Efek Blog

Friday 4 July 2014

Atasi Sleep Apnoe/ Henti Nafas pada ibu hamil

Mengapa ada cukup banyak wanita sehat yang mengalami komplikasi saat hamil? Pada beberapa orang, gangguan tidur, berupa sleep apnea, bisa jadi masalah.

Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Obstetrics & Gynecology, menyimpulkan Sleep apnea adalah gangguan tidur pada seseorang karena masalah pernapasan. Gangguan pada waktu tidur ini ditandai dengan tidur mendengkur, sulit bernafas, nafas beberapa saat terhenti, sering tersedak atau terbatuk-batuk waktu tidur, sering terbangun di malam hari dan sering buang air kecil.

Meski gangguan tidur ini dialami kurang dari satu persen wanita usia reproduksi, sleep apnea lebih umum dialami wanita hamil. Ini karena naiknya berat badan dan perubahan hormon saat hamil memengaruhi pola pernapasan.

Kondisi henti nafas saat tidur ini disebut sleep apnea, atau lengkapnya obstructive sleep apnea (OSA).

Faktor risiko terjadinya sleep apnoe

Kegemukan atau obesitas menjadi salah satu alasannya. Jaringan lemak ekstra akibat kegemukan dapat mempersempit jalur napas di tenggorakan.


Bahaya Sleep Apnoe

Sleep apnea pada ibu hamil berbahaya, namun menurut para peneliti hal ini sayangnya jarang diperhatikan. Perhatian komplikasi pada kehamilan lebih banyak membicarakan tekanan darah tinggi dan diabetes gestational. Salah seorang peneliti, Dr. Judette Louis, ahli di bidang kebidanan dan ginekologi dari Universitas South Florida mengatakan, ibu hamil harus mengobati sleep apnea-nya selama kehamilan.
Penderita sleep apnea akan mengalami kesulitan bernapas atau napasnya terhenti dan mengalami jeda saat tidur. Pada sleep apnea yang obstruktif, jeda saat tidur ini teradi karena jalan napas tersumbat.

Menurut penelitian yang dilakukan University of Medicine and Dentistry of New Jersey, New Brunswick, gangguan tidur ini meningkatkan risiko meningginya tekanan darah saat hamil menjadi empat kali lipat. Gangguan ini bisa timbul berulang kali di malam hari. Kurangnya oksigen membuat tubuh dalam posisi siaga (‘fight or flight’ mode), serta terus melepaskan hormon-hormon, seperti adrenalin dan kortisol, yang membuat tekanan darah melonjak. Parahnya lagi, risiko mengalami diabetes saat hamil juga dapat meningkat dua kali lipat. Tubuh menghasilkan lebih banyak glukosa (kadar gula), sehingga banyak sekali energi yang dikeluarkan untuk menghadapi 'ancaman' tadi.

Dalam studi tersebut, bayi yang lahir dari ibu dengan gangguan tidur sleep apnea yang parah berisiko lebih tinggi menjalani perawatan di unit rawat intensif neonatal, ketimbang bayi yang lahir dari ibu dengan kondisi tersebut. Selain itu, ibu dengan sleep apnea rentan mengalami preeklamsia yaitu kondisi tekanan darah menjadi tinggi selama kehamilan. Bayi yang dilahirkan pun harus melalui operasi caesar.

Para peneliti dalam kajiannya menganalis informasi dari 175.000 responden ibu hamil yang semuanya mengalami obesitas. Pengujian sleep apnea obstruktif pada para responden ini dipantau dengan perangkat portabel. Sebanyak 15 persen dari responden mengalami sleep apnea obstruktif. Kondisi mereka lebih sulit di mana tekanan darahnya lebih tinggi dibandingkan yang tidak mengalami sleep apnea.

Di antara responden dengan sleep apnea, sebanyak 65 persen harus menjalani operasi caesar, sedangkan 33 persen sisanya bisa melahirkan normal. Selain itu, 42 persen ibu hamil dengan sleep apnea mengalami preeklamsia dibandingkan 17 persen yang tidak sleep apnea. Namun, kelompok ini mengalami kelahiran prematur yang serupa.

Persentase bayi baru lahir yang terpaksa dirawat di ruang intensif mencapai 46 persen bagi ibu yang mengalami sleep apnea. Sementara ibu yang tidak mengalami sleep apnea persentasenya hanya 18 persen.

PenangananCara terbaik untuk mengurangi risiko akibat sleep apnea adalah menurunkan berat badan sebelum seorang wanita hamil. Penelitian ini mengambil sampel para wanita hamil dengan obesitas, sehingga belum diketahui apakah sleep apnea memiliki pengaruh yang sama pada wanita non obesitas.
Pengobatan sleep apnoe dengan Tahitian Noni Bioactive Beverage

0 Comments
Komentar

No comments:

Post a Comment