Akhir-akhir ini
insiden kanker sebagai salah satu jenis penyakit tidak menular semakin
meningkat. Menurut WHO jumlah penderita kanker di dunia setiap tahun bertambah
sekitar 7 juta orang, dan dua per tiga diantaranya berada di negara-negara yang
sedang berkembang. Jika tidak dikendalikan, diperkirakan 26 juta orang akan
menderita kanker dan 17 juta meninggal
karena kanker pada tahun 2030. Ironisnya, kejadian ini akan terjadi lebih
cepat di negara miskin dan berkembang (International Union Against Cancer
/UICC, 2009).
Di Indonesia,
tiap tahun diperkirakan terdapat 100 penderita baru per 100.000 penduduk. Ini
berarti dari jumlah 237 juta penduduk, ada sekitar 237.000 penderita kanker
baru setiap tahunnya. Sejalan dengan itu data empiris juga menunjukkan bahwa
kematian akibat kanker dari tahun ke tahun terus meningkat. Berdasarkan hasil
Riskesdas tahun 2007, sekitar 5,7 % kematian semua umur disebabkan oleh kanker
ganas. Menurut Prof. Tjandra Yoga, di Indonesia prevalensi tumor/kanker adalah 4,3
per 1000 penduduk. Kanker merupakan penyebab kematian nomor 7 (5,7%) setelah
stroke, TB, hipertensi, cedera, perinatal, dan DM (Riskesdas, 2007).
Sedangkan
berdasarkan data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2007, kanker
payudara menempati urutan pertama pada pasien rawat inap di seluruh RS di
Indonesia (16,85%), disusul kanker leher rahim (11,78%).
Faktor risiko
yang menyebabkan tingginya kejadian kanker di Indonesia yaitu prevalensi
merokok 23,7%, obesitas umum penduduk berusia ≥ 15 tahun pada laki-laki 13,9%
dan pada perempuan 23,8%. Prevalensi kurang konsumsi buah dan sayur 93,6%,
konsumsi makanan diawetkan 6,3%, makanan berlemak 12,8%, dan makanan dengan
penyedap 77,8%. Sedangkan prevalensi kurang aktivitas fisik sebesar 48,2% (data
Riskesdas tahun 2007).
Tingginya
tingkat kematian akibat kanker terutama di Indonesia antara lain disebabkan
karena terbatasnya pengetahuan masyarakat tentang bahaya kanker, tanda-tanda
dini dari kanker, faktor-faktor resiko terkena kanker, cara penanggulangannya secara
benar serta membiasakan diri dengan pola hidup sehat. Tidak sedikit dari mereka
yang terkena kanker, datang berobat ketempat
yang salah dan
baru memeriksakan diri ke sarana pelayanan kesehatan ketika stadiumnya sudah
lanjut sehingga biaya pengobatan lebih mahal.
Yayasan Kanker
Indonesia (YKI) mengupayakan penanggulangan kanker dengan mengadakan berbagai
program dan kegiatan dibidang promotif, preventif, kuratif dan suportif serta
menekankan pentingnya deteksi kanker secara dini.
Saat ini ada 10
jenis kanker yang menjadi prioritas garapan dari program dan kegiatan YKI yaitu
:
1.
Kanker Payudara (Breast Cancer/ Ca Mammae)
2.
Kanker Leher Rahin (Ca Cervix)
3.
Kanker Paru
4.
Kanker kolorektal
5.
Kanker Nasofaring
6.
Kanker Hati
7.
Kanker Kulit
8.
Limfoma malignum atau Kanker kelenjar getah bening
9.
Kanker sel darah (Leucemia)
10. Kanker
Prostat
Limfoma
atau kanker kelenjar getah bening adalah sejenis kanker pada sistem limfatik
yang tumbuh akibat mutasi (terjadinya perubahan) sel limfosit (sejenis sel
darah putih) yang sebelumnya normal menjadi abnormal dan ganas.
Seperti
halnya limfosit normal, limfosit ganas dapat tumbuh pada berbagai organ dalam
tubuh termasuk kelenjar getah bening, limfa, sum-sum tulang, darah maupun organ
lainnya.
Sistem
limfatik merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh yang mengalir ke seluruh
tubuh dan berguna untuk melawan virus, bakteri dan jamur, yang dapat
mengakibatkan timbulnya infeksi didalam tubuh kita.
Jenis Kanker
Limfatik
Ada dua jenis kanker sistim limfatik yaitu :
1.
Penyakit Hodgkin
2.
Limfoma non-hodgkin (NHL)
Sistim Limfatik
Jenis
tertentu sel darah putih, yang disebut limfosit, sangat penting untuk ketahanan
tubuh Anda terhadap penyakit. Sel-sel ini terkena berbagai substansi bahkan tubuh
dalam upaya untuk membangun kekebalan. Pada tempat-tempat tertentu sel-sel ini
berkumpul untuk menyaring substansi-substansi yang disebut kelenjar getah
bening. Kelenjar getah bening ditemukan di mana saja dalam tubuh, terutama di
leher, ketiak, selangkangan, di atas jantung, di sekitar pembuluh darah besar
dalam perut. Limfosit juga berkelompok bersama pada limpa, tonsil, dan timus.
Limfoma adalah jenis kanker yang berkembang pada limfosit pada daerah tersebut.
Cairan limfatik adalah cairan putih menyerupai susu yang
mengandung protein lemak dan limfosit yang semuanya mengalir ke seluruh tubuh
lewat pembuluh limfatik. Ada dua macam sel limfosit yaitu sel B dan T. Sel B
berfungsi membantu melindungi tubuh melawan bakteri dengan membuat antibody yang
memusnahkan bakteri. Gejala yang menyerang penyakit ini sangat banyak sekali,
di bawah ini ada macam-macam gejalanya.
Jenis
limfoma yang paling umum diketemukan adalah Limfoma Non- Hodgkin (LNH). LNH
merupakan keganasan yang menyebabkan terjadinya pertumbuhan sel kelenjar getah
bening secara tidak terkontrol. LNH dibedakan lagi menjadi tipe LNH indolen (low grade) yang berkembang secara
perlahan dan LNH agresif (high grade)
yang berkembang lebih cepat. Klasifikasi LNH ini membantu dokter untuk
menentukan terapi yang tepat. Limfoma agresif sangat sensitif terhadap terapi
sehingga memiliki potensi yang lebih besar untuk disembuhkan.
Patofisiologi Kanker Kelenjar Getah Bening
Proliferasi
abmormal tumor dapat memberi kerusakan penekanan atau penyumbatan organ tubuh
yang diserang. Tumor dapat mulai di kelenjar getah bening (nodal) atau diluar
kelenjar getah bening (ekstra nodal).
Gejala
pada Limfoma secara fisik dapat timbul benjolan yang kenyal, mudah digerakkan
(pada leher, ketiak atau pangkal paha). Pembesaran kelenjar tadi dapat dimulai
dengan gejala penurunan berat badan, demam, keringat malam. Hal ini dapat
segera dicurigai sebagai Limfoma. Namun tidak semua benjolan yang terjadi di
sistem limfatik merupakan Limfoma. Bisa saja benjolan tersebut hasil perlawanan
kelenjar limfa dengan sejenis virus atau mungkin tuberkulosis limfa.
Beberapa
penderita mengalami demam Pel-Ebstein, dimana suhu tubuh meninggi selama
beberapa hari yang diselingi dengan suhu normal atau di bawah normal selama
beberapa hari atau beberapa minggu. Gejala lainnya timbul berdasarkan lokasi
pertumbuhan sel-sel limfoma. Terdapat 3 gejala spesifik pada Limfoma antar lain
:
1.
Demam
berkepanjangan dengan suhu lebih dari 380C
2.
Sering
keringat malam
3.
Kehilangan
berat badan lebih dari 10% dalam 6 bulan
Penyebab Kanker
Kelenjar Getah Bening (Limfoma)
Banyak
para penderita kanker kelenjar getah bening yang tak
sadar dirinya terkena kanker kelenjar getah bening, dan akan sadar setelah
masuk dalam stadium lanjut dengan kondisi yang lebih parah tentunya. Adapun
penyebab kanker kelenjar getah bening adalah :
1. Faktor keturunan
2. Sistim Kekebalan
tubuh yang lemah
3. Toksin
lingkungan atau makanan yang banyak mengadung
herbisida serta pengawet makanan dan juga pewarna kimia.
4. Kurang
berolahraga
5. Minum- minuman yang
mengandung alcohol
6. Kurang Minum air
putih
7. Merokok serta
gaya hidup yang tidak sehat
Beberapa
penyebab yang lainnya adalah :
1.
Infeksi => Mekanisme pembengkakan kelenjar getah bening akibat
infeksi adalah dengan cara peningkatan jumlah sel darah putih (limfosit) dengan
cara multiplikasi sebagai respons atas adanya zat asing ke dalam tubuh
(antigen)
2.
Virus => Reaksi pertahanan terhadap infeksi yang umum
diakibatkan oleh virus biasanya berupa demam yang menyertai pembengkakan
kelenjar getah beningnya.
3.
Peradangan => Mekanisme peradangan terjadi selama infeksi
kelenjar getah bening oleh zat-zat asing. Peradangan merupakan suatu bentuk sel
darah putih yang mati oleh zat asing.
4.
Kanker => Mekanisme penyusupan sel-sel kanker pada kelenjar
getah bening juga sering menyebabkan pembengkakan. Bahkan, kelenjar getah
bening yang bengkak bisa menjadi keras dan bisa menyebar ke kelenjar getah
bening di tempat-tempat yang lain.
5.
Kanker darah => Kanker darah mungkin tidak terlihat seperti
kanker biasa yang membuat kelenjar getah bening bengkak. Akan tetapi, pada
kanker darah, produksi limfosit di kelenjar getah bening sangat banyak dan
tidak terkontrol. Keadaan ini kita sebut sebagai limfoma atau leucemia
Tanda dan
Gejalan Kanker Kelenjar Getah Bening (Limfoma)
1. Pembengkakan kelenjar getah bening pada daerah
leher, ketiak atau pangkal paha
2. Penurunan berat badan secara drastis
3. Rasa lelah yang terus menerus
4. Batuk-batuk dan sesak napas
5. Gatal-gatal
6. Demam tanpa sebab
7. Keringat dingin pada malam hari
Gejala Kanker
Kelenjar Getah Bening berdasarkan Jenisnya :
1.
Hodgkin’s
Merupakan jenis limfoma yang
ditandai dengan pembesaran kelenjar getah bening dan limfa tanpa disertai rasa
sakit. Kanker ini sangat progresif pada beberapa jaringan limfoid dan
pertumbuhan abnormal sel terjadi secara cepat.
Faktor risiko menderita
penyakit kanker kelenjar getah bening jenis ini adalah :
a.
Pria atau wanita usia
15-38 tahun dan usia di atas 50 tahun.
b. Mempunyai kelainan dalam fungsi sistem kekebalan
seluler tubuh (sel-T) meskipun produksi antibodi normal.
Gejala- gejalanya adalah :
Pembengkakan
menyeluruh kelenjar getah bening di sekujur tubuh: Leher, ketiak, dan lipat
paha (tidak terasa nyeri).
Demam,
berkeringat pada malam hari, kurang nafsu makan, dan berat badan turun.
Pada beberapa orang, kadang-kadang menyerang dada yang menyebabkan gangguan pernafasan.
Semakin berkembang, sel-sel abnormal akan menyebar ke kelenjar getah bening di sekitarnya dan mulai menyerang struktur lain termasuk paru-paru, hati, dan organ-organ abdominal (perut)
Pada beberapa orang, kadang-kadang menyerang dada yang menyebabkan gangguan pernafasan.
Semakin berkembang, sel-sel abnormal akan menyebar ke kelenjar getah bening di sekitarnya dan mulai menyerang struktur lain termasuk paru-paru, hati, dan organ-organ abdominal (perut)
2.
Non
Hodgkin
Merupakan kanker ganas yang
berasal dari limfonodus dan jaringan limfa lainnya.
Gejala Kanker Kelenjar Getah
Bening Non Hodgkin adalah :
a.
Pembesaran kelenjar
getah bening.
b. Pembesaran tonsil dan kelenjar adenoid,
limfonodus di leher dan sekitarnya menjadi kemerahan.
c.
Limfoma yang berkembang
menunjukkan gejala demam, berkeringat pada malam hari, lelah, dan berat badan
menurun.
Limfoma jenis ini lebih sering terjadi pada pria
terutama pada usia di atas 50 tahun. Semakin tua usia seseorang semakin tinggi
resiko terkena limfoma.
Stadium Limfoma
Penyebaran
Limfoma dapat dikelompokkan dalam 4 stadium. Stadium I dan II sering
dikelompokkan bersama sebagai stadium awal penyakit, sementara stadium III dan
IV dikelompokkan bersama sebagai stadium lanjut.
1.
Stadium
I : Penyebaran Limfoma hanya terdapat pada satu kelompok yaitu kelenjar getah
bening.
2.
Penyebaran
Limfoma menyerang dua atau lebih kelompok kelenjar getah bening, tetapi hanya
pada satu sisi diafragma, serta pada seluruh dada atau perut.
3.
Stadium
III : Penyebaran Limfoma menyerang dua atau lebih kelompok kelenjar getah
bening, serta pada dada dan perut.
4.
Stadium
IV : Penyebaran Limfoma selain pada kelenjar getah bening setidaknya pada satu
organ lain juga seperti sumsum tulang, hati, paru-paru, atau otak
Diagnosis
Tes Diagnostik
Kondisi jinak
juga dapat menyebabkan pembengkakan, sehingga diagnosis limfoma dibuat hanya
setelah biopsi (pengangkatan sepotong jaringan) pembengkakan jaringan dilakukan
dan diperiksa oleh ahli patologi (dokter yang memeriksa jaringan di bawah
mikroskop).
Setelah limfoma
dipastikan, pemeriksaan lebih lanjut, seperti scan, biopsi sumsum tulang dan
tes darah mungkin diperlukan untuk melihat jangkauan limfoma tersebut. Tes
fungsi jantung juga mungkin diperlukan untuk melihat apakah seseorang sehat
untuk menjalani terapi.
Pengobatan Medis
(Konvensional)
Pengobatan
pada Limfoma Non Hodgkin dapat dilakukan melalui beberapa cara, sesuai dengan
diagnosis dari beberapa faktor seperti apakah pernah kambuh, stadium berapa,
umur, kondisi badan, kebutuhan dan keinginan pasien. Secara garis besar
penyembuhan terjadi sekitar 93%, membuat penyakit ini sebagai salah satu kanker
yang paling dapat disembuhkan. Penatalaksanaan Berdasarkan Tipe Keganasan dan
Stadium.
Prognosis
Pemeriksaan
klinis, sinar X dan laporan patologi usia dan status kesehatan keseluruhan dari
pasien membantu tim medis untuk memutuskan kemungkinan perkembangan kasus
individu Limfoma. Kemudian, tentu saja pengobatan yang sesuai akan dilakukan.
Strategi pengobatan bervariasi dari orang ke orang. Dengan pengobatan yang
tepat dan sesuai, hasil seseorang dengan Limfoma adalah baik.
Pengobatan
Alternatif Kanker Kelenjar Getah Bening (Limfoma) dengan Tahitian Noni
Bioactive Beverage
Mekanisme Kerja TNBB (Tahitian Noni Bioactive
Beverage)
Mekanisme kerja secara ilmiah mampu bekerja di tingkat molekular untuk
:
1. Meningkatkan dan merevitalisasi sistem kerja tubuh (self healing), bekerja melindungi,
memperbaiki, mengaktifkan, meremajakan dan meregenerasi sel secara optimal.
2. Memberikan efek manfaat yang optimal serta aman dikonsumsi baik oleh
wanita hamil, menyusui, bayi, anak-anak hinggak orang dewasa, yang mencakup segala
kondisi kesehatan.
Terimakasih
ReplyDelete