejak awal kehamilan telah terjadi perubahan-perubahan pada fungsi tiroid ibu. Tiroid janin baru mulai berfungsi pada umur kehamilan minggu ke 12-16. Jika dikaitkan dengan kondisi hipertiroid, Plasenta sebagai penyekat antara ibu dan janin mempunyai sifat khusus sebagai berikut :
a. TSH agaknya tidak dapat melewati barier plasenta. Dengan demikian baik TSH ibu maupun TSH janin tidak saling mempengaruhi.

b. T4 dan T3 dapat melewati plasenta dalam jumlah yang sangat kecil, sehingga dapat dianggap tidak saling mempengaruhi.

c. Obat antitiroid PTU dan NeoMercazole dengan mudah dapat melewati plasenta. Oleh karena itu penting sekali mempertimbangkan dosis yang tepat agar tidak mengakibatkan hipotiroidi pada janin.

d. Propranolol dapat melewati plasenta, oleh karena itu tidak dianjurkan sebagai pengobatan tambahan pada wanita hamil.

e. Iodida dan radioiodida juga melewati plasenta.

f. Thyroid stimulating immunoglobulin (TSI) dapat bebas melewati plasenta. Oleh karena itu pemeriksaan kadar TSI pada kehamilan penting, dengan pengertian apabila kadar TSI saat hamil tinggi maka kemungkinan dapat terjadi hipertiroid neonatal.

Pengobatan Hipertiroid saat Hamil secara Medis
Pengobatan hipertiroid terdiri atas a) pemberian obat antitiroid, b) strumektomi subtotal, c) yodium radioaktif. Pada kehamilan pemberian zat yodium radioaktif merupakan kontraindikasi sehingga pengobatan pada hipertiroid hamil harus dipilih antara obat antitiroid dan operasi.
1. Obat antitiroid Thionamida
Thionamida bekerja mencegah sintesis hormon dari sel tiroid, tetapi tidak dapat menghentikan pelepasan hormon tiroid yang sudah terbentuk. Oleh karena itu waktu untuk mencapai eutiroid setelah pemberian thionamida tergantung dari berapa banyak hormon tiroid yang masih tersimpan sebagai koloid . Pada umumnya waktu yang dibutuhkan untuk mencapai eutiroid setelah pemberian obat antitiroid berkisar antara 4-6 minggu. Dosis obat tergantung pada keadaan hipertiroid dan minggu gestasi. Pada awal kehamilan sebelum terbentuknya plasenta, dosis obat antitiroid thionamida dapat diberikan seperti pada keadaan tidak hamil. Propilthiourasil dapat diberikan dengan dosis 3 sampai 4 kali 100 mg sehari, sedang NeoMercazole 3 kali 10 mg sehari. Setelah keadaan eutiroid tercapai maka dosis dapat diturunkan. Pada umumnya dengan dosis PTU 100-200 mg/hari dan NeoMercazole 10-15 mg/hari selama hamil tidak akan memberikan efek hipotiroid pada anak. Makin tua umur kehamilan proses autoimmun ibu akan menurun, sehingga beberapa ahli menganjurkan untuk menghentikan pemberian obat antitiroid 4 minggu sebelum persalinan. Krenning dan Hennemann di Rumah Sakit Dijkzigt Rotterdam menghentikan obat antitiroid 4 minggu sebelum persalinan. Surge dan Drury dari Dublin Maternity Hospital mempergunakan dosis awal carbimazole 60 mg sehari tetapi setelah 6-8 minggu diturunkan menjadi 5-10 mg sehari, kemudian obat dihentikan pada minggu gestasi ke 37. Andi Sutanto dkk mempergunakan dosis PTU 1-3 kali 100 mg sehari pada 13 wanita hamil dengan hipertiroid selama kehamilan tidak menemukan kelainan pada bayi yang dilahirkan.

2. Obat Penyekat Beta (Beta Blocker)
Obat penyekat beta seperti propranolol (Inderal), carteolol (Mikelan) sering digunakan baik sebagai pengobatan tunggal maupun obat tambahan pada pengobatan hipertiroid. Beberapa sentra juga menggunakan propranolol pada hipertiroid dengan kehamilan. Penggunaan propranolol pada kehamilan dilaporkan dapat mengakibatkan beberapa efek samping seperti plasenta kecil, gangguan pertumbuhan janin, bradikardi postnatal dan hipoglikemi . Oleh karena itu pada saat ini obat penyekat beta sebaiknya jangan dipakai pada hipertiroid dengan kehamilan, terkecuali pada keadaan tertentu misalnya pada krisis tiroid.

3. Pembedahan
Tiroidektomi subtotal hanya dilakukan pada keadaan tertentu misalnya pada penderita yang sangat allergi terhadap obat antitiroid, tidak berhasil dengan pengobatan obat antitiroid atau pada mereka dengan gejala penekanan oleh struma. Worley dan Crosby dari Oklahoma University di Amerika Serikat meneliti secara retrospektif penderita hipertiroid dengan kehamilan yang pernah dirawat selama 12 tahun. Ternyata pada mereka yang mendapat obat antitiroid saja sebanyak 70% melahirkan bayi aterm. Sebaliknya pada mereka yang mengalami pembedahan strumektomi, hanya 43% yang melahirkan bayi aterm. Selain itu kematian bayi pada mereka yang mengalami pembedahan ditemukan 43% sedang angka kematian pada mereka yang mendapat obat antitiroid hanya 20%. Oleh karena itu mereka menyimpulkan bahwa pengobatan terbaik pada wanita hipertiroid hamil adalah pemberian obat antitiroid. Di klinik kami(RSUP Wahidin, Makassar) selama dibukanya Sub-Bagian Endokrin dan Metabolik sejak tahun 1977 (15 tahun) tidak pernah ditemukan satu kasuspun wanita hamil hipertiroid yang membutuhkan tindakan pembedahan.

Pengawasan Selama Hamil
Tujuan pengobatan pada wanita hamil dengan hipertiroid ialah selain mencapai eutiroid pada ibu hamil, juga mencegah terjadinya efek samping pada janin antara lain dengan mencegah terjadinya hipotiroid dan struma pada janin. Pengalaman dengan dosis kecil PTU antara 100-200 mg sehari dan NeoMercazole 10 - 20 mg sehari sepanjang kehamilan akan memberikan hasil yang sangat memuaskan. Untuk mengetahui keadaan eutiroid dengan sendirinya diperlukan pemeriksaan fungsi tiroid selama hamil. Pemeriksaan yang terbaik ialah pemeriksaan FT4 dan TSHs setiap 4 minggu sekali. Di klinik yang mampu, pemeriksaan TSI juga dilakukan. Kadar TSI yang tinggi selama hamil, memberikan kesan pada anak mungkin dapat terjadi hipertiroid neonatal.

Pilihan pengobatan pada hipertiroid dengan kehamilan ialah pemakaian obat antitiroid seperti propiltiourasil dan karbimazol (NeoMercazole). Dosis obat antitiroid harus diberikan dalam jumlah kecil untuk mencegah terjadinya hipotiroid pada neonatus. Selama pengobatan, fungsi tiroid harus dipantau lebih sering yaitu setiap empat-delapan minggu. Tiroidektomi subtotal hanya dilakukan pada mereka yang tidak berhasil dengan obat antitiroid, misalnya allergi obat.

Pengobatan Hipertiroid saat Laktasi secara Medis
Seperti sudah disebut sebelumnya, pada akhir kehamilan proses autoimmun akan berkurang sehingga pada akhir kehamilan pada umumnya wanita hamil akan menjadi eutiroid. Setelah bersalin, kekambuhan hipertiorid akan terjadi pada 6 bulan pertama. Oleh karena itu pemeriksaan fungsi tiroid sebaiknya dilakukan pada 3 bulan dan 6 bulan setelah bersalin. Apabila terjadi hipertiroid kembali maka harus segera dimulai dengan obat antitiroid. Sampai saat ini obat antitiroid yang dianggap aman dan tidak menebus plasenta ialah PTU (propylthiouracil).

Komplikasi Hipertiroid pada Kehamilan
Apabila hipertiroid tidak terkendali, dapat terjadi komplikasi.
1. Komplikasi pada janin
a. Abortus spontan/keguguran
b. Premature
c. Berat badan bayi lahir kurang
d. Kegagalan pertumbuhan dalam kandungan (intrauterine growth retardation)
e. Kematian janin dalam kandungan
f. Penyakit hipertiroid pada bayi

2. Komplikasi pada Ibu
a. Hipertensi
b. Pembesaran jantung
c. Gagal jantung
d. Badai tiroid (hipertensi berat, syok, gangguan irama jantung yang tiba-tiba)

Prognosis Hipertiroid
Penderita dengan hipertiroid Graves mempunyai kecenderungan untuk remisi pada akhir kehamilan, dan eksaserbasi setelah persalinan, terutama pada enam bulan pertama.
Dubia ad bonam. Mortalitas krisis tiroid dengan pengobatan adekuat adalah 10-15% (Rani., et.al.,2006).

Individu dengan tes fungsi tiroid normal-tinggi, hipertiroidisme subklinis, dan hipertiroidisme klinis akan meningkatkan risiko atrium fibrilasi. Hipertiroidisme juga berhubungan dengan peningkatan risiko gagal jantung (6% dari pasien), yang mungkin menjadi sekunder untuk atrium fibrilasi atau takikardia yang dimediasi cardiomyopathy.Gagal jantung biasanya reversibel bila hipertiroidisme diterapi. Pasien dengan hipertiroidisme juga berisiko untuk hipertensi paru sekunder peningkatan cardiac output dan penurunan resistensi vaskuler paru. Pada pasien dengan penyakit jantung yang sudah ada sebelumnya, hipertiroidisme meningkatkan risiko kematian (rasio hazard [HR] = 1,57), dan bahkan mungkin pada pasien tanpa jantung. Hal ini juga meningkatkan risiko stroke iskemik (HR = 1,44) antara dewasa usia 18 sampai 44 years. Hipertiroidisme tidak diobati juga berpengaruh terhadap kepadatan mineral tulang yang rendah dan meningkatkan risiko fraktur pinggul (Gandhour and Reust, 2011).

Pengobatan Hipertiroid dalam kehamilan dengan Tahitian Noni Bioactive Beverage
Mekanisme Kerja TNBB (Tahitian Noni Bioactive Beverage)
Mekanisme kerja secara ilmiah mampu bekerja di tingkat molekular untuk :
1. Meningkatkan dan merevitalisasi sistem kerja tubuh (self healing), bekerja melindungi, memperbaiki, mengaktifkan, meremajakan dan meregenerasi sel secara optimal.

2. Memberikan efek manfaat yang optimal serta aman dikonsumsi baik oleh wanita hamil, menyusui, bayi, anak-anak hinggak orang dewasa, yang mencakup segala kondisi kesehatan.

Pihak kedokteran konvensional yang bekerja sama dengan pihak pharmasi tidak henti-hentinya melakukan penelitian untuk menemukan cara pengobatan dan jenis obat untuk menolong penderita masalah Thyroid.
Begitu pula kedokteran naturopati yang bekerja sama dengan produsen produk kesehatan herbal dan peneliti-peneliti independen terus menerus mencari dan meneliti sumber bahan dari alam yang mempunyai kasiat untuk penyembuhan penyakit-penyakit yang diderita manusia.
Sejak tahun 1950 telah ditemukan bahan dari alam yaitu Morinda citrifolia yang kemudian diolah menjadi produk Tahitian Noni Bioactive Beverage (TNBB) oleh perusahaan Tahitian Noni Inernational.
Morinda citrifolia banyak sekali mengandung pytochemical yang sangat luar biasa untuk menyembuhkan banyak jenis penyakit yang salah satunya untuk masalah gangguan Thyroid.

Berdasarkan penelitian secara medis, telah terbukti Tahitian Noni Bioactive Beverage mampu menyembuhkan penderita masalah Thyroid dengan cara:
1. Sebagai Antioxidant, Tahitian Noni menetralisir dan mereduksi SAR dan LPO yang diproduksi secara berlebihan didalam tubuh sehingga terhindar dari terjadinya kelainan fungsi dan reproduksi seluler, atau terhindar terhindar dari rusaknya biomelekul sel yang merupakan penyebab awal terjadinya penyakit degeneratif, kanker dan metabolik. HAK PATEN USPTO No. 60/251,417 - 5 Desember 2000. dan HAK PATEN WO 02/43664 A2 - 6 Juni 2002 http://www.wipo.int/pctdb/en/wo.jsp?WO=2002043664

2. Kandungan lebih dari 150 Fitokimia (Nutraseutika) yang juga berperan sebagaikoregulasi hormon, mengatasi keluhan defisiensi estrogen atau kelebihan estrogen danmengatasi gejala PMS. Hak Paten USPTO 20070122502 A1 - 31 Mei 2007. http://appft.uspto.gov/netacgi/nph-Parser?Sect1=PTO2&Sect2=HITOFF&p=1&u=%2Fnetahtml%2FPTO%2Fsearch-bool.html&r=1&f=G&l=50&co1=AND&d=PG01&s1=20070122502&OS=20070122502&RS=20070122502

3. Prevensi Kanker pada tahap inisiasi karsinogenesis dan inhibisi kanker. HAK PATEN WO 02/45654 A2 - 13 Juni 2002. http://www.wipo.int/edocs/pctdocs/en/2002/pct_2002_24-section1.pdf

4. Asam Galakturonat dalam Tahitian Noni dapat mensupresi adesi melanoma (B16-F0) terhadap molekul permukaan (Lu-ECAM-1), sehingga dapat mencegah metastasis kanker (terutama melanoma : karsinoma kolorektal dan thyroid) . HAK PATEN WO 2004/098514 A2 - 18 November 2004. http://www.wipo.int/pctdb/en/wo.jsp?WO=2004098514
Sebagai tambahan Tahitian Noni Bioactive Beverage sanggup memperkuat dan mempertahankan struktur selular.
Hal tersebut dapat dicapai dengan Tahitian Noni Bioactive Beverage bertindak sebagai adaptogenyang akan membantu “sel-sel tubuh yang sakit” untuk menyembuhkan dirinya sendiri.

Wednesday 25 June 2014

Tahitian Noni Bioactive Beverage dalam Ilmu dan Teknologi


Menurut hasil penelitian seorang ahli biokimia, Dr. Ralph Heinicke, yang dimuat dalam The pharmacologically Actice Igredient og Noni Bulletin of the National Tropical Botanical Garden (1985) [32], menyatakan bahwa buah noni mengandung suatu zat alami pembentuk Xeronine yang ia beri nama Proxeronine. Proxeronine dikonversi menjadi alkaloid, Xeronine, dalam tubuh oleh enzim yang disebut Proxeroninase.

Hipotesisnya adalah bahwa Xeronine mampu mengubah struktur molekul protein. Dengan demikian, Xeronine memiliki berbagai aktivitas biologi. Ketika protein seperti enzim, receptor, atau sinyal dalam transducer tidak berada sesuai dengan keharusannya, ia tidak akan bekerja dengan benar. Xeronine akan berinteraksi dengan protein dan akan menjadikannya bekerja kedalam performa yang tepat. Hasilnya adalah protein berfungsi sebagaimana mestinya. Apabila timbul masalah dalam sel karena ada masalah struktural protein, kehadiran Xeronine akan bermanfaat.
Hipotesisnya mungkin menjelaskan mengapa Tahitian Noni Bioactive Beverage (TNBB) dapat membantu banyak masalah-masalah kesehatan dalam berbagai cara. Dia telah mendapatkan beberapa hak patent untuk Xeronine. Dia menyatakan bahwa bahan aktif dalam banyak enzim aktif pharmacologically dan dalam banyak obat-obatan dari cerita rakyat yang efektif adalah obat xeronine. Alkaloid ini adalah suatu coregulator metabolisme normal yang penting.

Penyakit yang dipercayanya dapat ditolong dengan noni termasuk tekanan darah tinggi, kram haid, radang sendi (arthritis), luka/radang lambung (gastric ulcers), keseleo (sprains), luka-luka, depresi mental, lanjut usia, pencernaan yang jelek, kecanduan obat-obatan, dan kesakitan. “Saya telah banyak mencurahkan kehidupan saya untuk kajian substansi unik ini yang telah saya beri nama ‘Xeronine’. Saya yakin manfaat yang besar dicapai dengan menyiapkan tubuh dengan pasokan yang tepat bahan ini. (The Xeronine system: a new cellular mechanism that explains the health promoting action of NONI and Bromelian. Direct Source Publishing; 2001) [40].

Menurut Dr. Ralp Heinicke nutrisi hanya diserap oleh sel yang sehat. Pada saat sel kita rusak, pori-pori dinding sel menutup dan menyebabkan nutrisi tidak bisa diserap oleh sel.

Setiap hari, 63 triliun sel tubuh kita dibombardir oleh radikal bebas yang dihasilkan oleh polusi udara yang kita hirup. Bahan kimia yang berbahaya yang terkandung dalam bahan makanan dan minuman kita sehari-hari.

Penyebab utama kerusakan sel :
1. Polusi lingkungan : udara, air, asap kendaraan, pestisida, dan lain- lain
2. Gaya hidup (life style) yang tidak sehat : merokok, radiasi dari televise, AC, microwave, handphone an lain- lain
3. Pola makan : pengawet, penyedap, pewarna sintetik, gula, lemak, dan lain- lain
4. Penuaan/ lanjut usia
5. Depresi

Maka bukan hal yang mengejutkan jika tubuh kita menjadi rentan terhadap serangan berbagai penyakit seperti kanker, diabetes, hipertensi, alergi dan lain-lain. TAHITIAN NONI Bioactive Beverage dapat memperbaiki sel yang rusak akibat radikal bebas dari udara dan air serta bahan makanan atau minuman. Dan antioksidan yang banyak terkandung dalam TAHITIAN NONI BIOACTIVE BEVERAGE yang merupakan antioksidan terbaik yang ada di pasaran akan melindungi sel-sel yang sehat.

XERONINE merupakan alkaloid hidup yang akan diserap oleh sel-sel tubuh. XERONINE mengaktifkan kembali sel-sel yang mati sehingga proses respirasi dari sel kembali berjalan, nutrisi yang kita konsumsi akan diserap sempurna dan kotoran dari sel akan dikeluarkan dari tubuh sehingga sel-sel yang sakit akan disehatkan kembali. Tahitian NONI Juice akan menyeimbangkan atau menormalkan kembali fungsi tubuh.

Dr. Solomon (The tropical fruit with 101 medicinal uses, NONI juice. 2nd ed. Woodland Publishing; 1999.)[16] menyatakan bahwa menambahkan proxeronine ke dalam tubuh kita sangat penting. Kita tidak punya banyak proxeronine dalam tubuh kita, sedangkan kita harus menyediakannya secara konstan, sehingga kita perlu pasokan proxeronine dari luar seperti makanan yang kita makan. Untuk menanggulangi gangguan kesehatan yang disebabkan kurangnya produksi Xeronine oleh tubuh, mengkonsumsi Proxeronine tambahan dari luar akan sangat membantu untuk memulihkan berbagai gangguan kesehatan tersebut. Uniknya, jika dikonsumsi pada saat perut penuh, keampuhannya justru menurun. Ini karena pepsin dan asam lambung akan merusak enzim yang berfungsi memecah xeronine. Oleh karena itu, untuk keperluan pengobatan, ekstrak buah noni sebaiknya dikonsumsi saat perut kosong.

Manfaat Tahitian NONI Bioactive Beverage antara lain meningkatkan sistem kekebalan tubuh, memulihkan sistem peredaran darah, menyempurnakan system syaraf, mengatasi gangguan hormonal, memperbaiki sistem metabolisme tubuh, meningkatkan stamina dan energi, super antioxidan. Bagaimana Tahitian NONI Bioactive Beverage dapat membantu begitu banyak masalah kesehatan yang berbeda? Banyak manfaat kesehatan noni yang dihubungkan dengan kemampuannya dalam meningkatkan nitric oxide dan juga kandungan-kandungan dalam noni seperti scopoletin, antioksidan, dan juga campuran berbagai nutraceutical dalam noni yang unik. Dan pada intinya karena noni bekerja pada tingkat sel (bagian terkecil dari tubuh kita), maka organ-organ yang terganggu akan segera dipulihkan.

Tiap-tiap produk TAHITIAN NONI dapat ditelusuri kembali pada satu dari elemen-elemen tanaman noni: buah, daun, dan biji. Masing-masing elemen ini memberikan manfaat tertentu yang dipergunakan dan ditujukan dalam produk-produk akhir
1. Buah. Menyediakan antioksidan-antioksidan yang powerpul, mendorong sistem imun, dan meningkatkan energi.Kandungan kritis dalam TAHITIAN NONI Juice, ekstark TAHITIAN NONI, dan lain-lain.

2. Daun. Membantu meringankan iritasi kulit dan membantu tubuh dalam pencernaan yang baik. Ditemukan dalam TAHITIAN NONI® Noni Leaf Serum dan TAHITIAN NONI® Noni Leaf Tea.

3. Biji. Kaya akan asam linoleic, asam lemak esensial yang membantu kesehatan dan hidrasi kulit. Sumbernya ada dalam produk TNI yang paling berharga yakni TAHITIAN NONI® Seed Oil.

Ilmu Pengetahuan bertemu dengan Tradisional TNI (Tahitian Noni Indonesia) menciptakan dengan ramuan-ramuan dasar properti dari elemen-elemen noni dengan menggabungkan pengetahuan tradisional kuno dengan ilmu pengetahuan modern, riset, dan teknologi manufaktur terbaru.

4. Riset TNI telah membuka rahasia dan manfaat dari ramuan-ramuan dasar noni.

5. Setiap ramuan dasar noni secara ekslusif dan dimiliki oleh TNI.

6. Setiap ramuan dasar noni sangat sulit sekali dibuat, yang meyakinkan kepemimpinan TNI dalam pasar noni dan memberikan TNI keuntungan berkompetisi yang hebat.

7. Sejak TNI membuat ramuan kuncinya, produk-produk TNI bukan diperoleh dari ramuan yang main-main.

Produk-Produk Tanpa Saingan


Karena masing-masing produk merupakan warisan yang kaya dari tradisional kuno, ilmu pengetahuan, manufaktur, quality control yang ketat, dan lain-lain, produk-produk TNI tidak ada saingan. TNI mengendalikan setiap tahapan proses—dari tanaman sampai botol. Pemetik noni yang dilatih secara khusus, fasilitas pembotolan dan pemrosesan, dan pengendalian qualitas yang paling ketat untuk meyakinkan bahwa produk-produk TAHITIAN NONI® adalah produk terbaik dan keberadaanya lebih murni.

Dari awal, misi TNI berada untuk memperbaiki kehidupan pelanggan-pelanggan TNI dengan memproduksi sebisa mungkin produk-produk dari noni yang paling inovatif, dengan kualitas paling bagus. Dan meskipun sepuluh tahun setelah pengiriman keluar pertama TAHITIAN NONI BIOACTIVE BEVERAGE, TNI tidak pernah bernafsu tentang apa yang dilakukan. Fokus TNI adalah untuk kesehatan yang membawa TNI ke seluruh dunia. Fokus ini memberikan TNI kekuatan besar, dan sebagai hasilnya, TNI akan terus menjadi pemimpin pasar noni yang telah TNI ciptakan. TNI akan melanjutkan untuk mengetahui lebih banyak tentang noni dari siapapun. TNI akan membawa pengetahuan ini dan melanjutkan secara agresif untuk menemukan ramuan-ramuan dan produk-produk baru. TNI akan lebih jauh mendefinisikan sendiri sebagai pemimpin dunia dalam noni.

Tuesday 24 June 2014

Testimoni Penyakit Ambeien (Haemorrhoid/Wasir)- Sembuh setelah 2 bulan

Testimoni Penyakit Autis- Emosi Mudah di Kontrol (Testimoni)

Obat Herbal Penyakit Vertigo Alami- Kembalinya Keceriaan Keluarga (Testimoni)

Testimoni Penyakit Tulang Pinggul (Coxitis TB)


Akhir 2002 adalah awal dari penderitaan hidup saya, Ratnasari Ayudia (52 tahun), karena di vonis menderita penyakit tulang pinggul (TB Cocksitis). Sejak saat itu saya hanya bisa terbaring lemah. Berdiri harus dibantu, Padahal sebelumnya saya adalah orang yang aktif. Penderitaan itu membuat saya stress.

Berat badan menyusut dari 66kg menjadi 48kg. Berbagai cara saya tempuh untuk kesembuhan, tapi keputus-asaanlah yang selalu menghampiri saya, karena hasil pemeriksaan laboratorium tidak mengalami kemajuan. 
Sampai suatu hari, saya dihampiri seorang rekan, yakni Indrayanti, yang memperkenalkan Tahitian Noni Juice (TNJ) kepada saya. Puji Tuhan, niat baik Ibu indrayanti yang datang dari jakarta ke bandung hanya untuk memberikan saya TNJ berbuah manis. Sejak saya mengkonsumsi TNJ pada awal Juni lalu, kesehatan saya mulai pulih. Bahkan hasil pemeriksaan laboratorium saya berubah drastis. Awalnya Laju Endap Darah (LED) saya mencapai angka 80. Sejak saya konsumsi TNJ 1 sloki pagi dan 1 sloki malam selama 1 bulan, LED saya perlahan mulai turun hingga 26 lalu 24, dua bulan kemudian turun menjadi 23. Yang luar biasa, setelah 3 bulan mengkonsumsi TNJ, akhirnya LED mencapai angka normal 8–akhir penantian selama dua setengaj tahun yang saya jalani dengan minum obat TBC dan lain-lain, yang tak membawa hasil. Kejadian ini sempat membuat suami saya yang juga seorang dokter merasa heran. “Kok bisa, ya,” katanya. Sampai-sampai suami saya menganjurkan agar saya selalu mengkonsumsi TNJ. Saya merasa berterima kasih kepada TNJ yang telah menyembuhkan saya.

Testimoni Penderita Tumor Paru-Paru ganas (Pulmonal Malignant)


Saya Lidya Kartika, berusia 58 tahun. Menderita infeksi paru-paru sejak Januari 2006. Hasil CT-Scan rumah sakit di jakarta menyatakan ada benjolan sebesar 5 cm pada paru-paru kiri saya dan dokter memvonis bahwa itu adalah tumor paru-paru ganas. 
Untuk memastikan kebenarannya, anak saya membawa saya untuk menjalani pemeriksaan ulang di Singapura. 
Ternyata hasil yang didapat sama, dan saya harus menjalani kemoterapi sebanyak enam kali. Untuk menghemat biaya, saya melakukan kemoterapi di rumah sakit di Jakarta. Setelah mengalami kemoterapi pertama pada 7 Maret dan kedua tanggal 29 Maret badan saya menjadi kacau. 
Perut mual, bibir pecah-pecah, rambut rontok dan tidur tidak nyenyak. Seluruh badan terasa sakit semua.

Beruntung seorang rekan memperkenalkan saya pada Tahitian Noni Bioactive Beverage (TNBB). Puji Tuhan berkat TNJ yang saya minum sejak April 2006, hasilnya luar biasa.
Dokter menyatakan bahwa 98% tumor ganas sudah hilang dari badan saya. Kemudian saya menjalani pemeriksaan tulang otak, perut atas bawah dan yang terakhir pemeriksaan CES + CYFRA 21-1 dengan hasil semuanya baik.
Puji Syukur dan terima kasih kepada Tuhan Sang Pencipta dan kawan-kawan sekalian yang memberikan support dan dukungan doa. Tak lupa berkat Tahitian Noni Bioactive Beverage yang membersihkan racun-racun dalam tubuh saya, membentuk sel-sel baru, sehingga penyakit yang ada dalam tubuh saya dapat dikalahkan.
Rambut saya yang rontok habis, seperti yang terlihat dalam foto, saat ini telah tumbuh kembali dengan subur, sehingga saya tidak perlu memakai wig lagi.



Obat Penyakit TB Paru (Tuberculosis Paru) Herbal Alami


Tuberculosis adalah penyakit menular pada manusia dan hewan yang disebabkan oleh species Mycobacterium dan ditandai dengan pembentukan tuberkel dan nekrosis kaseosa pada jaringan-jaringan.
Tuberculosis merupakan infeksi bakteri kronik yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosa dan ditandai oleh pembentukan granuloma pada jaringan yang terinfeksi dan oleh hipersensitivitas yang diperantarai sel (cell-mediated hypersensitivity).
Tuberculosis Miliaris adalah jenis tuberculosis yang bervariasi dari infeksi kronis, progresif lambat hingga penyakit fulminan akut;ini disebabkan oleh penyebaran hematogen atau limfogen dari bahan kaseosa terinfeksi ke dalam aliran darah dan mengenai banyak organ dengan tuberkel-tuberkel mirip benih padi

Insidensi dan Prevalensi TB Paru
Penyakit TBC merupakan penyakit penyebab kematian kedua setelah HIV/AIDS. Menurut data dari organisasi kesehatan dunia (WHO) pada tahun 2011 diperkirakan terdapat 8,7 orang yang terinfeksi TBC dan ada sekitar 1,4 penderita TBC diantaranya mengalami kematian. Kasus ini 95% lebih banyak terjadi di negara-negara yang berpenghasilan rendah dan menengah.

Menurut data BKKBN, penyakit infeksi TBC (Tuberculosis) di Indonesia kasusnya masih sangat tinggi yaitu terdapat 450 ribu kasus TBC setiap tahunnya dan dari jumlah penderita tsb ada sekitar 65 ribu orang meninggal. Di indonesia penyakit TBC adalah penyakit penyebab kematian ke-4 setelah stroke, diabetes, dan hipertensi, dan ini terjadi di perkotaan.

Berbeda dengan kasus yang terjadi di kota, penyakit TBC di pedesaan merupakan penyakit penyebab kematian ke-2 setelah stroke. Penanggulangan penyalit TBC paru-paru merupakan menjadi tugas pemerintah dan masyarakat dalam upaya penanganan, pengobatan, penyembuhan, dan pencegahan penularan (penyebaran) infeksi bakteri yang lebih luas di masyarakat.
Survei prevalensi TBC yang dilakukan di enam propinsi pada tahun 1983-1993 menunjukkan bahwa prevalensi TBC di Indonesia berkisar antara 0,2 – 0,65%. Sedangkan menurut laporan Penanggulangan TBC Global yang dikeluarkan oleh WHO pada tahun 2004, angka insidensi TBC pada tahun 2002 mencapai 555.000 kasus (256 kasus/100.000 penduduk), dan 46% diantaranya diperkirakan merupakan kasus baru.
Tingkat prevalensi penderita TBC di Indonesia diperkirakan sebesar 289 per 100 ribu penduduk dan insidensi sebesar 189 per 100 ribu penduduk. Bahkan 27 dari 1.000 penduduk terancam meninggal seperti yang dilaporkan Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia yang dihimpun sepanjang 2011 mengenai tuberkulosis (TBC) di Indonesia.

Laporan tersebut juga meliris bahwa angka penjaringan penderita baru TBC meningkat 8,46 persen dari 744 penderita TBC di 2010 menjadi 807 per 100.000 penduduk di 2011. Namun, kabar baiknya angka kesembuhan pada 2011 mencapai target sebesar 83,7 persen dan angka keberhasilan pengobatan pada 2011 mencapai target sebesar 90,3 persen.

Patofisiologi TB Paru
Penularan tuberculosis paru terjadi karena kuman dibersinkan atau dibatukkan keluar menjadi droplet nuclei dalam udara. Partikel infeksi ini dapat menetap dalam udara bebas selama 1-2 jam, tergantung pada ada tidaknya sinar ultraviolet, ventilasi yang buruk dan kelembaban. Dalam suasana lembab dan gelap kuman dapat tahan selama berhari-hari sampai berbulan-bulan. Bila partikel infeksi ini terhisap oleh orang sehat akan menempel pada jalan nafas atau paru-paru. Partikel dapat masuk ke alveolar bila ukurannya kurang dari 5 mikromilimeter.
Tuberculosis adalah penyakit yang dikendalikan oleh respon imunitas perantara sel. Sel efektornya adalah makrofag sedangkan limfosit (biasanya sel T) adalah imunoresponsifnya. Tipe imunitas seperti ini basanya lokal, melibatkan makrofag yang diaktifkan ditempat infeksi oleh limposit dan limfokinnya. Raspon ini desebut sebagai reaksi hipersensitifitas (lambat).

Basil tuberkel yang mencapai permukaan alveolus biasanya diinhalasi sebagai unit yang terdiri dari 1-3 basil. Gumpalan basil yang besar cendrung tertahan dihidung dan cabang bronkus dan tidak menyebabkan penyakit ( Dannenberg 1981 ). Setelah berada diruang alveolus biasanya dibagian bawah lobus atas paru-paru atau dibagian atas lobus bawah, basil tuberkel ini membangkitkan reaksi peradangan. Leukosit polimorfonuklear tampak didaerah tersebut dan memfagosit bakteria namun tidak membunuh organisme ini. Sesudah hari-hari pertama leukosit akan digantikan oleh makrofag . Alveoli yang terserang akan mengalami konsolidasi dan timbul geja pneumonia akut. Pneumonia seluler akan sembuh dengan sendirinya, sehingga tidak ada sisa atau proses akan berjalan terus dan bakteri akan terus difagosit atau berkembang biak didalam sel. Basil juga menyebar melalui getah bening menuju kelenjar getah bening regional. Makrofag yang mengadakan infiltrasi menjadi lebih panjang dan sebagian bersatu sehingga membentuk sel tuberkel epiteloid yang dikelilingi oleh limposit. Reaksi ini butuh waktu 10-20 hari.


Nekrosis pada bagian sentral menimbulkan gambangan seperti keju yang biasa disebut nekrosis kaseosa. Daerah yang terjadi nekrosis kaseosa dan jaringan granulasi disekitarnya yang terdiri dari sel epiteloid dan fibroblast menimbulkan respon yang berbeda.Jaringan granulasi menjadi lebih fibrosa membentuk jaringan parut yang akhirnya akan membentuk suatu kapsul yang mengelilingi tuberkel.


Lesi primer paru dinamakn fokus ghon dan gabungan terserangnya kelenjar getah bening regional dan lesi primer dinamakan kompleks ghon. Respon lain yang dapat terjadi didaerah nekrosis adalah pencairan dimana bahan cair lepas kedalam bronkus dan menimbulkan kavitas. Materi tuberkel yang dilepaskan dari dinding kavitas akan masuk kedalan percabangan trakeobronkhial. Proses ini dapat terulang lagi kebagian paru lain atau terbawa kebagian laring, telinga tengah atau usus.

Kavitas yang kecil dapat menutup sekalipun tanpa pengobatan dan meninggalkan jaringan parut fibrosa. Bila peradangan mereda lumen brokus dapat menyempit dan tertutup oleh jaringan parut yang terdapt dekat dengan perbatasan bronkus rongga. Bahan perkejuan dapat mengental sehingga tidak dapat mengalir melalui saluran penghubung sehingga kavitas penuh dengan bahan perkejuan dan lesi mirip dengan lesi kapsul yang terlepas. Keadaan ini dapat dengan tanpa gejala dalam waktu lama atau membentuk lagi hubungan dengan brokus sehingge menjadi peradangan aktif.

Penyakit dapat menyebar melalui getah bening atau pembuluh darah. Organisme yang lolos dari kelenjar getah bening akan mencapai aliran darah dalam jumlah kecil, kadang dapat menimbulkan lesi pada oragan lain. Jenis penyeban ini disebut limfohematogen yang biasabya sembuh sendiri. Penyebaran hematogen biasanya merupakan fenomena akut yang dapat menyebabkan tuberkulosis milier.Ini terjadi apabila fokus nekrotik merusak pembuluh darah sehingga banyak organisme yang masuk kedalam sistem vaskuler dan tersebar keorgan-organ lainnya.

Paru yang terinfeksi menjadi lebih bengkak, mengakibatkan terjadinya bronko pneumonia lebih lanjut, pembentukan tuberkel dan selanjutnya. Kecuali proes tersebut dapat dihentikan, penyebarannya dengan lambat mengarah kebawah kehilum paru-paru dan kemudian meluas kelobus yang berdekatan. Proses infeksi umumnya secara laten tidak menunjukkan gejala sepanjang hidup, sekitar 10% individu yang awalnya terinfeksi mengalami penyakit aktif dan menjadi sakit TB. Dengan integritas kekebalan yang menurun karena malnutrisi, infeksi HIV, supresi kekebalan immunoterapi, atau bertambahnya usia.

Terjadinya TB Paru dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Infeksi Primer
Terjadi saat seseorang terpapar pertama kali dengan kuman TB Paru. Droplet yang terhirup ukurannya sangat kecil, hingga da pat melewati mukosilier bronkus dan terus berjalan sampai di alveolus dan menetap disana. Infeksi dimulai saat kuman TB PARU berhasil berkembang biak dengan cara membelah diri di Paru, yang mengakibatkan peradangan pada Paru, dan ini disebut komplek primer. Waktu antara terjadinya infeksi sampai pembentukan komplek primer adalah sekitar 4-6 minggu.

Kelanjutan setelah infeksi primer tergantung dari banyaknya kuman yang masuk dan besarnya respon daya tahan (imunitas seluler). Pada umumnya reaksi daya tahan tubuh tersebut dapat menghentikan perkembangan kuman TB PARU. Meskipun demikian, ada beberapa kuman akan menetap sebagai kuman persister atau dormant (tidur), kadang-kadang daya tahan tubuh tidak mampu menghentikan perkembangan kuman, akibatnya dalam beberapa bulan yang bersangkutan akan menjadi penderita TB PARU. Masa inkubasi, yaitu waktu yang diperlukan mulai terinfeksi sampai menjadi sakit, diperkirakan sekitar 6 bulan.

2. Infeksi Pasca Sekunder (Post Primary TB Paru)
TB PARU pasca primer biasanya terjadi setelah beberapa bulan atau tahun sesudah infeksi primer, misalnya karena daya tahan tubuh menurun akibat terinfeksi HIV atau status gizi buruk. Ciri khas dari TB PARU pasca primer adalah kerusakan Paru yang luas dengan terjadinya kavitas atau efusi pleura.

Penyebab TB Paru
Penyebab penyakit TB Paru adalah diakibatkan adanya infeksi dari kuman (bakteri) yang bernama Mycobacterium tuberculosis dan biasanya menyerang paru-paru. Selain itu bakteri penyebab TBC ini juga menyerang organ tubuh lainnya seperti kelenjar getah bening, usus, ginjal, kandungan, tulang, bahkan bisa menyerang otak. Penyakit TBC adalah jenis penyakit yang mudah menular, media penularannya bisa melalui cairan di dalam saluran nafas yang keluar ketika penderita batuk atau bersin kemudian terhirup oleh orang lain yang berada di lingkungan sekitar penderita TBC tersebut.

Bakteri penyebab TBC akan tertidur dan tidak akan menyerang terhadap orang yang mempunyai tubuh sehat dengan asupan gizi cukup dan daya tahan tubuh yang baik. Bakteri TBC lebih mudah menular dan menyerang terhadap orang-orang yang mengalami kekurangan gizi dan daya tahan tubuh yang buruk. TBC bisa juga menginfeksi orang yang tinggal di lingkungan dengan udara buruk dan mengandung banyak kuman TBC. Gizi buruk dan lingkungan yang buruk bisa menyebabkan kuman (bakteri) TBC yang tertidur pulas di dalam tubuh menjadi aktif.

Gejala TB Paru
Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus yang timbul sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis tidak terlalu khas terutama pada kasus baru, sehingga cukup sulit untuk menegakkan diagnosa secara klinik.



Gejala Sistemik/ Umum
1. Demam (febris) tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul.
2. Penurunan nafsu makan dan berat badan.
3. Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).
4. Perasaan tidak enak (malaise), lemah.

Gejala Khusus TB Paru
1. Berkeringan pada malam hari
2. Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah yang disertai sesak.
3. Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan keluhan sakit dada.
4. Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah.
5. Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang.

Pada pasien anak yang tidak menimbulkan gejala, TBC dapat terdeteksi kalau diketahui adanya kontak dengan pasien TBC dewasa. Kira-kira 30-50% anak yang kontak dengan penderita TBC paru dewasa memberikan hasil uji tuberkulin positif. Pada anak usia 3 bulan – 5 tahun yang tinggal serumah dengan penderita TBC paru dewasa dengan BTA positif, dilaporkan 30% terinfeksi berdasarkan pemeriksaan serologi/darah.

Diagnosis TB Paru
Apabila dicurigai seseorang tertular penyakit TBC, maka beberapa hal yang perlu dilakukan untuk menegakkan diagnosis adalah :
1. Kultur sputum : Pada pemeriksaan ini hasilnya positif unutk mycobacterium tuberculosis pada tahap aktif penyakit
2. Ziehl - Nealsen (pemakaian asam cepat pada gelas kaca untuk usapan cairan darah ): positif untuk basil asam cepat
3. Tes kulit (PPD, Mantoux, potongan Voll mer): Reaksi positif carea indurasi 10 mm atau lebih besar, terjadi 48-72 jam setelah injeksi intra dermal antigen menunjukan penyakit aktif reaksi bermakna pada pasien yang secara klinik sakit berarti bahwa TB aktif tidak dapat diturunkan atau infeksi disebabkan oleh micobacterium yang berbeda.
4. Foto toraks: Dapat menunjukkan infiltrasi lesi awal pada area paru atas. Perubahan menunjukan lebih luas TB dapat termasuk, area fibrosa.

5. Histologi atau kultur jaringan paru : Positif untuk granuloma TB; adanya sel raksasa menunjukan nekrosis.
6. Elektrosit : Dapat tak normal tergantung pada lokasi dan beratnya infeksi; contoh hiponatreamia disebabkan oleh tak normalnya retensi air dapat ditemukan pada TB paru kronis luar.
7. GDA : dapat normal tergantuing lokasi dan berat dan kerusakan sisa pada paru.
8. Pemeriksaan fungsi paru : Penurunan kapasitas vital, peningkatan ruang mati, peningkatan rasio udara residu dan kapasitas paru total, dan penurunan saturasi oksigen sekunder terhadap infiltrasi parenkim/fibrosis, kehilangan jaringan paru dan penyakit pleural (TB paru kronis luar).

Pencegahan
Pencegahan dan pengendalian TB membutuhkan dua pendekatan paralel. Pada yang pertama, orang dengan TB dan kontak mereka diidentifikasi dan kemudian diobati. Identifikasi infeksi sering melibatkan pengujian kelompok berisiko tinggi untuk TB. Dalam pendekatan kedua, anak-anak yang divaksinasi untuk melindungi mereka dari TB. Tidak ada vaksin yang tersedia yang memberikan perlindungan yang handal untuk orang dewasa. Namun, di daerah tropis dimana tingkat spesies lain dari mikobakteri yang tinggi, paparan mikobakteri nontuberculous memberikan beberapa perlindungan terhadap TB.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan TB keadaan darurat kesehatan global pada tahun 1993, dan Stop TB Partnership mengembangkan Global Plan to Stop TB yang bertujuan untuk menyelamatkan 14 juta jiwa antara tahun 2006 dan 2015. Karena manusia adalah host hanya Mycobacterium tuberculosis, pemberantasan akan mungkin : sebuah tujuan yang akan dibantu oleh vaksin sangat efektif.

Pengobatan Medis (Konvensional) TB Paru
Vaksin
Banyak negara menggunakan Bacillus Calmette-Guerin (BCG) vaksin sebagai bagian dari program pengendalian TB mereka, terutama untuk bayi. Menurut WHO, ini adalah vaksin yang paling sering digunakan di seluruh dunia, dengan 85% dari bayi di 172 negara diimunisasi pada tahun 1993. Ini adalah vaksin pertama untuk TB dan dikembangkan di Institut Pasteur di Prancis antara 1905 dan 1921. Namun, massa vaksinasi dengan BCG tidak mulai sampai setelah Perang Dunia II. Efektivitas pelindung dari BCG untuk mencegah bentuk serius TB (misalnya meningitis) pada anak-anak lebih besar dari 80%; efikasi protektif untuk mencegah TB paru pada remaja dan orang dewasa adalah variabel, mulai dari 0 hingga 80%.
Di Afrika Selatan, negara dengan prevalensi TB tertinggi, BCG diberikan untuk semua anak di bawah usia tiga tahun. Namun, BCG kurang efektif di daerah di mana mikobakteri kurang lazim, sehingga BCG tidak diberikan kepada seluruh penduduk di negara-negara. Di Amerika Serikat, misalnya, vaksin BCG tidak dianjurkan kecuali untuk orang-orang yang memenuhi kriteria tertentu.
Beberapa vaksin baru untuk mencegah infeksi TB yang sedang dikembangkan. Vaksin TB pertama rekombinan rBCG30, memasuki uji klinis di Amerika Serikat pada tahun 2004, disponsori oleh Institut Nasional Penyakit Alergi dan Infeksi (NIAID). Sebuah studi 2005 menunjukkan bahwa TB DNA vaksin yang diberikan dengan kemoterapi konvensional dapat mempercepat hilangnya bakteri serta melindungi terhadap infeksi ulang pada tikus, mungkin diperlukan waktu empat sampai lima tahun akan tersedia pada manusia. Sebuah vaksin TB yang sangat menjanjikan, MVA85A, saat ini sedang dalam uji coba fase II di Afrika Selatan oleh sebuah kelompok yang dipimpin oleh Oxford University, dan didasarkan pada virus vaccinia rekayasa genetika. Banyak strategi lain juga digunakan untuk mengembangkan vaksin baru, termasuk vaksin subunit (fusi molekul terdiri dari dua protein rekombinan disampaikan dalam ajuvan) seperti Hybrid-1, HyVac4 atau M72, dan adenovirus rekombinan seperti Ad35. Beberapa vaksin dapat diberikan secara efektif tanpa jarum, membuat mereka lebih baik untuk daerah-daerah dimana HIV sangat umum. Semua vaksin ini telah berhasil diuji pada manusia dan sekarang dalam pengujian diperpanjang di daerah endemik TB. Dalam rangka mendorong penemuan lebih lanjut, para peneliti dan pembuat kebijakan ekonomi baru mempromosikan model pengembangan vaksin, termasuk hadiah, insentif pajak dan komitmen memajukan pasar.

Bill dan Melinda Gates Foundation telah menjadi pendukung kuat dari pengembangan vaksin TB baru. Baru-baru ini, mengumumkan hibah $ 200 juta untuk Yayasan Aeras TB Vaksin Global untuk uji klinis pada hingga enam kandidat vaksin TB yang berbeda saat ini di dalam pipa.

Pengobatan bagi penderita penyakit TBC akan menjalani proses yang cukup lama, yaitu : berkisar dari 6 bulan sampai 9 bulan atau bahkan bisa lebih. Penyakit TBC dapat disembuhkan secara total apabila penderita secara rutin mengkonsumsi obat-obatan yang diberikan dokter dan memperbaiki daya tahan tubuhnya dengan gizi yang cukup baik.
Selama proses pengobatan, untuk mengetahui perkembangannya yang lebih baik makadisarankan pada penderita untuk menjalani pemeriksaan baik darah, sputum, urine dan X-ray atau rontgen setiap 3 bulannya. Adapun obat-obatan yang umumnya diberikan adalah Isoniazid dan rifampin sebagai pengobatan dasar bagi penderita TBC, namun karena adanya kemungkinan resistensi dengan kedua obat tersebut maka dokter akan memutuskan memberikan tambahan obat seperti pyrazinamide dan streptomycin sulfate atau ethambutol HCL sebagai satu kesatuan yang dikenal 'Triple Drug'.


Komplikasi
Komplikasi terdiri dari :
1. Komplikasi dini
a. Pleuritis
b. Efusi Pleura
c. Empiema
d. Laringitis
e. Menjalar ke organ lain (otak, tulang, ginjal, kulit dan usus)

 2. Komplikasi Lanjut
a. Obstruksi jalan nafas (Sindrom Obstrucsi Pasca Tuberkulosis).
b. Kerusakan parenkim berat (SOPT/Fibrosis Paru, Kor Pulmonal).
c. Amiloidosis.
d. Karsinoma paru.
e. Sindrom Gagal Nafas Dewasa (ARDS), sering terjadi pada TB milier dan kavitas TB.

Prognosis TB Paru
Kematian sudah pasti bila penyakit TB tidak diobati. Makin dini penyakit ini di diagnosis dan di obati, makin besar kemungkinan pasien sembuh tanpa kerusakan serius yang menetap. Makin baik kesadaran pasien ketika pengobatan dimulai, makin baik prognosisnya. Bila pasien dalam keadaan koma, prognasis untuk sembuh sempurna sangat buruk. Sayangnya pada 10%-30% pasien yang dapat bertahan hidup terdapat beberapa kerusakan menetap. Oleh karena akibat dari penyakit ini sangat fatal bila tidak terdiagnosis (Hasanah, 2010).

Pengobatan Penyakit TB Paru dengan Tahitian Noni Bioactive Beverage
Mekanisme Kerja TNBB (Tahitian Noni Bioactive Beverage)
Mekanisme kerja secara ilmiah mampu bekerja di tingkat molekular untuk :
1. Meningkatkan dan merevitalisasi sistem kerja tubuh (self healing), bekerja melindungi, memperbaiki, mengaktifkan, meremajakan dan meregenerasi sel secara optimal.
2. Memberikan efek manfaat yang optimal serta aman dikonsumsi baik oleh wanita hamil, menyusui, bayi, anak-anak hinggak orang dewasa, yang mencakup segala kondisi kesehatan.


Manfaat Tahitian Noni Bioactive Beverage terhadap TB Paru
1. Adapun konsentrasi ekstrak dari Tahitian Noni Bioactive Beverage mampu membunuh 89% pathogen yang menyebabkan tuberkulosis (anti bakteri)
2. TNBB mengandung iridoid sebagai anti inflamasi yang baik dan bersifat sebagai adaptogen.
3. TNBB sebagai imunomudulator sehingga dapat meningkatkan imunitas kesehatan tubuh dan memulihkan kesehatan penderita Tuberculosis
4. TNBB sebagai sumber energi yang kaya akan vitamin dan mineral serta asam amino untuk pemulihan kondisi penderita TBC.

Patent Terapi Tahitian Noni Bioactive Beverage untuk TB Paru
Dengan penelitian secara medis yaitu Double Blind Placebo yang menghasilkan 14 Human Clinical Trial dan 200 lebih Hak Paten Penyembuhan yang salah satunya adalah (WO/2006/104892) MORINDA CITRIFOLIA BASED ANTIFUNGAL FORMULATIONS AND METHODS, Tahitian Noni Bioactives Beverages resmi secara medis untuk pengobatan/penyembuhan berbagai penyakit yang disebabkan oleh Bakteri, Jamur, Mikroba dan Virus. Bahkan sangat dianjurkan mengkonsumsi Tahitian Noni Bioactives Beverages sebagai sarana tindakan pencegahan.

1. (WO 2006/104892) MORINDA CITRIFOLIA BASED ANTIFUNGAL FORMULATIONS AND METHODS
2. (WO 2003/099310) ANTIFUNGAL EFFECTS OF MORINDA CITRIFOLIA
3. Formulation for inhibiting fungal and microbial growth comprising morinda citrifolia puree juice (USPTO 7,048,952)