Efek Blog

Tuesday 5 August 2014

Obat Herbal Abortus (Keguguran) Alami

Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu hidup di luar kandungan (Saifuddin, 2002). Abortus adalah kegagalan kehamilan sebelum umur 28 minggu atau berat janin kurang dan 1000 gram (Manuaba, 2008).

Penyebab Abortus/ Keguguran

- Kelainan Telur

Kelainan telur menyebabkan kelainan pertumbuhan yang sedinikian rupa hingga janin tidak mungkin hidup terus, misalnya karena faktor endogen seperti kelainan chromosom (trisomi dan polyploidi). Temuan morfologis yang paling sering terjadi dalam abortus dini spontan adalah kelainan perkembangan zigot, embrio fase awal janin, atau kadang-kadang plasenta.Perkembangan janin yang abnormal, khususnya dalam trimester pertama kehamilan, dapat diklasifikasikan menjadi perkembangan janin dengan kromosom yang jumlahnya abnormal (aneuploidi) atau perkembangan janin dengan komponen kromosom yang normal (euploidi).
Laporan menyatakan bahwa abortus aneuploidi terjadi pada atau sebelum kehamilan 8 minggu, sedangkan abortus euploidi mencapai puncaknya sekitar 13 minggu. Insiden abortus euploidi akan meningkat secara dramatis setelah usia maternal 35 tahun. Namun sebab-sebab terjadinya peristiwa tersebut belum diketahui secara pasti. Penyebab abortus euploidi umumnya tidak diketahui,tetapi mungkin bisa disebabkan oleh; kelainan genetik, berbagai faktor ibu, mungkin beberapa faktor ayah.

- Penyakit Ibu

Berbagai penyakit ibu dapat menimbulkan abortus, yaitu:
  • Infeksi akut yang berat - pneumonia, thypus dapat mneyebabkan abortus dan partus prematurus. Beberapa infeksi kronis pernah terlibat atau sangat dicurigai sebagai penyebab abortus, diantaranya Listeria monocytogenes dan Toxoplasma.
  • Kelainan endokrin, misalnya kekurangan progesteron atau disfungsi kelenjar gondok. Autoantibodi tiroid dilaporkan menyebabkan peningkatan insiden abortus walaupun tidak terjadi hipertiroidisme yang nyata. Abortus spontan dan malformasi kongenital mayor meningkat pada wanita dengan diabetes mellitus. Risiko ini berkaitan dengan derajat kontrol metabolik pada trimester pertama.
Defisiensi progesteron, karena kurangnya sekresi hormon progesteron tersebut dari korpus luteum atau placenta, mempunyai kaitan dengan insiden abortus.Karena progesteron berfungsi mempertahankan desidua, defisiensi hormon tersebut secara teoritis akan mengganggu nutrisi pada hasil konsepsi dan berperan dalam peristiwa kematian janin.
c.       Trauma, misalnya laparatomi atau kecelakaan langsung pada ibu. Trauma yang tidak menyebabkan terhentinya kehamilan sering dilupakan.Yang di ingat hanya kejadian tertentu yang tampaknya mengakibatkan abortus.
d.      Gizi ibu yang kurang baik. Tidak ada bukti yang meyakinkan bahwa defisiensi salah satu zat gizi merupakan penyebab abortus. Mual dan muntah yang timbul agak sering pada awal kehamilan, dan semua penyakit yang dipicunya, jarang diikuti oleh abortus spontan. 
e.       Kelainan alat kandungan:
·         Hypoplasia uteri. 
·         Tumor uterus 
·         Cerviks yang pendek
·         Retroflexio uteri incarcerate 
·         Kelainan endometrium  
·         Faktor psikologis ibu.
 
3. Faktor Lingkungan
Paparan dari lingkungan seperti kebiasaan merokok, minum minuman beralkohol serta paparan faktor eksogen seperti virus, radiasi, zat kimia, memperbesar peluang terjadinya abortus. Sigaret rokok diketahui mengandung ratusan unsure toksik antara lain nikotin yang telah diketahui mempunyai efek vasoaktif sehingga menghambat sirkulasi utero placenta. Dengan adanya gangguan pada system sirkulasi fetoplacenta dapat terjadi gangguan pertumbuhan janin yang berakibat terjadinya abortus. (kapita selekta, 2009)

Tanda dan Gejala Abortus
a.   Perdarahan vagina: merah terang (segar), atau coklat gelap dan dapat terjadi terus menerus untuk beberapa hari sampai 2 minggu (Varney, 2002).
b.   Nyeri kram ringan yang mirip dengan menstruasi atau nyeri pinggang bawah (Kusmiyati, 2009). 
c.   Pemeriksaan ultrasuara yang menunjukkan cincin gestasi terbentuk baik dengan gema dari embrio yang menunjukkan bahwa kehamilan paling mungkin dianggap sehat (Cunningham, 2005). 
d.   Pemeriksaan tes kehamilan positif (Saifuddin, 2002).
e.   Pada pemeriksaan fisik ditemukan keadaan umum lemah, wajah pucat, berkeringat banyak, tekanan darah menurun (Saifuddin, 2002). 
f.    Pada Pemeriksaan dalam ditemukan flukus ada (sedikit), ostium uteri tertutup (Kusmiyati, 2009).

Patofisiologi Abortus
Pada awal abortus terjadi perdarahan desidua basalis, diikuti nekrosis jaringan sekitar yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing dalam uterus. Kemudian uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut.
Pada kehamilan kurang dari 6 minggu, villi kotaris belum menembus desidua secara dalam, jadi hasil konsepsi dapat dikeluarkan seluruhnya. Pada kehamilan 8 sampai 14 minggu, penembusan sudah lebih dalam hingga plasenta tidak dilepaskan sempurna dan menimbulkan banyak perdarahan. Pada kehamilan lebih dari 14 minggu, janin dikeluarkan lebih dahulu daripada plasenta. Hasil konsepsi keluar dalam berbagai bentuk, seperti kantong kosong amnion atau benda kecil yang tak jelas bentuknya (lighted ovum) janin lahir mati, janin masih hidup, mola kruenta, fetus kompresus, maserasi atau fetus papiraseus. (kapita selekta, 2009) 

Diagnosa Abortus
Menurut Kusmiyati (2009), diagnosa abortus imminens dapat ditegakkan berdasarkan:
a.       Anamnesis
1)    Kram perut bawah
2)    Perdarahan sedikit dari jalan lahir
b.      Pemeriksaan
1)      Flukus ada (sedikit)
2)      Ostium uteri tertutup
3)      Ukuran uterus sesuai dengan usia kehamilan
4)      Uterus lunak
c.       Pemeriksaan penunjang
1) Buah kehamilan masih utuh, ada tanda kehidupan janin
2) Meragukan
3) Buah kehamilan tidak baik, janin mati


Penanganan Abortus/ Keguguran

Penatalaksanaan menurut Fadlun, 2011 ialah:
1. Abortus imminens
a. tidak diperlukan pengobatan medik yang khusus atau istirahat total
b. anjurakan untuk tidak melakukan aktifitas fidik secara berlebihan atau melakukan hubungan seksual
c. bila perdarahan :
· Berhenti : lakukan asuhan antenatal terjadwal dan penilaian ulang bila terjadi perdarahan lagi
· Terus berlangsung : nilai kondisi janin (uji kehamilan /USG). Lakukan konfirmasi kemungkinan adanya penyebab lain (hamil ektopik/mola)
2. Abortus insipiens
a. lakukan prosedur evakuasi hasil konsepsi
· Bila usia gestasi 16 minggu, evakuasi dilakukan dengan peralatan Aspirasi Vakum Manual (AVM) setelah bagian – bagian janin dikerluarkan 
·         Bila usia gestasi 16 minggu, evakuasi dilakukan dengan prosedur dilatasi dan kuratase(D&K) 

b.      Bila prosedur evakuasi tidak dapat segera dilaksanakan atau usia gestasi lebih besar dari 16 minggu,lakukan tindakan pendahuluan dengan: 
  • Infuse oksitosin 20 unit dalam 500ml NS /RL mulai dengan 8 tetes/menit yang dapat dinaikkan hingga 40tetes/menit,sesuai dengan kontraksi uterus hingga terjadi pengeluaran hasil konsepsi. Ergometrin 0,2mg IM yang diulangi 15menit kemudian.  
  • Misoprostol 400mg per oral dan apabila masih diperlukan, dapat di ulangi dengan dosis yang sama setelah 4 jam dari dosis awal. 
 c.       hasil konsepsi yang tersisa dalam kavum uteri dapat dikeluarkan dengan AVM / D&K(hati- hati resiko perforasi) 

3.      Abortus inkomplit 
a.       tentukan besar uterus (taksir usia gestasi )kenali dan atasi setiap komplikasi(perdarahan hebat,syok,infeksi/sepsis) 
b.      hasil konsepsi yang terperangkap pada serviks yang disertai perdarahan hingga ukuran sedang, dapat dikeluarkan secara digital atau cunam ovum, setelah itu evaluasi perdarahan : 
  • Bila perdarahan berhenti,beri ergomitrin 0,2mg IM atau mitropostol 400mg per oral.  
  • Bila perdarahan terus berlangsung,evakuasi sisa hasil konsepsi dengan AVM atau D&K (pilihan tergantung usia gestasi, pembukaan serviks dan keberadaan bagian – bagian janin) 

4.      Abortus  komplit 
a.       apabila kondisi pasien baik ,cukup diberi tablet ergometrin 3x1 tablet/hari untuk 3 hari. 


5.      Abortus infeksiosa 
a.       kasus ini beresiko tinggi terjadi sepsis, apabila fasilitas kesehatan setempat tidak mempunyai fasilitas yang memadai, rujuk pasien ke RS,sebelum merujuk diberikan infuse RL/NS dan berikan antibiotika ampisilin 1gr dan metronidazol 500 mg. 

6.      Missed abortion  
Missed abortion seharusnya ditangani di RS atas pertimbangan : 
a.       plasenta dapat melekat erat di dinding rahim ,sehingga prosedur evakuasi (kuretase) akan lebih sulit dan resiko perforasi lebih tinggi 
b.      pada umumnya kanalis servisis dalam keadaan tertutup sehingga perlu tindakan dilatasi dengan batang laminaria selama 12jam 
c.       tingginya kejadian komplikasi hipofibrinogenimia yang berlanjut dengan gangguan pembekuan darah.
 Penatalaksanaan Umum secara Medis
 Penatalaksanaan abortus imminens menurut Varney (2001) adalah sebagai berikut:
a.       Trimester pertama dengan sedikit perdarahan, tanpa disertai kram: 
1)      Tirah baring (bedrest total) untuk meningkatkan aliran darah ke rahim dan mengurangi rangsangan mekanis, terutama bagi yang pernah abortus sampai perdarahan benar-benar berhenti. 
2)      Istirahatkan panggul (tidak berhubungan seksual, tidak melakukan irigasi atau memasukkan sesuatu ke dalam vagina).
3)      Tidak melakukan aktifitas seksual yang menimbulkan orgasme. 
4)      Segera beritahu bidan bila terdapat: Perdarahan meningkat; Kram dan nyeri pinggang meningkat; Semburan cairan dari vagina;  Demam atau gejala mirip flu 

b.      Pemeriksaan pada hari berikutnya di rumah sakit
1)      Evaluasi tanda-tanda vital
2)      Pemeriksaan selanjutnya dengan spekulum: merupakan skrining vaginitis dan servisitis; observasi pembukaan serviks, tonjolan kantong ketuban, bekuan darah atau bagian-bagian janin.
3)      Pemeriksaan bimanual: ukuran uterus, dilatasi, nyeri tekan, effacement, serta kondisi ketuban.
c.       Jika pemeriksaan negatif, dapat dilakukan pemeriksaan ultrasonografi untuk menentukan kelangsungan hidup janin, tanggal kelahiran, dan jika mungkin untuk menenangkan wanita. 
d.      Jika pemeriksaan fisik dan ultrasonografi negatif, tenangkan ibu, kaji ulang gejala bahaya dan pertahankan nilai normal. 
e.       Konsultasikan ke dokter jika terjadi perdarahan hebat, kram meningkat, atau hasil pemeriksaan fisik dan ultrasonografi menunjukkan hasil abnormal.
Terapi yang di berikan menurut Masjoer (2001) adalah sedativa ringan seperti Phenobarbital 3x30 mg dan menurut Manuaba (2007) diberikan terapi hormonal yaitu progesteron, misalnya Premaston hingga perdarahan berhenti.

Komplikasi  Abortus

1.      Perdarahan
2.      Perforasi 
3.      Infeksi dan tetanus 
4.      Payah ginjal akut
5.      Syok, yang disebabkan oleh syok perdarahan yang banyak dan syok septic atau endoseptik (infeksi berat atau septis) 
6.      Pada miss abortion dengan retensi lama hasil konsepsi dapat terjadi kelainan pembekuan darah (kapita selekta, 2009)


Pengobatan Naturopathy Abortus/Keguguran dengan Tahitian Noni Bioactive Beverage

Berikut ini adalah hasil-hasil uji klinik TAHITIAN NONI Juice karya para penelitu Departemen R&D Tahitian Noni International Inc. (mencapai 58 topik publikasi uji klinik):
• TAHITIAN NONI Bioactive Beverage Sumber Antioksidan Superior
Guna Membantu Tubuh mengatasi Radikal Bebas Berbahaya. Uji klinik pada manusia double-blind dilakukan terhadap 68 perokok aktif. Hasilnya, efek mengkonsumsi TAHITIAN NONI Bioactive Beverage (2 oz/hari) selama 1 bulan signifikan mereduksi radikal bebas plasma untuk jenis SAR (27%) dan LPO (23%) dibamdingkan plasebo (Wang, min-Yang et al. XI Biennial Meeting of the Society for Free Radical Research International, 2002).

• TAHITIAN NONI Bioactive Beverage Meningkatkan Fungsi Sistem Imun.
Uji klinik pada manusia dilakukan terhadap 12 relawan yang sehat. Hasilnya, efek mengkonsumsi TAHITIAN NONI Bioactive (330 mL) selama 8 minggu signifikan mereduksi MDA, meningkatkan aktivitas IL-2 dan sel NK, tanpa memicu efek samping.
Selain uji klinik yang resmi diprogramkan Tahitian Noni International Inc., efikasi Morinda citrifolia L. juga cukup menarik perhatian para ilmuan biomedik dari berbagai negara. Misalnya, Departemen Kesehatan Amerika menghibahkan dana penelitian untuk uji klinik fase- 1 mengenai toleransi dosis dan toksisitas produk olahan Morinda citrifolia L. 2000 mg selama 28 hari.
Dosis ini terus ditingkatkan dengan penambahan 2000 mg selama 28 hari. Dosis ini terus ditingkatkan dengan penambahan 2000 mg/hari, sampai tercapai dosis maksimal 10 gram per hari (Isset et al. Qual Life Res, 2005). Dosis aman ini setara dengan 200 mL (secangkir) TAHITIAN NONI Bioactive. Berdasarkan uji klinik tahap- 1, maka jus noni dikategorikan aman dijadikan sumber nutrisi untuk meningkatkan kualitas kesehatan.
Dan masih banyak lagi riset tentang Morinda citrifolia L. sebagai produk naturaseutikal atau etnomedika terpopuler di dunia. Sampai akhir tahun 2008 saja diperkirakan lebih dari 300 Jurnal internasionlal telah mempublikasikan keunggulan efek terapeutik Morinda citrifolia L. sementara itu jus noni sebagai produk komersil nutrisi atau suplemen dilaporkan telah memecahkan rekor penjualan tertinggi di Amerika, dan dalam dua dekade terakhir tercatat sebagai produk botani yang paling laris di dunia (News, Alternative Medicine, 2007). Jadi, sangat wajar terjadi ledakan riset Morinda cifitrolia L. karena produk komersilnya benar-benar digandrungi masyarakat global.
Terakhir, di bawah ini akan disarikan hasil-hasil riset biomolekuler tentang Morinda cifitrolia L. (noni) karya para peneliti lintas negara yang dipublikasikan melalui aneka jurnal internasional.

• TAHITIAN NONI Bioactive Beverage Berfungsi sebagai Ansiolitik dan Sedatif (penenang, antistres) Melalui Mekanisme Kompetitif Ligan
Yakni Efek Agonis melalui Pengikatan Reseptor Asam Gama-Amino Butirat (GABA?). Hasil uji in vitro memakai rdioligan (3H) memperlihatkan signifikasi aftinitas ekstrak buah noni terhadap reseptor GABA? (neurotransmiter inhibisi) sekuat 75% (S. Deng. Et al. Phytomedicine, 2007).

• Ekstrak Morinda cifitrolia L. secara in vitro memilki Aktivitas Antiviral, Antifungal, Anti Bakterial, serta aktivitas Anti Komplemen.
Penelitian ini memperkuat manfaat anti-infeksi Morinda cifitrolia L. yang secara tradisional diyakini oleh bangsa Polinesia (Locher et al. Journal of Ethnopharmacology, 1995).

Tahitian Noni Juice meningkatkan kesuburan organ reproduksi wanita
Tahitian Noni Juice meningkatkan kualitas dan fungsi reproduksi pria
Tahitian Noni Juice mencegah kelainan janin
Tahitian Noni Juice menjaga kualitas sperma yang disimpan untuk inseminasi buatan
Tahitian Noni Juice mencegah sel rusak
Tahitian Noni Juice memperbaiki sel-sel rusak
Tahitian Noni Juice bekerja sesuai dengan keadaan biologis tubuh 
 
 
 

  

  
0 Comments
Komentar

No comments:

Post a Comment