Efek Blog

Thursday, 19 June 2014

Testimoni Yosia Yosafat (5 Tahun) Penderita Keracunan Bisa Ular

Berpacu Dengan Waktu
“Inilah Pertolongan Yang Maha Kuasa”


Yosia belum genap berusia empat tahun ketika mata kaki kanannya dipatuk ular berbisa. Menurut ibu Yosia –Poppy Bintang Puspita–, ular itu berwarna hijau dan buntutnya merah. Ukurannya tidak terlalu panjang. Yosia langsung dilarikan ke rumah sakit. Balita itu seharusnya segera mendapatkan serum anti bisa ular, namun harga serum yang mahal membuat ibunya berpikir dua kali. “Saya tidak kuat membayarnya. Saya berasal dari kalangan ekonomi lemah,” tutur Bintang.

Akhirnya, Yosia kecil hanya diinfus dan diberi suntikan. “Kaki anak saya bengkak dan berwarna kebiruan. Seiring waktu, bengkaknya merambat keatas. Mula-mula hanya bengkak dari kaki sampai lutut, lalu pahanya ikut bengkak.

Yosia pertama kali meminum TNBB pada hari minggu. Esoknya, hari Senin, kaki Yosia yang tadinya sekeras kayu mulai melunak. Di bagian kaki yang terpatuk ular, keluar cairan berwarna hijau bercampur darah. Ia juga mulai lancar buang air kecil dan besar. Sebelumnya, karena dubur dan penisnya bengkak, ia sulit membuang hajat. Namun pada hari Selasa, tubuhnya mulai bengkak lagi. Trombositnya semakin menurun. Bintang akhirnya memutuskan untuk memberikan serum anti bisa yang relatif mahal itu pada putranya. Ia juga menaikkan dosis TNBB menjadi satu sloki per jam. Selain itu, setiap Yosia menjerit kesakitan, ia langsung memberinya dua sendok makan TNBB. Hari rabu, Bintang tak henti-hentinya mengompres Yosia dengan TNBB. Dua botol TNBB langsung kandas hari tiu.

Keesokannya, bagian-bagian yang bengkak mulai mengempis. Kadar trombosit Yosia perlahan-lahan merambat naik. Pada hari Sabtu, trombositnya sudah berada di angka normal. Hari Minggu, Yosia diperbolehkan pulang. Walaupun masih sedikit bengkak, kondisinya sudah jauh membaik. Beberapa hari setelah keluar dari rumah sakit, barulah bengkak-bengkaknya kempis total. Warna biru kehitaman yang menjalar di kakinya juga lenyap. Biru-biru itu adalah sel darah merah yang di rusak oleh bisa ular.

Kini Bintang dapat memeluk putranya dengan lega. Sampai kapanpun, ia takkan melupakan masa-masa menegangkan saat berpacu dengan waktu untuk menyelamatkan anaknya, “Inilah pertolongan Yang Maha Kuasa,” katanya lirih.



  


  


0 Comments
Komentar

No comments:

Post a Comment