Efek Blog

Saturday 9 August 2014

Obat Penyakit TB (TUBERCULOSIS) USUS Herbal Alami

Artikel ini dibuat, karena terinspirasi dari pengalaman merawat pasien yang menderita TB Paru yang tdak mendapatkan pengobatan maksimal karena dianggap hanya batuk biasa, kemudian berniat berobat ketika paru- paru sudah dianggap sangat sempit untuk bernafas. Pasien dan istri ketemu tim dan berdiskusi untuk mendapatkan pengobatan dengan Tahitian Noni Bioactive Beverage. Dari gejala- gejala yang diberitahu oleh istri pasien, pasien potensial mengalami TB Paru. Tim menginstruksikan pasien untuk melakukan pemeriksaan laboratorium untuk memastikan bahwa penderita positif menderita TB Paru mengingat pasien dan istri belum pernah berobat ke dokter spesialis. Tim juga menanyakan apakah sebelumnya pasien pernah mengalami penyakit lainnya ??? Istri menjawab hanya menderita sakit maag saja. Tim menjelaskan bahwa selama mengkonsumsi Tahitian Noni Bioactive Beverage, pasien akan mengalami detoksifikasi (pembuangan racun/ pembersihan sel- sel tubuh dari zat- zat berbahaya) dan menimbulkan beberapa ketidaknyamanan seperti diare, mual, muntah, pusing, batuk- batuk, sesak dan lain sebagainya. Namun ketidaknyamanan tersebut memang akan muncul diakibatkan karena sel tubuh sedang sakit, ketidaknyamanan tersebut tidak akan dirasakan apabila sel- sel tubuh sehat. Bila penderita memiliki penyakit yang lain maka pasien akan merasakan kembali rasa sakit berhubungan dengan penyakit tersebut.
Beberapa hari kemudian, istri membawa suaminya untuk melakukan pemeriksaan laboratorium, namun sayang mereka salah mengikuti antrian….mereka mengikuti antrian untuk berobat ke dokter spesialis penyakit dalam. Sebelum mendiagnosa, dokter tersebut melakukan pemeriksaan X-Ray. Lalu dokter menyatakan bahwa pasien wajib rawat inap karena menderita TB. Paru. Karena niatan pasien dan istri hanya untuk cek saja, maka mereka tidak melakukan hal tersebut. Lalu, kembali mendiskusikan kondisi pasien kepada tim dan akhirnya sepakat mengkonsumsi Tahitian Noni Bioactive Beverage. Tim menyarankan ada baiknya pasien dirawat mengingat kondisi dalam keadaan lemah. Namun dengan mempertimbangkan beberapa hal, pasien dan istri tidak mau dirawat. Hanya dalam waktu 2 minggu TRUAGE Score pasien adalah 5, lewat dari 2 minggu konsumsi Tahitian Noni Bioactive Beverage pasien mengalami diare, kembung dan nafsu makan benar- benar menurun. Tim menginstruksikan pasien untuk berobat kedokter, tetapi diare hanya berhenti sampai sebatas obat saja. Jalan ke- 3 minggu batuk dan sesak hamper tidak ada lagi namun diare terus menerus, kondisi lemah, pucat karena nafsu makan menurun, ditambah terjadi haemorrhoid. Lalu istripun mengatakan bahwa sebelumnya pasien juga pernah mengalami hal ini. Akhirnya tim kembali menganjurkan pasien untuk benar- benar melakukan pengobatan. Dan pasienpun dirawat, setelah dilakukan pemeriksaan darah diagnose pasien TB Paru dan akan dilanjutkan pemeriksaan biakan sputum, tapi tenakes heran karena pasien tidak ada mengalami batuk ataupun sesak. Kemudian dilakukan pemeriksaan endoscopy lalu diagnosa TB Usus tegak.
Dari kisah nyata diatas, bahwa sebenarnya tidak ada sakit yang tidak didahului oleh tanda- tanda…ketika tanda- tanda sakit itu dating, apalagi tidak sembuh selama berbulan- bulan bahkan bertahun…maka hendaknya kita segera mencari pengobatan sebelum terlambat. Tidak ada kata tidak Mampu, kenapa kebanyakan kita MAMPU ketika penyakit sudah bermetastase dan sulit untuk disembuhkan ???  
Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah penyakit infeksi pada saluran pernafasan yang disebabkan oleh bakteri. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru (90%) dibandingkan bagian lain tubuh manusia.

    Prevalensi
Tuberculosis (TBC) merupakan penyakit menular yang masih menjadi perhatian dunia. Hingga saat ini, belum ada satu negara pun yang bebas TBC. Angka kematian dan kesakitan akibat kuman mycobacterium tuberculosis ini pun tinggi.
Tingkat prevalensi penderita TBC di Indonesia diperkirakan sebesar 289 per 100 ribu penduduk dan insidensi sebesar 189 per 100 ribu penduduk. Bahkan 27 dari 1.000 penduduk terancam meninggal seperti yang dilaporkan Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia yang dihimpun sepanjang 2011 mengenai tuberkulosis (TBC) di Indonesia.
Laporan tersebut juga meliris bahwa angka penjaringan penderita baru TBC meningkat 8,46 persen dari 744 penderita TBC di 2010 menjadi 807 per 100.000 penduduk di 2011. Namun, kabar baiknya angka kesembuhan pada 2011 mencapai target sebesar 83,7 persen dan angka keberhasilan pengobatan pada 2011 mencapai target sebesar 90,3 persen.

Berdasarkan Tempat TB
Penyakit tuberkulosis bisa terjadi baik di paru maupun di luar paru. Tuberkulosis di luar paru bisa terjadi di tulang, selaput otak, di usus atau selaput usus yang disebut peritoneum. Walaupun jarang, tuberkulosis bahkan juga bisa terjadi di kulit. 
Tuberkulosis pada umumnya disebabkan oleh kuman Mycobacterim tuberculosis. Penderita paru yang tak diobati bisa mengeluarkan butiran ludah (droplet) yang mengandung kuman tuberkulosis. Butiran tersebut bisa terhirup orang lain dan masuk ke dalam paru-paru. Kuman akan bersarang di sana dan kemudian juga bisa menyebar melalui kelenjar bening dan darah. Penyebaran melalui darah memungkinkan terjadinya tuberkulosis di luar paru seperti peritonitis tuberkulosa (radang selaput usus karena tuberkulosis).

Penyebab TB Usus
Mendengar istilah penyakit TBC usus, orang sering mengaitkan nya dengan penyakit TBC yang banyak di idap anggota masyarakat TB Paru yang menyerang paru-paru. Memang TBC pada organ utama pernapasan itu erat sekali kaitannya dengan penyakit TB Usus. Malahan kuman – kuman dari TBC paru disinyalir sebagai penyebab utama munculnya penyakit TBC usus itu. Penyakit TB usus di perkirakan oleh serangan kuman TBC.
Seperti yang terjadi pada pasien kami, yang mengalami TB Usus namun sebelumnya telah menderita TB Paru.

Kuman ini bisa berasal dari penyakit TBC aktif di paru-paru dan darah yang mengandung kumah TBC lalu masuk ke dalam lambung. Kemudian terbawa ikut masuk ke usus halus dan berkembang biak di tempat yang baru. kuman di usus dan bagian – bagian lain pada saluran pencernaan juga selaput penutup usus di rongga perut.
Penyakit TB usus ini menimbulkan gejala berupa perut terasa kembung, muntah dan mencret disertai rasa sakit di perut. Akibat yang lebih berat lagi adalah adanya sumbatan usus atau pembesaran di bagian usus tertentu dan teraba sebagai tumor di perut bagian kanan bawah. Pada TB usus sering pula usus tidak di temukan sama sekali penyakit nya.

Gejala Umum
Gejala umum peritonitis tuberkulosa yaitu tuberkulosis pada dinding perut (peritoneum). Gejala ini hampir sama pada penyakit tuberkulosa di paru yaitu :
1.    Demam,
2.    Nafsu makan berkurang,
3.    Berat badan turun, 
4.    Merasa nyeri di perut.
5.    Selain itu, juga akan terdapat gejala khusus yang berkaitan dengan gangguan fungsi usus seperti nyeri perut, ada benjolan di perut atau gangguan buang air besar. Pada keadaan akut bisa terjadi peritonitis tuberkulosa yang disangka appendicitis (radang usus buntu). Pada operasi akan didapati usus buntu namun terdapat bercak putih pada selaput dinding perut yang menyerupai keju.

Diagnosis
Diagnosis peritonitis tuberkulosa lebih sulit ditegakkan daripada tuberkulosis paru. Di samping pemeriksaan klinis diperlukan juga pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan ultrasonografi, CT Scan abdomen, bahkan mungkin pemeriksaan laparaskopi. Oleh karena itu, memang biasanya diagnosis agak lambat. Untunglah, terapi peritonitis tuberkulosa pada prinsipnya sama dengan tuberkulosis paru. Hasil pengobatan juga baik namun diperlukan kepatuhan minum obat. Setelah dua minggu minum obat biasanya gejala mulai berkurang, nafsu makan membaik, dan kemudian pasien merasa sehat. Berat badan juga akan meningkat. Meski sudah merasa sehat namun jangan sampai obat tuberkulosis dihentikan. Berkonsultasilah dengan dokter dan pahami obat-obat yang digunakan serta berapa lama obat tersebut perlu digunakan.
Obat tuberkulosis dewasa ini umumnya jarang menimbulkan efek samping. Jika terjadi efek samping biasanya ringan. Karena itu jangan sampai menghentikan obat sendiri jika terjadi efek samping. Segeralah berkonsultasi dengan dokter agar bisa dicarikan obat pengganti atau obat yang sama akan tetap diberikan namun dalam dosis bertahap.
Penularan tuberkulosis biasanya melalui butiran ludah seperti dikemukan sebelumnya. Pada umumnya seseorang yang mengalami peritonitis tuberkulosa, setelah kuman tuberkulosa di udara terhirup masuk ke paru, kemudian kuman tersebut akan menyebar ke luar paru. Namun ada beberapa faktor yang memudahkan penularan kuman tuberkulosis yaitu lingkungan udara yang pengap, adanya sumber penularan berupa penderita tuberkulosis paru yang tidak diobati, atau diobati namun tidak tuntas, serta orang sekitar yang kekebalan tubuhnya rendah misalnya karena kurang gizi. Karena itu tuberkulosis lebih banyak dijumpai di permukiman padat, kumuh dengan penduduk yang kekebalan tubuhnya rendah.
Perbaikan lingkungan serta keadaan kesehatan penduduk yang baik akan mampu mengurangi penularan tuberkulosis. Salah satu usaha terpenting adalah menemukan penderita tuberkulosis paru dan mengobatinya sehingga tidak lagi menjadi sumber penularan. Selain itu, keadaan lain yang juga perlu diperhatikan adalah gejala batuk. Jika batuk lebih dari dua minggu, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter agar bisa dilakukan evaluasi, apakah batuk tersebut memang disebabkan oleh tuberkulosis paru. Peritonitis tuberkulosa jika tidak diobati, bisa menimbulkan komplikasi serius, misalnya perlengketan usus yang bisa menyebabkan usus menjadi tersumbat.
Menjaga kesehatan pada umumnya, seperti: gizi yang baik, istirahat yang cukup, serta lingkungan sekitar dengan udara yang bersih merupakan hal yang harus dilakukan untuk menjaga agar keluarga Anda tidak tertular tuberkulosis. Imunisasi untuk mencegah penularan tuberkulosis diberikan pada semua anak dalam bentuk program imunisasi nasional melalui penyuntikan BCG.

VII. Pengobatan TRADISIONAL ALAMI PENYAKIT TB USUS dengan Tahitian Noni Bioactive Beverage
Mekanisme Kerja TNBB (Tahitian Noni Bioactive Beverage)
Mekanisme kerja secara ilmiah mampu bekerja di tingkat molekular untuk :
1.    meningkatkan dan merevitalisasi sistem kerja tubuh (self healing), bekerja melindungi, memperbaiki, mengaktifkan, meremajakan dan meregenerasi sel secara optimal.
2.    Memberikan efek manfaat yang optimal serta aman dikonsumsi baik oleh wanita hamil, menyusui, bayi, anak-anak hinggak orang dewasa, yang mencakup segala kondisi kesehatan.

Produk Tahitian Noni Bioactive Beverage (TNBB) BUKAN Untuk DICOBA tapi Sudah TERBUKTI. Bahkan Sudah Ribuan Pasien di Indonesia bahkan Jutaan Pasien di Dunia telah TERTOLONG dan BEBAS dari Masalah PENYAKIT Yang Di derita selama Berbulan-bulan bahkan ada yang sudah Bertahun-tahun.

Ketika Tahitian Noni Bioactive Beverage (TNBB) dinyatakan sebagai Produk Nutraseutikal yang AMAN, EKSOTIK dan TERUJI;
maka sesungguhnya pernyataan klaim ini berdasarkan RISET Yang BERKESINAMBUNGAN. Bertahapnya Anugrah Hak Paten dari USPTO (United States Patent Application) dan WIPO (World Intellectual Property Organization) yang setiap tahun terus bertambah. Bahkan Ratusan Hak Paten Efek  Terapeutik TAHITIAN NONI Juice itupun merupakan Hasil Riset yang  Berkesinambungan.

Program Riset Berkesinambungan adalah KOMITMEN UTAMA Tahitian Noni International Inc.
Untuk terus mengeksplorasi rahasia etnomedika warisan nenek bangsa  Polinesia dan mempersembahkan produk olahan Morinda citrifolia L. Yang TERBAIK untuk MASYARAKAT DUNIA (Global). Hal ini terbukti dengan terjadinya peningkatan statistik publikasi  riset tahunan tentang Morinda citrifolia L. Pasca berdirinya Tahitian  Noni International.

Sejauh ini hasil-hasil riset Tahitian Noni Bioactive Beverage (TNBB) telah dipublikasikan  dalam sejumlah jurnal internasional. Banyaknya publikasi ini  mengisyaratkan komunitas ilmiah internasional telah mengakui eksitensiTahitian Noni Bioactive Beverage (TNBB)  pada khususnya, dan etnomedika Morinda citrifolia  L. pada umumnya.

Pengobatan alami Tuberkulosis Usus dengan TAHITIAN NONI ® Bioactive Beverage ™. TAHITIAN NONI ® merupakan pengobatan alami Tuberkulosis Usus, aman tanpa efek samping dalam proses penyembuhan nya.
1.    Adapun konsentrasi ekstrak dari Tahitian Noni® Bioactive Beverage™ mampu membunuh 89% pathogen yang menyebabkan tuberkolosis (anti bakteri).
2.    Tahitian Noni® Bioactive Beverage™ mengandung iridoid sebagai anti inflamasi yang baik dan bersifat sebagai adaptogen.
3.    Tahitian Noni® Bioactive Beverage™ sebagai imunomudulator sehingga dapat meningkatkan imunitas kesehatan tubuh dan memulihkan kesehatan penderita Tuberculosis
4.    Tahitian Noni® Bioactive Beverage™ sebagai sumber energi yang kaya akan vitamin dan mineral serta asam amino untuk pemulihan kondisi penderita TBC.

"Jangan Sampai Terbiarkan, Sehingga Nyawa Yang Tersayang Melayang"











0 Comments
Komentar

No comments:

Post a Comment