Efek Blog

Saturday 25 October 2014

Mata Berair dan Belekan pada Anak/ Gangguan pada Mata

Orangtua sering mengeluhkan gangguan mata bayinya yang tak kunjung sembuh berupa mata belekan dan air mata berlebihan yang lebih sering pada satu sisi. Bayi yang baru lahir dan bayi yang lebih muda umumnya memiliki beberapa gangguan pada mata yang sering masih belum jelas penyebabnya. Gangguan mata pada bayi tersebut adalah Sumbatan Ductus Nasolacrimalis, Epiphora, Hordeolum dan Pink Eye. 

Sampai saat ini masih banyak kontroversi yang terjadi antara beberapa dokter dalam memastikan penyebabnya. Selama ini sumbatan tersebut sering dianggap karena infeksi dan harus diberi antibiotika tetes mata. Ternyata berbagai laporan ilmiah kasus menunjukkan bahwa gangguan tersebut berkaitan dengan alergi. Saat dilakukan terapi dengan pemijatan, obat tetes antibiotika dan bahkan dengan operasi juga tidak membaik. Tetapi saat dilakukan penanganan alergi dengan melakukan eliminasi provokasi gangguan tersebut dapat membaik dengan cepat tanpa dilakukan pengobatan atau operasi.

Gangguan Mata Yang Sering Dikaitkan
  1. Dengan Alergi pada Bayi : Sumbatan Ductus Nasolacrimalis. Mata bayi tampak selalu berair (belekan), karena saluran air mata dari mata ke hidung tersumbat. Meskipun sering sulit dibedakan dengan Pink Eye, lebih sering disebabkan oleh saluran air mata tersumbat atau dacryostenosis. Saluran air mata tersumbat terjadi ketika saluran nasolacrimal yang mengeluarkan air mata dari mata ke dalam hidung, tersumbat karena berbagai hal mekanisme inflamasi seperti allergi, infeksi dan trauma. Diperkirakan hingga 30 persen bayi baru lahir dilahirkan dengan saluran air mata tersumbat. Beberapa dokter biasanya memberi obat tetes antibiotik untuk menjaga agar tidak terjadi infeksi, dan orang tua diajari memijit-mijit pangkal hidung secara rutin setiap hari untuk membantu ‘membuka’ sumbatan. Jika masih tersumbat juga, kemungkinan dilakukan operasi kecil untuk membuka sumbatan tersebut. Kebanyakan sumbatan akan membuka spontan sebelum anak berusia 7 bulan. Apabila setelah dilakukan pijatan sumbatan menetap hingga anak berusia 12-18 bulan, perlu dilakukan tindakan yang lebih invasif menggunakan selang logam untuk mendorong sumbatan, atau dengan implan saluran air mata buatan yang disebut “Jonas tube”. Ternyata gangguan mata tersebut tidak banyak perbaikan dan manfaat pemberian antibiotika tetes mata dan pemijatan tidak terlalu bermakna. Bahkan setelah pemberian antibiotika dan pemijatan tidak membaik dilakukan operasi. Tetapi setelah dilakukan operasi gangguan membaik sesaat tetapi beberapa saat kemudian gangguan tersebut timbul lagi. Tetapi setelah dilakukan pengamatan bayi dengan gangguan tersebut juga mempunyai tanda dan gejala alergi lainnya. Saat dilakukan intervensi eliminasi provokasi makanan ternyata gangguan tersebut dapat hilang tanpa operasi. 
  2. Epiphora, dimana mata terus berair akibat air mata yang keluar berlebihan. Berkat adanya sistem lakrimal, kedua mata kita mata dipertahankan untuk selalu basah, tetapi bagaimana bila mata menjadi terlalu basah sehingga tidak henti-hentinya mengeluarkan air mata. Sistem lakrimal terdiri atas kelenjar lakrimal dan saluran lakrimal. Kelenjar lakrimal terletak di antara alis dan sudut mata bagian luar, sedangkan saluran lakrimal ditemukan di sudut mata dalam dekat hidung. Epiphora juga dapat terjadi pada 5-6% anak. Namun 60-90% nya dapat sembuh spontan dalam satu tahun kehidupan .
  3. Pink Eye. Gangguan lain berupa mata sedikit merah dan belekan paling sering dialami oleh bayi sering disebut Pink Eye. Pink eye atau conjungtivitis adalah kemerahan dan bengkak pada selaput mata yang menutupi putih mata dan selaput pada bagian dalam kelopak mata. Pink Eye seringkali disebabkan karena virus, alergi atau iritasi. Paling kasus infeksi virus, sering gangguan ini disertai infeksi saluran napas atas lainnya seperti Common Cold, Flu atau Influenza. Pada penyakit flu yang sering mengalami tampilan gangguan mata seperti ini sering disebabkan karena virus berjenis norovirus. Ketika mata bayi atau anak belekan dan sedikit merah di ujungnya, meski ringan seringkali membuat orangtua panik. Tidak tanggung-tanggung selain dokter anak juga dikonsultasikan ke dokter ahli mata. Akhirnya ke dua dokter memberi obat yang berbeda. Sedangkan orangtua yang memperhitungkan biaya dalam menangani kesehatan anak, hanya membeli obat tetes mata antibiotika sendiri langsung ke apotik. Padahal sebagian besar kasus infeksi mata tersebut adalah “Pink Eye” yang bisa disebabkan alergi, iritasi atau virus flu yang menyertai gangguan saluran napas dan tidak memerlukan pengobatan khusus seperti antibiotika tetes mata atau antibiotika minum per oral. Penanganan Pink Eye pada umumnya cukup dibersihkan kapas atau kain basah hangat yang bersih bila timbul kotoran mata. 
  4. Hordeolum (stye/ bintitan atau timbilan). Hordeolum selamai ini masih dianggap karena infeksi atau peradangan pada kelenjar di tepi kelopak mata bagian atas maupun bagian bawah yang disebabkan oleh bakteri, biasanya oleh kuman Stafilokokus (Staphylococcus aureus). Hordeolum dapat timbul pada 1 kelenjar kelopak mata atau lebih. Kelenjar kelopak mata tersebut meliputi kelenjar Meibom, kelenjar Zeis dan Moll. Berdasarkan tempatnya, hordeolum terbagi menjadi 2 jenis, (1) Hordeolum interna, terjadi pada kelenjar Meibom. Pada hordeolum interna ini benjolan mengarah ke konjungtiva (selaput kelopak mata bagian dalam). (2)Hordeolum eksterna, terjadi pada kelenjar Zeis dan kelenjar Moll. Benjolan nampak dari luar pada kulit kelopak mata bagian luar (palpebra). Tanda-tanda hordeolum sangat mudah dikenali, yakni nampak adanya benjolan pada kelopak mata bagian atas atau bawah, berwarna kemerahan. Adakalanya nampak bintik berwarna keputihan atau kekuningan disertai dengan pembengkakan kelopak mata. Pada hordeolum interna, benjolan akan nampak lebih jelas dengan membuka kelopak mata. Keluhan yang kerap dirasakan oleh penderita hordeolum diantaranya rasa mengganjal pada kelopak mata, nyeri takan dan makin nyeri saat menunduk. Kadang mata berair dan peka terhadap sinar. Hordeolum dapat membentuk abses di kelopak mata dan pecah dengan mengeluarkan nanah. Pada penelitian Judarwanto W, pada 33 kasus penderita hordeolum yang datang ke Children Allergy Clinic telah mengalami keluhan lebih dari 2 minggu. Dari sebagian penderita tersebut sebelum datang ke klinik 60% sudah diberikan antibiotika tetes dan salep mata, 10% dioperasi dan 30 % belum diobati. Pada pasien yang dioperasi semua penderita mengalami kekambuhan hordolum tempat yang sama atau di sekitarnya, bahkan terdapat 2 pasien yang sudah dioperasi 2 kali. Setelah dilakukan pemeriksaan fisik dan mengetahui riwayat kesehatan sebelumnya ternyata semua pasien mengalami gejala dan tanda alergi. Saat dilakukan penanganan alergi dengan melalui eliminasi provokasi makanan tanpa pemberian obat 88% atau 29 penderita terdapat perbaikkan tanpa pemberian obat dan operasi selama 3 minggu. Sedangkan 5 penderita keluar dari penelitian karena tidak dapat memtuhi prosedur eliminasi provokasi makanan dengan disiplin.

Pengobatan Alamiah untuk Kesehatan Mata 
dengan Tahitian Noni Bioactive Beverage

Hak Paten dari USPTO dan WIPO yang setiap tahun terus bertambah. Bahkan Ratusan Hak Paten Efek Terapeutik TAHITIAN NONI Juice itupun merupakan Hasil Riset yang Berkesinambungan.
Program Riset Berkesinambungan adalah KOMITMEN UTAMA Tahitian Noni International Inc. Untuk terus mengeksplorasi rahasia etnomedika warisan nenek bangsa Polinesia dan mempersembahkan produk olahan Morinda citrifolia L. Yang TERBAIK untuk MASYARAKAT DUNIA (Global). Hal ini terbukti dengan terjadinya peningkatan statistik publikasi riset tahunan tentang Morinda citrifolia L. Pasca berdirinya Tahitian Noni International.

Sejauh ini hasil-hasil riset Tahitian Noni Bioactive Beverage (TNBB) telah dipublikasikan dalam sejumlah jurnal internasional. Banyaknya publikasi ini mengisyaratkan komunitas ilmiah internasional telah mengakui eksitensiTahitian Noni Bioactive Beverage (TNBB) pada khususnya, dan etnomedika Morinda citrifolia L. pada umumnya.

Noni, sebagai “tanaman untuk efek terapi” (medical plant), menurut penelitian telah ditemukan kandungan bioaktif dan ketersediaan hayati di dalamnya. Kandungan tersebut dapat meningkatkan kesehatan tubuh. Sedangkan efektifitas dari “medical plant” yang terdapat dalam noni adalah luar biasa.

Seperti halnya vitamin dan mineral, bioaktif adalah senyawa kimia yang menghasilkan aktifitas biologi dalam tubuh. Sedang kan noni mengandung bioaktif yang beragam dan luar biasa, seperti iridoit, lignin, coumarin, polisakarida, flavonoid, dan asam lemak.

Bioavailability noni, menggambarkan jumlah suatu komposisi/senyawa yang mencapai system sirkulasi dan sel.
Sejumlah faktor mempengaruhi “bioavailability” dari suatu substansi, termasuk kest abilan dan kelarutan.
Semakin stabil suatu komposisi/senyawa, semakin baik ketahanan formasi molekulnya walaupun terekspos cahaya, panas, udara, penyimpanan dll.
Komposisi berdaya larut tinggi dengan cepat dibawa oleh aliran darah ke seluruh tubuh, sehingga lebih mudah diserap sel.

Tujuh manfaat jus noni
  1. Pendorong kekebalan: Noni dianggap sebagai salah satu buah yang paling bergizi. Banyak nutrisi yang dikenal untuk merangsang sistem kekebalan tubuh. 
  2. Pencernaan: Jus Noni secara tradisional telah digunakan sebagai obat cuci perut. 
  3. Anti- oksidan: Penelitian telah menunjukkan bahwa aktivitas antioksidan Noni juice mempunyai peran yang lebih baik daripada ekstrak biji anggur dan pycnogenol. 
  4. Analgesik: Noni pohon juga tahu sebagai ‘ Painkiller dan Headache tree ‘. Dalam kandungan Noni telah ditemukan morfin sulfat yang bekerja efektif dapat mengurangi rasa nyeri sekitar 75 % tanpa efek samping. 
  5. Antibakteri, antijamur dan antiparasit: Dengan adanya senyawa aktif seperti antrakuinon, skopoletin dan terpene, Noni sangat efektif mengendalikan bakteri dan jamur. 
  6. Anti- inflamasi: Jus Noni telah menunjukkan hasil yang mirip dengan over-the -counter obat-obat baru anti – inflamasi, yang disebut obat anti – inflamasi non-steroid ( NSAID ). 
  7. Anti- tumor / anti- kanker: Jus Noni mengandung noni – ppt, yang telah menunjukkan aktivitas anti – tumor.

 

0 Comments
Komentar

No comments:

Post a Comment