Efek Blog

Wednesday 10 December 2014

Sembuh dari leukemia- Tahitian Noni Bioactive Beverage Perpanjangan Tangan Tuhan.

Paulus Maria Bagus

NAMA SAYA Paulus Maria Bagus. Saya memiliki kesaksian, seputar pengalaman memerangi Leukimia yang saya derita sejak 2005 silam. Doa saya selama 3 tahun yang mengharapkan agar Tuhan YME, menyembuhkan penyakit Leukimia, akhirnya terjawab. Tahitian Noni Juice menjadi perpanjangan tangan Tuhan dalam pemberian berkat dan kesehatan bagi saya.

Ceritanya berawal pada bulan Agustus 2005. Saya merasa heran terhadap penyusutan berat badan saya. Lemas dan kurang nafsu makan menjadi pelengkap penderitaan saya. Anehnya saya tidak merasakan sakit di tubuh maupun organ dalam saya. Merasa aneh, saya memeriksakan darah saya ke sebuah laboratorium, pada 6 September 2005. Sore hari saya mengambil hasil laboratorium tes darah saya. Betapa kagetnya saat saya membaca bahwa Leukosit saya berada di angka 22.222, yang seharusnya normalnya berada dikisaran 4.000 – 10.000. saat itu menjadi momentum terberat bagi saya. Saya memutuskan untuk berobat secara medis. Menurut Dokter penyakit saya bisa disembuhkan, dengan catatan meminum obat setiap hari seumur hidup. Bayangkan saya harus minum obat yang sebutirnya berharga Rp 250.000,- dan saya harus meminumnya sehari 4 kali.

Suatu hari saat diadakan reuni jemaat pasca kepergian ke Israel, ada seorang jemaat yang menilai bahwa wajah saya semakin pucat dan badan terlihat kurus. Akhirnya saya ceritakan mengenai penyakit saya. Kemudian ia memberikan sebotol Tahitian Noni Juice untuk mengatasi masalah kesehatan saya. Dengan dosis 1 x 30cc sehari dan dibarengi dengan konsumsi obat medis, saya merasakan perubahan dalam tubuh saya. Hasil laboratorium saya kembali normal dan membaik. Stamina prima, dan napsu makan meningkat, Saya yakin bahwa TNJ benar-benar perpanjangan Tangan Tuhan dalam kesembuhan saya. Saya sarankan TNJ menjadi alternatif solusi masalah kesehatan yang bisa diandalkan.
 

Sembuh dari Sakit Leukimia Akut atau Myeloid Leukimia Acute (Testimoni)

I Gusti Ngurah Suamba

Tanggal 1 Januari 2011 tepatnya setahun yang lalu, saat bertugas di daerah Carribean-Belize, I Gusti Nurah Suamba yang berusia 34 tahun mengalami demam tinggi disertai dengan migren yang menyebabkan pendarahan di otak kiri.

Dari hasil pemeriksaan lab, diketahui trombositnya turun sekitar 13 sehingga langsung dirujuk ke ICU Miami Hospital. Dari hasil pemeriksaan diketahui ia menderita Myeloid Leukimia Acute dan harus menjalani kemoterapi secepatnya, tetapi kendala pada saat itu terjadi pendarahan di otak kiri dan harus segera di operasi.

Pasca operasi I Gusti malah lupa ingatan, namanya sendiripun ia lupa. Akhirnya tim Dokter dan keluarga memutuskan untuk dikirim pulang ke Bali-Indonesia dengan rujukan ke Prima Medika Hospital, saat itu kondisi trombositnya rendah. Sesampainya di Bali, tanggal 21 Januari 2011 langsung dilakukan operasi ke dua.

Setelah di operasi, I Gusti Ngurah Suamba langsung menjalani kemoterapi selama 9 hari. Pada hari terakhir kemoterapi, 30 Januari 2011, ia mengalami drop, kejang dan pendarahan di kepala, nilai PLT nya 10 (kritis) normalnya 150- 450 sehingga harus kembail ke ICU.

Ternyata terjadi lagi pendarahan di otak kiri, operasi kembali dilakukan. Diperlukan darah sebanyak 50 kantong untuk transfusi darah. Setelah transfusi, tanggak 1 Februari 2011 PLT nya bisa naik sampai 22. Tapi 2 hari kemudian tanggal 3 Februari 2011 turun lagi PLT nya hingga 12 dinyatakan koma di ICU.

Setelah dipindahkan ke ruang perawatan pada tanggal 9 sampai 12 Februari 2011 nilai PLT nya bertahan di 16. Melihat kondisi yang tidak stabil, naik turun, tidak dapat menggerakan tubuh bagian kanan dan berbicara pelo, DR menyarankan transplantasi sumsum tulang belakang namun pihak keluarga tidak menyetujuinya.

Saat itulah Tahitian Noni Bioactive Beverage mulai diperkenalkan oleh Ibu Monica. Awalnya hanya diberikan diberikan dosis perkenalan dengan takaran sendok makan. Dengan dosis perkenalan PLT empat naik menjadi 23 di tanggal 13 Februari 2011, namun kembali menjadi 16.

Pada titik ini, masih diinfus dan transfuse trombosit 8 kantong. Dalam kondisi yang memprihatinkan saat itu, tanggal 15 Februari 2011, Jam 12 siang, Ibu Monica Diana dibantu Ibu Lili mulai memberikan Tahitian Noni Bioactive Beverage tiap 2 jam 100 ml atau kurang lebih 500 ml atau ½ liter perharinya. Setelah 3 hari mulai terlihat perubahan. PLT nya 104, pengunjung tidak perlu memakai masker, latihan berjalan, BAB lancar dan air seni bening karena sebelumnya berwarna keruh.

Yang paling membahagiakan tanggal 20 Februari 2011 nilai PLT 249, bersama istri sudah sampai berjalan ke ruang tunggu pasien dan sudah mulai belajar berbicara.

Dokterpun tidak percaya dengan perkembangan ini, sehingga dokterpun mengecek ulang keesok harinya hingga dokter bertanya pada istrinya apa yang diberikan kepada IGN Suamba. Setelah istrinya menjawab diberikan Tahitian Noni Bioactive Beverage dan akhirnya dokterpun menyarankan untuk meneruskan mengonsumsi Tahitian Noni Bioactive Beverage (TNBB)

Beberapa hari kemudian PLT nya menjadi 363 bahkan pernah sampai 400 setelah hari ke 17 minum Jus Tahitian Noni atau TNBB, dan saat menjalani kemotrapi efek buruknya tidak dirasakan.

Pada tanggal 9 Maret 2011 dokter menyatakan darah bapak I Gusti Ngurah Suamba normal dan sudah tidak terdektesi adanya sel kanker, karenanya tanggal 10 Maret 2011 Pak Suamba dinyatakan boleh pulang dan harus melakukan cek up yang dilakukan setiap bulannya hingga 5 tahun kedepan bebas kanker.

Hampir setahun bapak I Gusti Ngurah Suamba mengenal Jus Tahitian Noni atau TNBB serta kebesaran Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa).
 
Tiga Komponen Penting Tahitian Noni 
dalam Pemberantasan Kanker


Alizarin : Pemutus hubungan pembuluh darah & Nutrisi ke Sel Kanker/Tumor
[Jaringan kanker akan kering/luruh dan mati]

Damnacanthal : Anti Kanker dan Anti Biotik alami
[ menjaga organ tubuh yg belum terserang kanker utk menolak kanker ]

Proxeronine : Meregenerasi Sel yang rusak pada pada organ yang hancur karena kanker sehingga pulih kembali


Obat Herbal Alami Penyakit Malaria-Aman

Malaria adalah penyakit menular akibat infeksi parasit plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk malaria yang bernama Anopheles.

Penyebab Penyakit Malaria
Penyakit ini disebabkan oleh parsit yang terasuk dalam jenis plasmodium, yang media penyebarannya di tularkan oleh nyamuk anopheles betina. Nyamut ini terinfeksi oleh plasmodium dari gigitan yang dilakukan terhadap seseorang yang sebelumnya terjangkit parasit.

Jenis plasmodium terbagi menjadi 4 jenis plamodium yang dapat menginfeksi manusia, diantaranya sebagai berikut:
  • Plasmodium malariae : Malaria kuartana yang disebabkan oleh Plasmodium malariae, memiliki masa inkubasi lebih lama daripada penyakit malaria tertiana atau tropika; gejala pertama biasanya tidak terjadi antara 18 sampai 40 hari setelah infeksi terjadi. Gejala tersebut kemudian akan terulang kembali setiap 3 hari.
  • Plasmodium falciparum : Demam rimba (jungle fever), malaria aestivo-autumnal atau disebut juga malaria tropika, disebabkan oleh Plasmodium falciparum merupakan penyebab sebagian besar kematian akibat malaria. Organisme bentuk ini sering menghalangi jalan darah ke otak, menyebabkan koma, mengigau, serta kematian.
  • Plasmodium vivax : Jenis malaria paling ringan adalah malaria tertiana yang disebabkan oleh Plasmodium vivax, dengan gejala demam dapat terjadi setiap dua hari sekali setelah gejala pertama terjadi (dapat terjadi selama 2 minggu setelah infeksi).
  • Plasmodium ovale : Jenis ke empat dan merupakan jenis malaria yang paling jarang ditemukan, disebabkan oleh Plasmodium ovale yang mirip dengan malaria tertiana. Pada masa inkubasi malaria, protozoa tumbuh didalam sel hati; beberapa hari sebelum gejala pertama terjadi, organisme tersebut menyerang dan menghancurkan sel darah merah sejalan dengan perkembangan mereka, sehingga menyebabkan demam.

Dari keempat jenis plasmodium, plasmodium vivax merupakan jenis parasit yang sering ditemukan pada pasien yang terserang penyakit ini, sedangkan plasmodium falciparum ini merupakan jenis penyakit malaria yang merupakan penyebab terjadinya kematian yang terjadi hampir sekitar 90 % didunia.

Faktor Risiko Terkenan Penyakit Malaria
Mereka yang memiliki imunitas rendah terhadap malaria memiliki risiko yang lebih besar. Hal ini berlawanan dengan mereka yang tinggal di daerah endemik karena telah memiliki imunitas terhadap malaria.
Mereka yang berisiko mengalami malaria antara lain:
  • Anak-anak dan bayi
  • Pelancong yang datang dari wilayah tanpa malaria
  • Wanita hamil dan janinnya
Penularan Penyakit Malaria Nyamuk ini membawa parasit plasmodium dan menggigit orang sekaligus menyebarkannya melalui peredaran darah. Malaria merupakan penyakit berbahaya yang dapat menyebabkan kematian. Dari pernyataan yang saya kutip dari Wikipedia, berdsarkan data di dunia, penyakit malaria membunuh anak setiap 30 detik. Sekitar 300-500 juta orang terinfeksi dan sekitar 1 juta orang meninggal karena penyakit ini setiap tahunnya.

Nyamuk yang menyebarkan parasit ini yaitu nyamuk betina yang sebelumnya sudah terinfeksi oleh plasmodium. Selain melalui nyamuk, penyakit malaria juga dapat menyebar melalui beberapa hal seperti transfusi darah, transplantasi organ, jarum suntik yang sudah terkontaminasi. Ibu hamil juga dapat menularkan penyakit ini kepada bayinya.

Tanda dan Gejala Penyakit Malaria

Gejala malaria dapat dibagi menjadi 2 bagian ditinjau dari berat-ringannya. Gejalanya yaitu sebagai berikut.
A. Gejala Penyakit Malaria Ringan (Malaria tanpa Komplikasi)
Pada penderita penyakit malaria, umumnya mengalami demam dan menggigil, sakit kepala, mual-mual, muntah, diare, terasa nyeri pada otot, pegal-pegal. Pada gejala malaria ringan, dapat dibagi menjadi 3 stadium yaitu sebagai berikut.

1. Stadium dingin
Pada stadium dingin penderita merasakan dingin dan menggigil yang luarbiasa, denyut nadi terasa semakin cepat namun lemah, bibir dan jari terlihat kebiruan, kulit kering, muntah-muntah yang terjadi kurang lebih 15 menit hingga 1 jam.

2. Stadium demam
Pada stadium ini penderita merasakan panas, muka merah, kulit kering, muntah dan kepala rasanya sangat sakit. Suhu tubuh biasanya mencapai 40 derajat celcius atau lebih. Kadang penderita mengalami kejang-kejang. Gejala ini berlangsung biasanya 2 hingga 4 jam lebih.

3. Stadium berkeringat
Stadium berkeringat yaitu pengidap penyakit malaria ini selalu berkeringat, suhu tubuh dibawah rata-rata sehingga menyebabkan suhu tubuh menjadi dingin. Karena sering berkeringat, biasanya sering merasakan haus dan kondisi tubuh sangat lemah.

B. Gejala Penyakit Malaria Berat (Malaria dengan Komplikasi)
Penderita yang masuk dalam criteria ini biasanya sangat lemah sekali. Malaria berat dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan laboratorium sendian darah tepi dan penderita juga memiliki komplikasi sebagai berikut ini.

  • Tidak sadarkan diri kadang hingga koma
  • Sering mengigau
  • Bicara yang salah-salah (tidak terkontrol)
  • Kejang-kejang
  • Suhu tubuh sangat tinggi
  • Dehidrasi
  • Nafas cepat, sesak nafas
Cara Pencegahan Penyakit Malaria
Biasanya pemerintah melakukan foging (pengasapan) di tempat-tempat endemik malaria. Namun kita juga bisa melakukan pencegahan seperti berikut:
  • Menghindari gigitan nyamuk dengan memakai baju tertutup
  • Menggunakan krim anti nyamuk
  • Memasang kelambu anti nyamuk
  • Jika Anda akan bepergian ke tempat di mana banyak nyamuk malaria mengancam, konsultasikan dulu dengan dokter
  • Jangan keluar rumah setelah senja
  • Menyemprotkan obat nyamuk di kamar tidur dan isi rumah
  • Jangan lupa, jaga kesehatan diri dengan makan makanan bergizi dan olahraga teratur untuk meningkatkan sistem imun dan mencegah serangan penyakit malaria!
Pengobatan Medis Penyakit MalariaTidak ada vaksin yang efektif untuk melawan malaria. Pada negara-negara endemik cara pencegahannya adalah dengan menjauhkan nyamuk dari manusia dengan memakai obat nyamuk atau jaring nyamuk.

Malaria ringan dapat diberikan obat oral. Sedangkan malaria berat yang mempunyai gejala klinis perdarahan harus di observasi di rumah sakit dengan pengobatan intra vena. Pengobatan malaria tergantung kepada jenis parasit dan resistensi parasit terhadap klorokuin. Untuk suatu serangan malaria falciparum akut dengan parasit yang resisten terhadap klorokuin, bisa diberikan kuinin atau kuinidin secara intravena. Pada malaria lainnya jarang terjadi resistensi terhadap klorokuin, karena itu biasanya diberikan klorokuin dan primakuin.
Obat-obatan ini menyerang parasit malaria dalam darah dan hati
(liver) dapat merusakan sel hati yang sehat, sehingga kurang baik dan dapat membawa efek
samping yang buruk pada pasien jika digunakan dalam dosis berat atau dalam waktu yang
panjang, oleh karena itu konsultasikan dengan dokter.
 
Pengobatan Tradisional Penyakit Malaria dengan Tahitian Noni Bioactive Beverage

Berikut ini adalah hasil-hasil uji klinik TAHITIAN NONI Juice karya para penelitu Departemen R&D Tahitian Noni International Inc. (mencapai 58 topik publikasi uji klinik) yang berhubungan dengan Penyakit Malaria :
• TAHITIAN NONI Bioactive Beverage Meningkatkan Energi dan Kekuatan Fisik.
Uji klinik pada manusia dilakukan terhadap 40 atlet terlatih pemeriksaan treadmili dan darah. Hasilnya, efek mengkonsumsi TAHITIAN NONI Bioactive (100 mL) selama 3 minggu meningkatkan time exhaustion (21%), dan menurunkan semiluminesen darah (25%) (Palu, Afa K. et al. Journal of Medicinal Plant Research, 2008)

• TAHITIAN NONI Bioactive Beverage Meningkatkan Fungsi Sistem Imun.
Uji klinik pada manusia dilakukan terhadap 12 relawan yang sehat. Hasilnya, efek mengkonsumsi TAHITIAN NONI Bioactive (330 mL) selama 8 minggu signifikan mereduksi MDA, meningkatkan aktivitas IL-2 dan sel NK, tanpa memicu efek samping.
Selain uji klinik yang resmi diprogramkan Tahitian Noni International Inc., efikasi Morinda citrifolia L. juga cukup menarik perhatian para ilmuan biomedik dari berbagai negara. Misalnya, Departemen Kesehatan Amerika menghibahkan dana penelitian untuk uji klinik fase- 1 mengenai toleransi dosis dan toksisitas produk olahan Morinda citrifolia L. 2000 mg selama 28 hari.
Dosis ini terus ditingkatkan dengan penambahan 2000 mg selama 28 hari. Dosis ini terus ditingkatkan dengan penambahan 2000 mg/hari, sampai tercapai dosis maksimal 10 gram per hari (Isset et al. Qual Life Res, 2005). Dosis aman ini setara dengan 200 mL (secangkir) TAHITIAN NONI Bioactive. Berdasarkan uji klinik tahap- 1, maka jus noni dikategorikan aman dijadikan sumber nutrisi untuk meningkatkan kualitas kesehatan.
Dan masih banyak lagi riset tentang Morinda citrifolia L. sebagai produk naturaseutikal atau etnomedika terpopuler di dunia. Sampai akhir tahun 2008 saja diperkirakan lebih dari 300 Jurnal internasionlal telah mempublikasikan keunggulan efek terapeutik Morinda citrifolia L. sementara itu jus noni sebagai produk komersil nutrisi atau suplemen dilaporkan telah memecahkan rekor penjualan tertinggi di Amerika, dan dalam dua dekade terakhir tercatat sebagai produk botani yang paling laris di dunia (News, Alternative Medicine, 2007). Jadi, sangat wajar terjadi ledakan riset Morinda cifitrolia L. karena produk komersilnya benar-benar digandrungi masyarakat global.
Terakhir, di bawah ini akan disarikan hasil-hasil riset biomolekuler tentang Morinda cifitrolia L. (noni) karya para peneliti lintas negara yang dipublikasikan melalui aneka jurnal internasional.

• Ekstrak Morinda cifitrolia L. secara in vitro memilki Aktivitas Antiviral, Antifungal, Anti Bakterial, serta aktivitas Anti Komplemen.
Penelitian ini memperkuat manfaat anti-infeksi Morinda cifitrolia L. yang secara tradisional diyakini oleh bangsa Polinesia (Locher et al. Journal of Ethnopharmacology, 1995).

Mengandung 230 senyawa yang sangat bermanfaat bagi kesehatan, 157 senyawa adalah Micro Nutrisi Essensial (Super Nutrisi) antara lain ebelas (11) vitamin, sebelas (11) mineral, tujuh belas (17) asam amino, yang terpenting diantaranya adalah :

Vitamin A1*, B1, B6, B12, C*, E*, Dll
Mineral Magnesium, Calsium, Phosphor, Besi,
Selenium, Seng, Kalium, Natrium
Asam Amino Pencegahan degenerasi sel, diantaranya :
Arginine, Cystin, Glycine, dll
Nitric Oxide Sebagai Neuro Transmitter yaitu untuk
meningkatkan sinyal inter dan
intra celuler (NOBEL 1998)
Dammnacanthal Anti Kanker dan Anti Biotik alami
Alizarin Pemutus hubungan pembuluh darah ke tumor
Terpenoid Anti Mikroba: Eugenol – anti kanker
Asam Ursolic: Anti Kanker (Leukimia)
Anti Mikroba (AIDS), Anti Inflamasi,
Anti Histamin, Anti Alergi
Glycoside Perawat Jantung, Flavonol Glycoside
Scopoletin Menurunkan tekanan darah, Anti
Bakteri, Pneumonia, Anti Alergi
Proxeronine Sangat vital bagi penyehatan sel, Anti
Mikroba/ Anti Inflamasi/ Anti
Oksidan/ Anti kanker
Anggur OPC, EGCg, Resveratol, Pterostilbene
(AntiKolestrol) dan Anti Oksidan.
Polysaccharida Anti Mikroba, Anti Kanker, dll
Blueberry Anti Oksidan EGCg, Anti Kolestrol 
 




Tuesday 2 December 2014

PENGOBATAN ALTERNATIF PENYAKIT AUTOIMMUNE. SISTEMA LUPUS ERIMATOSUS (SLE)/ PENYAKIT SERIBU WAJAH

Kata lupus dari bahasa latin yang bila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berarti “Anjing Hutan”. Istilah ini mulai dikenal satu abad silam.

LUPUS adalah Peradangan kronis yang terjadi ketika sistem imun tubuh menyerang organ dan jaringan tubuh. Peradangan yang disebabkan oleh lupus dapat berefek pada berbagai sistem di dalam tubuh, antara lain sendi, kulit, ginjal, sel darah, jantung dan paru-paru.

Insidensi
Penyakit yang mematikan setara dengan kanker. Tidak sedikit pengindap penyakit ini tidak tertolong lagi, di dunia terdeteksi penyandang penyakit Lupus mencapai 5 juta orang, lebih dari 100 ribu kasus baru terjadi setiap tahunnya.
Penyakit ini dapat mengenai semua lapisan masyarakat, 1-5 orang di antara 100.000 penduduk, bersifat genetik, dapat diturunkan. Wanita lebih sering 6-10 kali daripada pria, terutama pada usia 15-40 tahun. Bangsa Afrika dan Asia lebih rentan dibandingkan kulit putih. Dan tentu saja, keluarga Odapus. Timbulnya penyakit ini karena adanya faktor kepekaan dan faktor pencetus yaitu adanya infeksi, pemakaian obat-obatan, terkena paparan sinar matahari, pemakaian pil KB, dan stres,” ujarnya. Penyakit ini justru kebanyakaan diderita wanita usia produktif sampai usia 50 tahun sekalipun ada juga pria yang mengalaminya. Oleh karena itu dianggap diduga penyakit ini berhubungan dengan hormon estrogen.

Patofisiologi
Tubuh memiliki kekebalan untuk menyerang penyakit dan menjaga tetap sehat. Namun, dalam penyakit ini kekebalan tubuh justru menyerang organ tubuh yang sehat. Penyakit Lupus diduga berkaitan dengan sistem imunologi yang berlebih. Dalam tubuh seseorang terdapat antibodi yang berfungsi menyerang sumber penyakit yang akan masuk dalam tubuh. Uniknya, penyakit Lupus ini antibodi yang terbentuk dalam tubuh muncul berlebihan. Hasilnya, antibodi justru menyerang sel-sel jaringan organ tubuh yang sehat. Kelainan ini disebut autoimunitas. Antibodi yang berlebihan ini, bisa masuk ke seluruh jaringan dengan dua cara yaitu :

Pertama, antibodi aneh ini bisa langsung menyerang jaringan sel tubuh, seperti pada sel-sel darah merah yang menyebabkan selnya akan hancur. Inilah yang mengakibatkan penderitanya kekurangan sel darah merah atau anemia.
Kedua, antibodi bisa bergabung dengan antigen (zat perangsang pembentukan antibodi), membentuk ikatan yang disebut kompleks imun.Gabungan antibodi dan antigen mengalir bersama darah, sampai tersangkut di pembuluh darah kapiler akan menimbulkan peradangan. Dalam keadaan normal, kompleks ini akan dibatasi oleh sel-sel radang (fagosit) Tetapi, dalam keadaan abnormal, kompleks ini tidak dapat dibatasi dengan baik. Malah sel-sel radang tadi bertambah banyak sambil mengeluarkan enzim, yang menimbulkan peradangan di sekitar kompleks. Hasilnya, proses peradangan akan berkepanjangan dan akan merusak organ tubuh dan mengganggu fungsinya. Selanjutnya, hal ini akan terlihat sebagai gejala penyakit. Kalau hal ini terjadi, maka dalam jangka panjang fungsi organ tubuh akan terganggu.

Jenis Penyakit Lupus
Ada empat jenis, yaitu :
1. Lupus -systemic lupus erythematosus,
Systemic lupus erythematosus adalah yang paling umum dan paling serius, menyerang organ tubuh seperti kulit, persendian, paru- paru, darah, pembuluh darah, jantung, ginjal, hati, otak dan syaraf.

2. Discoid lupus erythematosus (Cutaneus Lupus)
Lupus ini berefek hanya pada kulit. Mereka dengan lupus discoid mengalami ruam pada wajah, leher dan kulit kepala.
Sejumlah kecil mereka dengan discoid lupus juga dapat mengalami systemic lupus erythematosus, meskipun tidak mungkin untuk memprediksi siapa saja yang akan mengalami bentuk lupus yang lebih serius.

3. Drug-induced lupus erythematosus (DIL)
Lupus ini terjadi setelah anda menggunakan obat tertentu. Tidak semua orang yang menggunakan obat tersebut mengalami lupus. Lupus jenis ini berefek pada berbagai sistem di dalam tubuh. Tanda dan gejala biasanya hilang ketika anda berhenti menggunakan obat yang menyebabkan lupus jenis ini terjadi.

4. Neonatal lupus. Merupakan bentuk langka dari lupus yang berefek pada bayi yang baru lahir. Ibu degan antibody tertentu yang memiliki hubungan terhadap penyakit autoimun dapat menurunkannya pada bayi mereka –bahkan jika sang ibu tidak memiliki tanda maupun gejala penyakit autoimun tersebut. Neonatal lupus dapat hilang sebelum menunjukkan perkembangannya. Dalam kasus yang lebih serius dapat menyebabkan masalah pada sistem elektrik jantung (congenital heart block).

Penyebab (etiologi) Penyakit Lupus
Penyebab dari penyakit SLE belum diketahui dengan pasti. Selain factor keturunan (genetis) dan hormon, diketahui bahwa terdapat beberapa hal lain yang dapat menginduksi SLE, diantaranya adalah virus (Epstain Barr), obat (contoh : Hydralazin dan Procainamid), sinar UV, dan bahan kimia seperti hidrazyn yang terkandung dalam rokok, mercuri dan silica.

Hormon estrogen dapat meningkatkan ekspresi system imun, sedangkan androgen menekan ekspresi system imun. Hal ini menjelaskan mengapa SLE cenderung lebih banyak terjadi pada wanita dibanding pria. virus (Epstain Barr), obat obatan, dan bahan kimia dapat menyebabkan produksi antinuclear antibody (ANA) yang menjadi salah satu autoantibodi. Bagaimana sinar matahari dapat menyebabkan SLE masih belum dapat dimengerti sepenuhnya. Salah satu penjelasan adalah DNA yang tekena sinar UV secara normal akan bersifat antigenic, dan hal ini akan menimbulkan serangan setelah terkena paparan sinar.

Penyebab utama terjadinya SLE adalah karena produksi antibody dan pembentukan kompleks imun yang abnormal, sehingga dapat terbentuk antibody terhadap multiple nuclear, sitoplasmik, dan komponen permukaan sel dari berbagai tipe sel di berbagai system organ, dengan bantuan suatu penanda Ig G dan factor koagulan. Hal inilah yang dapat menjelaskan mengapa SLE dapat menyerang berbagai system organ.

Pembentukan antibody yang berlebihan dapat dihasilkan oleh sel limfosit B yang hiperaktif. Hal-hal yang dapat menyebabkan hiperaktifnya sel limfosit B diantaranya adalah hilanya toleransi sel imun terhadap tubuh, bahan atau cemaran dari lingkungan yang bersifat antigenic, adanya antigen terhadap sel B dari sel B lainnya atau dari antigen pesaing cells (APCs), perubahan sel Th1 menjadi sel Th2 yang kemudian memicu produksi antibody sel B, dan supresi sel B yang tidak sempurna.

Auto-antibodi yang terbentuk umumnya menyerang bagian-bagian penyusun nucleus dalam sel yang sering disebut antinuclear antibody (ANA). Pada pasien SLE dapat ditemukan lebih dari satu macam ANA, yang dapat menyerang berbagai system organ. Antibody yang terbentuk juga dapat menyerang bagian fosfolipid dari activator kompleks protrombin (antikoagulan lupus) dan kardiolipin (antikardiolipin). Antikoagulan lupus dan antikardiolipin merupakan dua antibody yang termasuk kedalam golongan antibody antifosfolipid. Beberapa antibody tersebut dapat muncul bertahun-tahun sebelum diagnosis dapat ditegakkan, namun ada juga beberapa antibody yang muncul dalam hitungan bulan sebelumnya.

Serangkaian reaksi akibat kerusakan regulasi system imun yang kemudian memacu sel B untuk memproduksi autoantibodi, pembentukan kompleks imun yang diikuti oleh aktivasi komplemen, akan menyebabkan inflamasi dan kerusakan pada berbagai jaringan serta organ.

Faktor risiko terjadinya LUPUS (SLE)
Meskipun para doker tidak mengetahui apa yang menyebabkan lupus pada banyak kasus, mereka telah mengidentifikasi faktor apa saja yang meningkatkan risiko penyakit ini, antara lain:
1. Jenis kelamin : Lupus lebih umum pada wanita.
2. Usia : Meskipun lupus dapat berefek pada segala usia, termasuk bayi, anak dan orang dewasa, tetapi lupus paling umum terdiagnosis pada mereka yang berusia antara 15 sampai 40 tahun.
3. Ras : Lupus umumnya terdapat pada ras Afrika, Hispanics dan Asia.
4. Sinar matahari : Terkena sinar matahari dapat membawa pada lupus kulit atau memicu respon internal pada mereka yang rentan.
5. Obat tertentu : Obat tertentu yang digunakan dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan drug-induced lupus. Banyak obat yang secara potensial dapat memicu lupus, sebagai contoh antara lain adalah antipsychotic chlorpromazine; obat tekanan darah tinggi, seperti hydralazine; obat tuberculosis isonoazid dan obat jantung procainamide. Biasanya membutuhkan jangka waktu penggunaan dalam beberapa bulan sebelum gejala timbul.

Terinfeksi virus Epstein-Barr
Merupakan virus yang biasanya tertidur di dalam sel dari sistem imun anda meskipun tidak jelas alasan mengapa dan apa yang membuat virus tersebut aktif kembali.

Terkena zat kimia
Beberapa studi menunjukkan bahwa mereka yang bekerja dan rentan terekspos merkuri dan silica memiliki peningkatan risiko lupus. Merokok juga dapat meningkatkan risiko mengalami lupus.

Gejala Penyakit Lupus
Lupus seringkali sulit untuk didiagnosa karena gejalanya yang mirip dengan penyakit umum lainnya, dan penyebab serta pengobatan dari penyakit itu belum diketahui dengan pasti.
Itulah sebabnya penyakit Lupus disebut sebagai "penyakit seribu wajah" karena gejalanya sama dengan gejala penyakit manapun pada umumnya. Bila penyakit ini menyerang organ jantung maka gejala penyakit akan seperti penyakit jantung. Beberapa gejala awal yang dialami pasien Lupus, antara lain sakit pada sendi dan tulang, demam berkepanjangan bukan karena infeksi, anemia, dan cepat lelah. Sedangkan gejala yang dialami pasien pada tahap lanjut penyakit Lupus, diantaranya bercak merah berbentuk seperti kupu-kupu (butterfly rash), ujung jari berwarna pucat kebiruan, kejang, sakit kepala, stroke, dan keguguran pada ibu hamil.

Apabila empat dari gejala tersebut terdapat pada seseorang maka segera periksa ke dokter. Jika tidak diketahui sejak dini, Lupus sama berbahayanya dengan kanker, penyakit jantung, maupun AIDS dan bisa menyebakan kematian. Hal itu karena Lupus dapat menyerang organ tubuh vital seseorang dengan sangat mudah, seperti jantung, ginjal, hati, paru-paru, selain itu, akibat sifat dan gejala dari Lupus yang menyerupai penyakit umum lain, diagnosa penyakit ini biasanya diperoleh setelah dokter secara bertahap mempelajari riwayat kesehatan pasien dan menggabungkan berbagai keluhan pasien.

Diagnosis
Adanya empat atau lebih dari 11 kriteria baik secara serial maupun simultan cukup untuk menegakkan diagnosis. Kriteria diagnosis untuk SLE diantaranya adalah :
  • ruam di daerah malar
  • ruam discoid 
  • fotosensitivitas 
  • ulkus pada mulut 
  • arthritis : tidak erosive, pada dua atau lebih sendi-sendi perifer 
  • serositis : pleuritis atau perikarditis 
  • gangguan pada ginjal ; proteinuria persisten yang lebih dari 0,5 g/hari 
  • gangguan neurulogik : kejang atau psikosis 
  • gangguan hematologik : anemia hemolitik, leukopenia, limfopenia, atau trombositopenia
  • gangguan imunologik : sel-sel lupus eritematosus (LE) positif, anti DNA 
  • antibody antinuclear (ANA)
Uji laboratorium
ANA positif pada lebih dari 95% pasien lupus. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui adanya antibody yang mampu menghancurkan inti dari sel-sel tubuh sendiri. Selain mendeteksi adanya ANA, juga berguna untuk mengevaluasi pola dari ANA dan antibody spesifik. Pola ANA diketahui dari pemeriksaan preparat dibawah sinar UV. Pemeriksaan ini berguna untuk membedakan SLE dari tipe-tipe gangguan lainnya.
antibody terhadap dsDNA merupakan uji spesifik untuk SLE. Gangguan reumatologik lain dapat menyebabkan ANA positif, tetapi antibody anti DNA jarang ditemukan kecuali pada SLE.
laju enap darah pada pasien SLE biasanya meningkat. Ini adalah uji nonspesifik untuk mengukur peradangan dan tidak berkaitan dengan tingkat keparahan penyakit.
uji factor LE. Sel LE dibentuk dengan merusak beberapa leukosit pasien sehingga sel-sel tersebut mengeluarkan nukleoproteinnya. Protein ini bereaksi dengan IgG, dan kompleks ini difagositosis oleh leukosit normal yang masih ada.
urin diperiksa untuk mengetahui adanya protein, laukosit, dan eritrosit. Uji ini dilakukan untuk mengetahui adanya komplikasi ginjal dan untuk memantau perkembangan penyakit.

Prognosis
Pada penyakit yang parah, resiko yang terbesar adalah iatrogenik obat, dimana akan meningkatkan morbiditas dan mortalitas. Survival pasien SLE adalah sekitar 7 % dalam 10 tahun. Survival paling rendah terjadi pada pasien bukan kulit putih, pada kelompok dengan tingkat sosio-ekonomi rendah dan pada pasien dengan keterlibatan ginjal, otak, paru atau jantung yang parah. CAD, gagal ginjal dan infeksi adalah penyebab utama kematian pada pasien SLE.

OBAT ALTERNATIF, TRADISIONAL, HERBAL ALAMI, DAN TERAPI NATUROPATHY pada PENYAKIT SLE/ LUPUS/ PENYAKIT SERIBU WAJAH 
DENGAN TAHITIAN NONI BIOACTIVE BEVERAGE
Mekanisme kerja secara ilmiah TAHITIAN NONI BIOACTIVE BEVERAGE (TNBB) mampu bekerja di tingkat molekular untuk :
1. meningkatkan dan merevitalisasi sistem kerja tubuh (self healing), bekerja melindungi, memperbaiki, mengaktifkan, meremajakan dan meregenerasi sel secara optimal.
2. Memberikan efek manfaat yang optimal serta aman dikonsumsi baik oleh wanita hamil, menyusui, bayi, anak-anak hinggak orang dewasa, yang mencakup segala kondisi kesehatan.

Peranan Tahitian Noni Bioactive Beverage (TNBB) untuk Penyakit Lupus
  • Super antioksi dan sebagai antioksidan eksogenous atau disebut juga sebagai antioksidan di dalam tubuh.
  • Imunomodulator, yaitu mengandung bahan yang dapat meningkatkan kerja komponen-komponen sistem imun.
  • Memiliki zat bioaktif utama yaitu iridoid. Zat ini bekerja di tingkat gen dan mampu memperbaiki kerusakan sel. Selain itu iridoid juga bersifa adaptogen.
  • TNBB bersifat autoimun yang dapat menormalkan sistem imunitas tubuh.
  • Sebagai anti inflamasi atau anti peradangan potensial, iridoid dapat memperbaiki kerusakan sel.
  • TNBB merupakan analgesik yang kuat (anti rasa sakit)

Terapi Supportif yang dapat di berikan adalah:
Berdoa adalah yang terbaik dilakukan sebagai sarana untuk aktivitas spiritual dalam rangka untuk menumbuhkan keyakinan.
Perbaikan Gaya Hidup menjadi keharusan agar lupus tidak sering kambuh.
Harus istirahat yang cukup.
Ketika lupus bisa dikontrol dengan baik, bekerjalah seperti biasa.
Menghindar dari paparan sinar matahari langsung, khususnya dari jam 08.00 wib pagi sampai dengan jam 15.00 wib siang.
Diet yang seimbang, harus bisa mengatur asupan nutrisi dengan baik.
Mengendalikan stres. Ini perlu dilakukan agar tercipta pikiran yang selaras

Patent terapi Tahitian Noni Bioactive Beverage sebagai pencegah dan memperbaiki penyakit autoimmunedengan baik :
a. mereduksi kerusakan selular didalam tubuh manusia
Tahitian Noni dapat me-refungsionalisasi sel yang positif, meningkatkan daya absorbsi sel terhadap nutrisi yang bermanfaat dan regenerasi seluler, menstimulasi produksi sel Limfosit T, dapat meningkatkan respon imun untuk mencegah infeksi, membunuh sel kanker atau sel yang terinfeksi virus, membersihkan radikal bebas (SAR, LPO, HPETEs), meningkatkan pertahanan terhadap stres oksidatif (kerusakan protein, karbohidrat, lipid, dan DNA tubuh) sehingga dapat mereduksi kerusakan struktur dan fungsi seluler (mencegah inisiasi/implikasi terjadinya penyakit). Intinya, paten ini menegaskan keunggulan Tahitian Noni dalam mereduksi kerusakan seluler di dalam tubuh manusia. Paten ini dapat kita lihat di WO 02/43664 A2

b.Formula Dasar dan Metode Aplikasi Morinda Citrifolia L sebagai Antiviral:Morinda Citrifolia L dapat menginhibisi dan mentritment serta prevensi terhadap penyakit yang berhubungan dengan kelebihan enzim Katepsin, Peptidase HIV-1 dan enzim NF-kB. Sebagai manajemen infeksi AIDS, Kanker, Autoimmune dan Degenerative. WO/2007/064601

c. Komposisi Dasar Morinda Citrifolia L, untuk Mentritmen Penyakit Inflamasi dengan cara menginhibisi COX-1, COX2, Interleukin -1, interleukin -6, TNF-a, HLE dan iNOS : Morinda Citrifolia L sebagai preventive dan tritmen penyakit Inflamasi, termasuk penyakit Infeksi, kanker kulit, nekrosis tumor, arthritis rheumatoid, sirosis alkoholik, lupus erithematosus, karsinoma, infeksi mikroba, parasit, crohn, emfisema pulmonal, kistik fibrosis, bronkhitis kronis, sindrom distres respirasi akut (ARDS), glomerulonefritis, Iskhemia serebal, syok septik, disfungsi miokadium, dan gangguan curah jantung) WO/2007/076024


d. Metode dan Komposisi Morinda Citrifolia L untuk Mentritmen Gangguan Dermatologi : mencakup kulit kering, ketombe, kutil, jerawat, kerapuhan rambut, infeksi kuku, kertosis, psoriasis, eksim, pruritus, noda penuaan, kurang lembab, vena laba-laba, purpura senil, lentiginis, melasmas, guratan kulit, bisul, mengkerut, atrofi, impetigo, lesi prakanker, hiperpigmentasi, hiperkeratotik dan inflamasi dermatosis USPTO 20030091666

Monday 1 December 2014

Hari AIDS Sedunia

INGAT !!! Jauhi Penyakitnya BUKAN orangnya...